"Aku mendapatkannya."
Jeongin menaikkan sebelah alis tatkala Beomgyu tiba-tiba saja datang ke flatnya dan masuk tanpa sempat ia persilakan lebih dulu. Dengan perasaan separuh bingung, Jeongin menutup pintu flatnya kembali sebelum memilih duduk di sofa sebelah Beomgyu yang kini tengah berkutat dengan laptopnya. Mengetikkan sesuatu yang Jeongin sendiri tidak tahu entah apa, sampai pemuda bermarga Choi itu mengeluarkan sebuah hardisk dari saku jaketnya untuk dihubungkan dengan laptop yang ia bawa.
"Ada apa sih—"
"permintaanmu," Beomgyu menoleh, "kak Soobin berhasil mendapatkannya."
"Sungguhan?!" Jeongin terperangah melihat deretan folder yang kini terpampang di layar laptop Beomgyu. Ia pikir kekasih sahabatnya itu enggan membantunya mengingat sudah lebih dari dua minggu sejak ia memohon pada Beomgyu untuk mencari tahu berbagai informasi perihal Hwang Hyunjin.
Beomgyu terkekeh pelan, "mau tahu dari yang mana dulu, Jeo?"
Jeongin melirik Beomgyu dan laptopnya bergantian, kemudian ia tampak berpikir keras. "Bagaimana kalau dari sesuatu yang Hwang Hyunjin sukai?"
"Hm," Beomgyu mengangguk, terlihat sangat santai. Iapun berdehem pelan sebelum jemarinya kembali menari di atas keyboard. "Di sini tertulis bahwa Hwang Hyunjin sangat mencintai seni. Oleh karena itu, hampir seluruh tubuhnya kini dipenuhi tato—"
"Itu sih aku juga tahu."
Jeongin menyahut sekenanya, menjadikan raut terkejut tak terelakkan dari paras atraktif Beomgyu. Manik kembarnya memicing skeptis dengan sudut bibirnya yang terangkat naik. "Memangnya kau pernah melihat Hwang Hyunjin telanjang?"
Tanpa sadar, semburat merah muda menjalar di kedua pipi Jeongin. Pemuda itupun lekas menggelengkan kepalanya dramatis. "Memang benar, tapi itu tidak seperti apa yang ada di kepalamu sekarang, Gyu!"
"Iya, iya. Tidak perlu sampai salah tingkah begitu dong!" Beomgyu tergelak puas sebelum kembali menekan tombol page down, menciptakan dengusan malas dari Jeongin. Kali ini layar laptopnya menampilkan potret studio lukis beserta buku yang berisikan presensi murid. "Omong-omong, Hwang Hyunjin juga gemar melukis. Lihat ini! Namanya pernah terdaftar sebagai peserta kelas lukis saat masih SMA, namun ia hanya pernah datang dua kali ke sana."
Sebelah alis Jeongin terangkat naik, "Kenapa begitu?"
"Well, di sini tertera bahwa orang tuanya menentang hobinya itu." Jelas Beomgyu. Pemuda itu pun tampak berpikir sejenak sebelum kembali berujar, "mungkin ini agak terdengar ofensif untukmu, Jeo. Akan tetapi, Hwang Hyunjin itu anak tunggal dari keluarga Hwang generasi keenam dan digadang-gadang sebagai pewaris masa depan Hwang Electronics. Ibundanya, Hwang Sunmi, tidak suka karena menganggap pekerja seni itu tidak memberi keuntungan bagi perusahaan keluarga mereka yang sudah menggurita."
"Ah! Karena wanita itu rupanya." Jeongin menghela napas kasar sembari mendesis kesal, agaknya ia terpelatuk mendengar ucapan Beomgyu barusan. "—lanjutkan!"
Beomgyu mengangguk, menuruti perintah Jeongin meski dalam benaknya masih dihinggapi oleh ribuan tanda tanya, sebab ia tak mampu untuk menebak isi kepala dari sahabatnya. Sampai di mana pemuda itu tertegun selama beberapa sekon, memperhatikan deretan kalimat berbahasa inggris dengan potongan gambar yang ia duga berasal dari rekaman CCTV sebuah gedung.
"Yang ini agak mengejutkanku," Beomgyu berujar ragu. "Ternyata Hwang Hyunjin seorang pria penyuka dunia malam. Selama lima tahun menetap di Australia, ia kerap kali pergi clubbing dan mengunjungi kasino. Yang menarik, ia juga pandai bermain blackjack... sepertimu."
Jeongin terkekeh renyah mendengar penjelasan Beomgyu, lantas meminta Beomgyu untuk memperbesar salah satu potret hasil tangkapan CCTV yang memperlihatkan sosok Hyunjin di dalam sebuah kasino. Pemuda itupun bergumam antusias, "Aku jadi ingin melihat langsung sehebat apa kemampuannya di atas meja blackjack."
KAMU SEDANG MEMBACA
Underlying Causes [hhj+jyi]
Fiksi PenggemarYang Jeongin memang tidak bisa mengendalikan dunia. Akan tetapi, ia menggenggam Hwang Hyunjin yang punya segalanya. ⚠ BxB, Boys love. BAHASA || Series ©Minkyway.