( 3 ) Sisi Gelap Jerriko

48 2 0
                                    

•••

Pagi ini aktivitas mengeringkan rambut Jerriko dengan hairdryer. Pria itu sudah lengkap dengan stelan jasnya, dan lihat wajah Serena kantung matanya sudah seperti panda ia baru pulang sekitar pukul 3 malam tadi, dia baru tidur 3 jam kini harus merawat pasien manja didepanya.

" AAA PANAS SERENA ! KAU SENGAJA YA " hairdryer itu malah tidak sengaja menempel dikening Jerriko akibat kantuk yang tak tertahan, Serena langsung berputar melihat lebih dekat kening mulus itu rasa kantuknya langsung hilang berubah dengan perasaan khawatir, Serena menghembuskan nafasnya pelan syukurlah tidak terjadi apa apa.

" iya iya maafkan aku " Serena menyesali kecerobohanya.

" Kau sengaja kan, kau malas dengaku kan mangkanya hairdryer itu di keningku " keduanya saling melayangkan tatapan tajam tanda perperangan.

" Jika iya kenapa kau takut aku bunuh hah ! kucekik kau " Wajah horor Serena kini terlihat jelas tangan halus itu bertengger di leher Jerriko seolah akan menyekik pria itu.

" Serena, jangan macam macam kau " Serena semakin dekat wanita itu ingin tertawa melihat wajah panik Jerriko, jemari Serena malah mengelitik leher Jerriko wanita itu tertawa puas saat Jerriko tidak tahan kegelian.

" SERENA HENTIKAANN " Pria itu berteriak menjauhkan kepalanya, sedangkan Serena dia malah tertawa tak henti. Menjahili Jerry sepertinya sangat seru menurutnya.

kringgg

Keduanya menoleh ke meja didepanya ponsel itu berdering, tertera nama mama dipanggilan itu. Dengan kesal Jerriko masih menatap tajam Serena. Serena menjulurkan lidahnya seolah mengejek.

Mama is calling

" Pagi anak mama "

" Pagi ma, bagaimana kabar mama disana "

" Astaga kau sudah rapi, pasti berkat Serena ya biasanya kau masih molor dan pergi kekantor pukul 8 hahaha "

Gelak tawa terdengar melalui panggilan vidio itu, Jia dengan wajah cerianya pasti akan mengikuti agenda kegiatan hari pertama, Serena yang ada dibelakang menyapa wanita paruh baya itu dengan sopan.

" Serena bagaimana sayang tidak begitu susah kan merawat Jerriko ?" Senyum tulus itu terlihat di layar ponsel Jerriko.

" Eh tidak kok bu Jerriko sangat baik" Serena tersenyum getir, dan Jerriko yang mendengar itu sangat ingin tertawa keras di samping telinga Serena, pria itu tahu Serena sangat kesal saat menghadapi tingkahnya.

"Yasudah ya nak, mama seneng kalau gitu bye sayang mama ada meeting nih" Selesai nerkata seperti itu panggilan itu terputus dan terdengar dengusan Serena.

"Ayo berangkat nanti kau telat " Serena langsung mendorong kursi roda itu menuju luar ruangan.

" Aku bosnya jadi kapan saja aku bisa berangkat " Serena memutar bola matanya malas dasar sombong.

•••

"Hati hati mang ujang " Serena melambaikan tangan, wanita itu baru saja mengantarkan Jerriko sampai pria itu masuk dan duduk di samping mang ujang didalam mobil porshce berwarna putih, tenang yang menyetir tentu mang ujang.

" Kok mang ujang sih ser kan harusnya aku yang kau ..."

"Bawel dasar kodok " Belum selesai perkataan Jerriko selesai tapi sudah dipotong Serena, mang ujang mendelik mendengar itu. Selama bekerja dirumah itu Jerriko itu irit bicara, biasanya pria itu akan bekerja pukul 8 pagi, mang ujang yakin ini masih pukul 7 tapi tuanya sudah rapi. Jerriko juga setelah terkena musibah kecelakaan itu menjadi sangat sensitif bahkan sering tidak mau sarapan atau makan malam. Tapi kemarin malam dan pagi tadi Serena dapat membujuk pria dewasa itu untuk makan, hebat ia harus lapor ke nyonya besar.

MY FAVORITE NURSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang