Chapter 3

5 0 0
                                    

Jinho menggendong Ara sampai di kamar cottage Ara dan kemudian mendudukkan Ara di kasurnya.

Hari ini mereka baru bertemu dan sudah ada begitu banyak kejadian tidak di duga.

Ketegangan dan kekakuan sangat terasa di kamar itu. Ara yang tidak begitu pandai berbicara dengan orang baru dan Jinho yang merasa Ara tidak nyaman dengan kecelakaan ini.

Jinho kemudian mengambil koper Ara, mendekatinya dengan Ara.

"Ambil baju ganti mu. Ganti baju dulu aku akan kembali lagi." Kata Jinho dan keluar dari kamar.

Ara sangat tidak mengerti apa yang terjadi hari ini, kenapa begitu banyak kejadian hari ini yang membuat Ara sangar pasrah dibantu dengan Jinho.

Belum lagi nampaknya Jinho adalag seorang yang sangat kepo. Dia suka bertanya. Ara sangat risih yang seperti itu.

Tapi karena Ara sudah berniat untuk berubah, Ara harus memaksakan dirinya untuk melakukan hal-hal yang tidak biasanya dia lakukan.

Dengan susah payah, Ara mencari baju gantinya. Dan berganti baju.

Ara baru saja selesai menghapus makeup-nya ketika Jinho kembali.

"Maaf ya aku langsung masuk, lagi pula kamu kan gak bisa bukain pintu." Katanya sambil tersenyum dan menaruh plastik penuh makanan di meja makan.

Melihat Ara terduduk di lantai setelah menghapus makeup-nya dia menghampiri Ara dan berjongkok di hadapan Ara.

Ara sangat kaget karena dia begitu dekat dengan Ara. Dalam posisi seperti ini, Ara terasa sangat kecil di hadapan bahu lebar Jinho.

Tiba-tiba Jinho menggendong Ara dan Ara otomatis memeluk leher Jinho karena takut terjatuh.

Belum pernah Ara di gendong oleh pria seperti ini.

"Kamu mau cuci muka kan? Ayo ke kamar mandi." Katanya sambil tersenyum menatap Ara dalam gendongannya.

Kenapa pria ini terus membuat Ara melakukan banyak hal baru? Hal yang tidak pernah Ara nyaman lakukan, tapi selalu Ara inginkan.

Seperti ini. Seseorang menolongnya, memperhatikannya. Membuat Ara ingin bergantung padanya.

Jinho menarug Ara di depan kaca supaya Ara bisa cuci muka. Ketika Ara menunduk untuk membasuh mukanya, Jinho memegang rambut Ara supaya tidak terkena air.

Ara yang menyadarinya merasakan perasaan hangat dalam hatinya namun tidak tahu itu perasaan apa.

Baru kali ini ada seseorang yang melayaninya seperti ini.

Ara selesai mencuci muka dan mengelap mukanya dengan handuk kemudian bersiap jalan sendiri, melihatnya Jinho langsung memegang lengannya.

"Ku gendong saja. Pasti sakit kakimu."

"Gak usah, pelan-pelan jalan saja aku bisa." Tapi baru 3 langkah kecil, kaki Ara langsung terasa lemah dan tidak kuat menopang tubuhnya untuk berjalan.

"Tuh kan, sini aku gendong."

Lagi-lagi Jinho menggendong Ara dengan lengan-lengannya yang kuat.

Ara memegang leher Jinho dengan erat. Entah mengapa hatinya berdebar tidak biasanya.

Ara duduk di meja makan, dan Jinho membukakan bungkus makanan untuk Ara.

"Aku bisa buka sendiri kok,"

"Eiii, orang sakit harus duduk diam."

"Kan yang sakit kaki aku, bukan tangan aku." Ara langsung merampas bungkusan makanan itu.

"Okay," Jinho kembali duduk di hadapan Ara dan membuka bungkus makannya sendiri.

"Kenapa kamu membantu ku seperti ini?" Kata Ara lalu mengigit sandwich-nya.

"Maksudmu?" Jinho tidak mengerti.

"Kita baru bertemu, dan kamu terlalu baik seperti ini."

"Apakah aku berlebihan?"

"Gak tahu. apa biasanya kamu seperti ini ke orang lain?"

"Enggak..."

"Terus? Kenapa?" Ara tidak puas dengan jawaban Jinho.

"Aku gak tahu. Aku hanya mengikuti kata hatiku. Kata hatiku, aku mau bantu kamu dan aku mau kenal kamu." Jinho menatap Ara.

First Time With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang