(9) Happiness I'm Comingg!

255 29 5
                                    

Hai hai!
Sorry banget bagi yang nunggu cerita ini, itupun kalo ada yang nunggu wkwk!
Ehm, sorry buat yang setia dan masih membaca, karena aku nggak pernah update selama berbulan-bulan. Itu karena aku, lupa sama cerita yang aku buat, malah fokus sama game!
So! I'm so sorry!

And ini dia Chapter 9 nya!
Happy reading!

______

Kereta kuda bangsawan dengan lambang kristal es yang tertusuk pedang itu, berhenti di sebuah gerbang besar yang menjulang tinggi. Ada banyak kereta kuda yang lain, dengan berbagai macam lambang dari berbagai bangsawan.

Corak keemasan yang mendominasi gerbang di depan Valerie menambah kesan mewah yang menawan. Valerie keluar dari kereta kudanya di bantu oleh Count Avant.
Ada banyak anak seumurannya disini, dari berbagai golongan dan daerah yang berbeda.

Valerie menatap kagum sekeliling. Setelan gaun berwarna hitam dengan gradasi biru langit, melekat sempurna di tubuhnya. Beberapa pasang mata, bahkan menatapnya semenjak ia keluar dari kereta.

"Wahh!"

"Astaga. Cantik sekali!"

"Itu tuan Putri Anne dari Inggrevada."

Valerie yang mendengar hal itu, langsung menoleh ke sumber suara. Sosok gadis berambut coklat, dengan netra hijau cerah, terlihat keluar dari kereta kudanya. Dan dibantu oleh laki-laki dengan rambut dan netra sama persis dengan Anne. Itu Allion!

Annette Remizia de Trierweiler. Salah satu dari beribu sebab  dan pelopor semua kesengsaraan Valerie semasa kecil. Gadis itu cantik, licik, dan jika ia berada di dunia Aisafa, maka gadis itu pasti akan menjadi Aktris yang hebat. Drama-drama menjijikkan yang dibuatnya dahulu, membuat Valerie bergidik ngeri membayangkannya.

Gadis itu berjalan lenggok menggunakan sepatu hak nya. Memamerkan lekuk tubuhnya maupun kecantikannya. Menyapa para orang tua bangsawan-bangsawan yang ia kenali. Sebagai basa-basi yang sudah basi.

Kereta kuda yang lain mulai berdatangan, ada banyak para Pangeran dan Putri maupun bangsawan yang sudah hadir. Fokus orang-orang sudah bukan lagi tertuju pada Anne. Karena ada banyak orang-orang berpengaruh yang melebihi popularitasnya.

Gerbang Akademi yang perlahan terbuka berhasil mengubah arah pandang semua orang. Termasuk Valerie. Jika gerbang telah di buka, maka berarti Tes akan segera di mulai dalam 30 menit.

Para remaja-remaja seumurannya, terlihat tengah bergegas berpamitan kepada orang tua maupun orang terdekatnya. Ada juga beberapa yang tidak sabaran langsung melesat masuk ke arah gerbang. Termasuk Anne. Gadis itu terlihat tak sabaran, dan berlari kecil menuju gerbang seraya mengangkat gaun mewahnya.

Ide jahat tiba-tiba terlintas di benaknya. Dengan suara pelan, Valerie merapalkan sebuah mantra.

"Ramostie Colycus."

"Srek!"

"BRAKK!"

"AKKKHH!"

Valerie menahan tawanya mati-matian agar tidak meledak. Anne yang sedang berlari kecil dengan sepatu haknya, langsung tersungkur karena mantra serangan tingkat lemah yang Valerie gunakan.

Semua yang berada di sekitaran Anne terlihat shock. Allion langsung berlari menghampiri adiknya. Membantu Anne dengan wajah yang sudah memerah. Antara marah dan malu.

"Anne! Kau tidak apa?" Allion dengan sigap mengulurkan tangannya.

Anne bangun dengan perlahan. Gaun mewahnya sudah kotor, terkena tanah. Beberapa bagian tubuhnya juga ikut kotor. Termasuk mukanya.

Beberapa orang terlihat menahan tawanya. Sementara Anne menatap sekeliling dengan muka memerah.

"KATAKAN! SIAPA DIANTARA KALIAN YANG MELAKUKAN HAL INI!!" Gadis dengan rambut coklat madu itu berteriak kencang.

Happines, I'm Comingg!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang