Sang Penjaga Kubur

4.9K 83 2
                                    

"Aku udah kangen banget sama kamu Han. Pengen banget ngentotin pantat mu yang semok itu." Udin lalu melepaskan celana Farhan dan setelah itu ia membalikan tubuh Farhan hingga pantat Farhan sudah menungging sempurna.

"Haahhhh... baunya enak banget Han... aku jilatin yaa.." Tanpa menunggu jawaban dari Farhan, Udin langsung membenamkan wajahnya di belahan pantat Farhan dan menjilati lubangnya.

"Udin ahhh enak banget lidah kamu Din ahhh jilatin sampe basah ahhh..."

Farhan sudah lama tidak merasakan lidah Udin di pantatnya. Rasanya sungguh nikmat sekali. Apa lagi Udin memiliki lidah yang sama panjangnya dengan Adit. Seluruh keluarga Mbah Seno memiliki lidah yang sangat panjang.

"Oh iya, Udin kamu dapet barang yang aku minta?" Farhan lalu teringat tentang permintaannya kepada Udin saat dirinya menelepon ingin mengabari kalau Adit akan ke desa selama 3 bulan.

"Udah lah. Udah aku siapin sejak tadi pagi. Kamu mau minum sekarang?" Udin masih menjilati lubang Farhan yang sangat sempit.

"Iya, sekarang aja. Udah kepengen banget aku."

Udin lalu langsung bangkit dan menuju lemarinya. Setelah ketemu, Udin lalu memperlihatkan satu botol penuh berisi cairan berwarna puting keruh. Udin langsung menyerahkan botol itu kepada Farhan.

"Nih, dapet satu botol penuh." Udin lalu duduk di ujung ranjang di sebelah Farhan yang tengah mengamati botolnya itu.

"Banyak banget Din, bisa hamil aku kalau sebanyak ini. Hahaha..." Canda Farhan.

"Ya udah sini, biar aku aja yang hamilin kamu."

"Bentar, aku mau cicipi ini dulu." Hendra lalu membuka tutup kayu di botol itu dan bau menyengat cairan itu langsung menyeruak.

"Haahhh enak banget baunya..." Farhan menghirup bau cairan itu dalam-dalam. Entah kapan terakhir kali Farhan meminum ini.

"Sini biar aku suapin. Nanti kamu nimun dari mulut ku aja." Udin lalu meraih botol itu dan memasukannya ke dalam mulutnya sebanyak satu tegukan.

Setelah itu, ia berdiri di depan Farhan dan menangkup rahang Farhan agar membuka dan menerima cairan itu. Farhan yang mengerti lalu membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, bersiap untuk menampung cairan itu lalu meminumnya hingga habis.

"Ahhh aaaa..."

Udin langsung memuntahkan cairan itu ke dalam mulut Farhan. Cairan itu bercampur dengan ludahnya langsung memenuhi mulut Farhan. Dengan sekali teguk, Farhan langsung menelan cairan itu dalam sekali tegukan.

"Ahhh enak banget Din, aku mau lagi..." Farhan ketagihan meminum cairan itu.

"Dengan satu syarat. Aku mau entot kamu dulu..." Dan Farhan langsung setuju.

Mereka berdua langsung ngentot di kamar Udin selama lima belas menit. Mereka main cepat karena bahanya jika Adit pulang dan memergoki mereka. Udin menggunakan cairan itu sebagi pelumas untuk mengentoti lubang Farhan yang sempit.

Setelah Crot, Udin lalu memasukan cairan itu kedalam lubang anusnya dan meminumkannya kepada Farhan melalui lubang anusnya. Mereka berdua melakukan itu hingga cairan kental putih di botol itu benar-benar habis. Setelah selesai, mereka berdua langsung mandi agar bau menyengat dari cairan itu tidak menyebar hingga ke hidung Adit.

Farhan benar-benar menyukai cairan putih itu. Walaupun rasanya sedikit berbeda, tapi Farhan masih menyukainya karena cairan itu masih cairan yang sama seperti cairan yang setiap hari Farhan minum. Ia akan membawanya satu untuk dibagi kepada Bram.

Ada yang tahu cairan apa itu?

.

.

Adit sudah sampai di kadang kuda kakeknya. Di sana ada lima kuda yang sedang bermain satu sama lain. Akan tetapi, ada satu kuda yang terlihat lemas dan hanya berbaring di dalam kandang. Kalau tidak salah, itu adalah satu-satunya kuda betina yang kakeknya miliki.

Sang Penjaga KuburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang