(7) Ruam amarah

14 3 0
                                    


▪︎▪︎▪︎

" Iya iya aku akan kesana" Pagi ini Jerriko  disuguhkan dengan suara Serena yang sedang asyik bertelponan sambil memasak nasi goreng untuk sarapannya.

" Astaga kau merindukanku, tidak aku mungkin free hari ini " Jerriko semakin mendekatkan kursi roda ke meja makan sambil mendengar Serena yang sedang tersenyum sendiri membelakanginya. Wanita itu bahkan masih memegang spatula untuk memasak.

" Pasti boleh, aku kan belum mengajukan cutiku ajak Kevin juga ya " Mendengar nama Kevin terucap dari bibir Serena, Jerriko yang mendengar langsung membuang muka mendengus kesal seraya  mengepalkan tangan, rasa kesal merambati dirinya.

" Ekhem " suara Jerriko membuat serena menoleh kebelakang dan segera menyimpan ponselnya.

" Kau sudah bangun, ini ada nasi goreng sarapan dulu ya " Wanita itu lantas bergegas menggambilkan piring dan menata nasi goreng diatas piring dengan cekatan.

Jerriko menelisik penampilan Serena pagi ini bajunya terlihat rapi, rambutnya pun diikat dengan pita sebagai pemanisnya. Sial kenapa sudah cantik saja pagi - pagi begini mau kemana dia. Jangan lupa wajah sumringah wanita itu terlihat sangat bahagia. Apa karena akan bertemu orang yang ada ditelepon tadi?

" Aku izin keluar bersama temanku ya setelah ini " Serena duduk disebrang berhadapan langsung dengan Jerriko yang mulai menyuapkan nasi goreng buatan wanita itu.

" Tidak !" Jerriko menolak mentah mentah permintaan Serena. Pria itu memasang wajah ketus sambil mengunyah makananya perlahan.

" Loh hari ini kan libur,jer plis yaa aku bosan disini terus " Jerriko mengedihkan bahunya acuh tampak tidak peduli.

'HUEK '

'Uhuk -uhuk'

" Jerriko! kau baik baik saja " Dengan cepat Serena berdiri menghampiri pria itu sambil menepuk punggung Jerriko pelan, tangan kananya menyodorkan gelas berisi air putih.

" Apa kau sakit, pelan pelan  Jerry " Serena berusaha menepuk punggung Jerriko pelan, namun ditepis langsung oleh Jerriko.

" Awas tanganmu " suara Jerriko keluar begitu pelan, tanganya menutupi mulut.

"Minum sebentar ya, astaga kau sampai berkeringat ayo kekamar dulu " Serena panik Jerriko begitu lemas karena tersedak, Jerriko semakin membuatnya takut kala pria itu memutar kursi rodanya yang otomatis dan pergi meninggalkan Serena sendiri.

" Jerriko aku buatkan bubur ya " teriak Serena khawatir.

Tak ada jawaban sama sekali pria itu terus memencet monitor kursi roda sampai ke kamar dan tidak menoleh sedikit pun pada Serena.

" Huh apa dia merajuk" Serena mendengus kesal tapi dengan segera ia menyiapkan bubur dan susu agar Jerriko bisa sarapan. Wanita itu melihat baru beberapa suap nasi goreng yang di makan, karena porsi makan Jerriko sedari dulu 2 kali lipat dari orang normal.

•••

Sementara itu di teras kamar Jerriko, pria itu tengah melamun sambil tersenyum puas. Tadi itu hanya akal akalanya sendiri agar Serena khawatir padanya dan tidak meninggalkanya di rumah.

" Enak saja pergi saat aku libur haha " Jerriko terus terusan tertawa mengingat kelakuanya.

"Panik tidak ? hahaha" Jerriko terus terusan bergumam pasti Serena saat ini panik dirinya merajuk.

" Padahal nasi goreng buatanya sangat enak, andai saja tidak saat akting akan kuhabiskan sial " Mengingat masakan Serena didalam hatinya ada rasa sedikit bersalah, sungguh entah kenapa hatinya sangat tidak suka dengan percakapan Serena tadi saat menjawab telepon apalagi menyebut nama pria lain.

MY FAVORITE NURSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang