(6) Nano nano cinta

27 3 0
                                    

•••

" Astaga apa ini darah untuku " Jerriko menatap segelas jus ceri disamping sarapanya, sambil menggoyangkan isi gelas dengan pelan.

Serena memutar bola matanya malas mendengar kalimat Jerriko, pagi ini Serena sudah rapi dengan setelan jas dan kulot putih. Pagi tadi Jerriko merengek agar Serena ikut bekerja bersama pria itu, dengan alasan badanya sedikit tidak enak Jerriko takut akan pingsan saat bertemu klien. Tentu itu hanya omong kosong agar pria itu bisa selalu bersama Serena.

" Itu jus ceri, semoga membantu insomiamu jangan bekerja sampai larut malam, kondisimu belum stabil kalau semakin parah bagaimana? "

Jerriko yang mendengar itu mengigit bibirnya pelan menahan senyum yang hampir muncul dibibirnya. Sungguh Jerriko merasa perutnya dihinggapi banyak kupu - kupu.

" Kalau semakin parah kan ada kau yang akan merawatku " Jerriko perlahan menyuapkan ayam katsu yang dibuat oleh serena.

" Aku malas merawat pasien cerewet sepertimu " Serena duduk disamping Jerriko sambil memakan roti.

" Sialan " Hampir saja Jerriko tersedak mendengar ucapan Serena. Kapan lagi Jerriko mendapat perawat yang memiliki mulut cabai seperti Serena.

----

" Perkenalkan saya Altino bisa dipanggil Tino, saya sudah bekerja sebagai sekertaris pak Jerriko sejak lama, mungkin sama dengan lamanya perusahaan ini berdiri, oh iya saya juga sekertaris pertama dan terakhir bos iyakan , dan bos sendiri sudah saya anggap abang tersayang " Altino melayangkan tanganya hendak menjabat tangan kepada wanita yang ada disamping bosnya. Pria itu memberikan senyum terbaik miliknya agar terlihat sebagai pria yang keren. Namun , Jerriko yang melihat tangan Altino terkejut bisa bisanya kampret sialan itu ingin berjabat tangan dengan Serena.

" Oh iya saya Serena" Tangan Serena hendak membalas jabatan tangan Altino tapi langsung ditarik oleh Jerriko yang kini melotot ke sekertarisnya.

" Tidak usah tebar pesona bocah tengik " Jerriko menatap tajam Altino yang cengingisan.

" Sorry bos hehe " Pria itu menyengir kuda, meskipun ia di panggil bocah tengik oleh Jerriko. Altino sudah biasa mendengar itu, mendapat panggilan khas hewan kebun binatang pun sudah ia alami.

"Altino itu hasil pemungutan remaja yang jadi korban tipu COD Ps dulu" Jerriko menggerakan kursi rodanya dengan monitor untuk memasuki ruanganya, dengan cepat dua orang yang tengah berdiri menyusul perginya Jerriko.

" Boss jangan cerita yang itu dong " Altino merengek tidak terima Jerriko mengungkit masa lalu memalukanya. Bagi Altino ditipu COD PS adalah titik buruk terendah hidupnya harga dirinya sangat terluka karena hal itu, jadi Altino sangat membencinya. Uang jajan yang diberi neneknya dan ditabung sangat lama melayang karena PS palsu sehingga membuatnya menangis ditrotoar taman dekat rumahnya.

Untung sekali saat itu dia bertemu dengan Jerriko, namun saat itu Jerriko sedang frustasi pemuda itu kebobolan data untuk salah satu sistem yang akan di luncurkan pertama kali, tapi takdir sudah menggariskan keduanya Jerriko yang awalnya kasihan mengajak Altino bergabung bersamanya yang saat itu belum punya apa apa namun, tak lama perusahaan Jerriko berkembang pesat karena ketekunanya, begitulah kisah keduanya sudah bertahun tahun Altino bersama Jerriko jadi banyak tahu tentang bosnya itu kecuali kisah cinta yang benar benar tidak ada celah untuk Altino bertanya.

" Oh iya bos wajahmu hari ini terlihat sangat berseri dan segar, tidak seperti terakhir kali aku melihatmu " Altino berucap sedikit menunduk disamping telinga Jerriko. Tak hanya itu Altino menyipitkan matanya untuk melihat Jerriko dengan teliti. Hal itu mampu membuat Jerriko bergidik ngeri dan merinding.

MY FAVORITE NURSE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang