PART 28 - ANOTHER TRAP

110 42 180
                                    

Jujur saja Sotha dan Hiro agak gemetaran ketika menyusun rencana ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur saja Sotha dan Hiro agak gemetaran ketika menyusun rencana ini. Sebuah rencana rahasia demi melancarkan jebakan-jebakan lainnya terhadap Zoe Sachi. Tentu saja mereka takut setengah mati ketika Ayah dan Ibunya menangkap basahnya.

Tapi tentu saja segalanya dapat diantisipasi dengan menjadwalkan segalanya ketika akhir pekan, saat Ayah dan Ibunya memutuskan untuk menyelesaikan akhir pekan mereka di Kyoto.

Agaknya konsep matang penuh perhitungan itu akan dijalankan sepulang sekolah di hari Sabtu, saat sekolah hanya berlangsung setengah hari. Sialnya Sachi tak semudah itu dibujuk.

Keheranan yang terpampang nyata pada diri Sachi terus-terusan menyerang Hiro, dan nyaris saja membuat nyali laki-laki itu menciut. Padahal pagi ini, ia dan Sotha telah saling mengokohkan tekad untuk mewujudkan misi itu.

Kiranya penyebab masuk akal lainnya semakin menambahkan keyakinan tersendiri bagi benaknya dan Sotha untuk tidak menggoyahkan niat terselubung mereka. Contohnya, semenjak hari di mana Sachi mewujudkan keinginannya dalam membuatkan makanan pertama kali untuknya.

Setelah itu, matanya jelas-jelas menjumpai gadis itu yang beberapa kali mencoba untuk menenggelamkan diri di dapur. Berkutat dengan bahan-bahan makanan, dan peralatan memasak. Ironisnya, ia masih enggan mengakui bahwa ia ingin kembali menekuni impiannya.

Melihat itu, Sotha pun sangat berterimakasih kepada Hiro karena mampu mendesak Sachi untuk kembali ke dapur. Oleh karena itu dengan senang hati, ia membantu Hiro dalam menyiapkan rencana demi menjebak Sachi untuk kembali menekuni impiannya.

Asal tahu saja, tak ada kata menyerah bagi Hiro dalam membuat gadis itu kembali memenuhi dirinya dengan impian dan harapan masa depannya. Alih-alih ia tak masalah meskipun Sachi melupakan perasaannya terhadapnya, walaupun itu cukup membuatnya kacau.

Tapi Hiro tak akan rela ketika gadis penuh mimpi itu berubah dalam beberapa hari menjadi tak memiliki impian.

Terkadang Hiro berpikir, bahkan mungkin melebihi Sachi sendiri. Bagaimana jika kelak kepingan memori Sachi kembali melekat pada otaknya, namun nyatanya ia telah kehilangan banyak waktu untuk mewujudkan impian dan harapan masa depannya.

Mungkinkah gadis itu akan sangat hancur? Sebelum Sachi mengalaminya, Hiro akan mencegah itu terjadi.

Dengan seragam sekolah yang masih melekat, dan ransel super besar yang ada dipunggungnya, ia mencoba mempengaruhi Sachi supaya menyetujui untuk bergabung dengannya pergi ke stasiun Shinjuku, padahal untuk kembali pulang ke rumah cukup hanya berjalan kaki.

Lautan manusia yang berusaha Hiro tembus di stasiun tersibuk di Jepang, semakin membuat Sachi resah. Merasa tak tersisa setitik pun kesabaran, gadis itu menahan langkahnya secara tiba-tiba, "Hiro-kun, coba katakan kita akan ke mana," desaknya.

Penyesalan akibat tak memastikan lebih banyak pada laki-laki itu sebelum ia memutuskan untuk menerima ajakan Hiro pun tiba.

Detik itu Hiro menyentak tubuhnya demi berbalik dan bertemu pandang dengan Sachi. "Ke sebuah tempat yang akan membuat impianmu kembali dalam genggamanmu," jawab Hiro untuk yang kesekian kalinya.

The Light Start at 18yo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang