16. asing

698 69 11
                                    

“bertemu tanpa menyapa, bertatapan tanpa rasa dan berhadapan tanpa nama.”

—Aksara

...

Bruk!

"Maaf!" Ujar Dewa karena tidak sengaja menabrak Aksara, tapi Aksara tak menjawabnya dia hanya tersenyum dan berjalan pergi dari sana terlebih dulu.

Dewa yang menatapnya merasa aneh sendiri. Karena biasanya mereka berjalan bersama dan tertawa bukan asing seperti ini.

"Aksa!" Panggil Gentala dengan senyuman cerahnya namun Aksara tak menanggapinya dia malah tersenyum kepada siswa lain dan berjalan bersama sampai menuju kelasnya.

Kini Gentala dan Dewa saling tatap satu sama lain. "Hayo!" Teriak Nakula yang tiba-tiba merangkul pundak kedua sahabatnya tersebut sehingga mereka terlonjak kaget dan memukul tangan Nakula. "Yang terkahir sampe kelas traktir makan malam di kedai!" Teriak Nakula lalu berlari terlebih dahulu sehingga kedua temannya dengan segar berlari dengan tawa.

Jika mereka sedang berbahagia, berbeda dengan Haikal dan Bagas.

"Tirtayasa Haikal Yudha Utama!" Panggil sang guru namun tidak ada jawaban.

"Bagaskara Danadyaksa Gatotkaca!" Panggil sang guru dan ternyata Bagas baru saja datang dengan wajah menakutkannya yang penuh luka.

Arkana yang melihatnya benar-benar tak tega dan hendak membantunya namun Aksara mencegahnya dengan cara mencekal tangan saudaranya lalu menggeleng kecil sehingga Arkana kembali duduk seakan-akan dia tidak melihatnya.

Bagas yang memperhatikannya hanya menunduk dengan tangan mengepal.

"Huh, dasar anak-anak." Gerutu sang guru lalu dia mulai membuka buku dan memulai mata pelajaran pertama.

"Bagas, nanti datang ke ruang guru." Suruh wali kelasnya sambil menunjuk-nunjuknya dengan rotan.

Biasanya saat Bagas hendak di panggil ke ruang guru selalu ada Gentala yang langsung berdiri dan menemaninya, namun sekarang mereka semua diam. Bagas seakan melihat sebuah tembok yang mulai tercipta diantara mereka.

Hanya karena dua rasa sakit, satu masa lalu, dan satu rasa iri semuanya menjadi hancur.

Dengan segera Bagas duduk di samping Nakula dan langsung menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

Nakula sebenarnya hendak bertanya namun setelah melihat Dewa menggeleng kepadanya dia jadi mengurungkan niatnya dan kembali fokus.

"Aksa, kamu tau Haikal kemana?" Tanya Arkana berbisik namun Aksara hanya menggeleng acuh sehingga Arkana pun kembali fokus kepada penjelasan sang guru.

...

Malam sudah tiba, sebenarnya Haikal ingin menunggu Gentala dan mengatakan bahwa dia akan pindah. Namun... Sampai jam 7 malam Gentala belum juga pulang sehingga Haikal memutuskan untuk pergi tanpa berpamitan.

"Buat apa gue disini? Gue gak mau Gentala kena imbasnya lagi. Lagipula dia bantu gue cuma karena rasa iba dan kata terpaksa." Ucap Haikal lirih sembari membereskan semua barang-barangnya dengan segera.

Bad Ending [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang