Sang Penjaga Kubur

5.4K 86 1
                                    

"Semua itu berlangsung sampe ayah lulus SMA dan akhirnya dapet beasiswa dan ayah langsung ke kota buat kuliah. Karena ayah udah jauh sama orang itu, kehidupan ayah mulai berubah. Ayah cuma fokus kuliah biar punya kerjaan yang bagus dan nggak perlu balik lagi ke desa itu. Sampe akhirnya ayah bertemu sama ibu kamu dan ayah nikahin ibu kamu. Sampe ayah punya anak kamu, hidup ayah bahagia banget Dit. Punya istri cantik, anak ganteng kayak kamu, seakan ayah udah bahagia sampe ayah lupa sama kehidupan ayah yang dulu."

"Tapi sayang banget, ibu kamu malahan koma setelah kecelakaan mobil. Ayah depresi banget karena ibu kamu koma dan kamu juga sibuk kuliah. Ayah di rumah sendirian cuma bisa kerja lalu pulang langsung mabuk. Dan sampelah ayah bertemu sama om Bram di bar. Dan om Bram udah menjadi obat buat ayah untuk kembali hidup lagi. Walaupun hidup kayak ayah kecil dulu. Ayah nggak tahu lagi harus gimana. Ayah bingung Dit." Fahran terbawa emosi lalu mulai meneteskan air matanya.

Adit yang melihat itu langsung memeluk ayahnya untuk menenangkan ayahnya. Ternyata benar ayahnya adalah korban kekerasan seksual anak. Nggak salah jika ayah menikmatinya karena memang sejak awal, ayahnya itu sudah terjerumus sangat dalam. Adit merasa sangat bersalah karena memperlakukan ayahnya dengan buruk.

"Ayah maafin Adit yahh, Adit nggak tahu kalau hidup ayah sesulit itu. Maafin Adit yahh..." Adit lalu menangis dan ayahnya juga semakin menangis.

"Maafin ayah juga Dit, ayah nggak bisa jadi ayah yang baik buat kamu." Fahran tidak bisa menahan air matanya lagi.

Adit melihat ayahnya yang sekarang ini, ia sangat kasihan. Kehidupan ayahnya sangat keras bahkan sejak kecil, bebanding terbalik dengan kehiudpan Adit yang sangat mudah berkat semua kerja keras ayahnya. Seharusnya Adit tahu diri sebagai seorang anak. Jika Adit tidak bisa membanggakan ayahnya dengan prestasinya yang biasa-biasa saja, mungkin Adit bisa membahagiakan ayahnya dengan cara lain.

"Ayah sini yah, pindah ke kursi belakang." Adit lalu berpindah ke kursi belakang dan menarik ayahnya untuk ikut.

Mereka berdua lalu duduk di kursi belakang mobil dengan Farhan yang masih terisak. Adit lalu menangkup wajah ayahnya dan melihat wajah tampan ayahnya yang sedang menangis, entah kenapa bagi Adit itu sangat menggemaskan.

"Ayah jangan nangis ya yahh, Adit sama sekali nggak malu punya ayah yang hebat. Adit sadar kalau sebenernya ayah Adit adalah ayah terhebat di dunia." Adit lalu mengusap air mata ayahnya dan berusaha menenangkan ayahnya itu.

"Maafin ayah Dit..." Ucap Farhan terisak.

"Iya yah, Adit nggak marah lagi sama ayah. Adit ngerti kok."

"Adit juga bukan anak yang berbakti buat ayah, tapi Adit pengen membahagiakan Ayah dengan cara Adit sendiri." Adit menatap wajah ayahnya dengan serius dengan senyum tampannya.

Tubuh gagah Adit lalu merangkul ayahnya dan memeluk ayahnya itu. Tubuh Adit memang tidak sekekar Farhan, tapi Adit adalah pria yang gagah untuk seusianya. Adit bisa mendominasi ayahnya yang tubuhnya lebih besar dari Adit. Sedangkan tinggi mereka berdua hampir sama, hanya saja Adit sedikit lebih tinggi.

"Mulai sekarang ayah suka kan sama laki-laki?" Tanya Adit halus. Farhan mengangguk sambil membenamkan wajahnya di dada Adit.

"Berhubung Adit juga laki-laki yah, Adit bisa kan buat ayah bahagia lagi?" Farhan lalu menatap wajah anaknya yang tampan dengan rasa bingung.

"Maksud kamu Dit?" Tanya Farhan penasaran.

Adit lalu melepaskan pelukan ayahnya dan mengambil jarak untuk melucuti seluruh pakaiannya. Mulai dari celana dalam hingga bajunya sudah Adit tanggalkan. Sekarang ini tubuh Adit sudah telanjang bulat dengan kontol panjangnya yang masih tertidur. Ia merentangkan tangannya ke ayahnya.

Sang Penjaga KuburTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang