03. mulai sekarang, kami berteman

980 93 0
                                    

Pagi ini, Dewa telah dinyatakan pindah, dan saat ini dia akan bersekolah bersama kedua sahabatnya. Karena Dewa tidak tau dimana tempatnya akhirnya dia memanggil Gentala ke rumahnya dan menunggu Gentala bersiap-siap.

"Anjir, sakit banget yak punggung gue." Heran Gentala sambil memakai kaos sebagai dalaman seragamnya.

"Lagian ngapain lo pakai kaos coba?"

"Yeee, kan enak nanti kalau main basket bisa tebar pesona."

"Kayak bisa aja lo."

"Bisa lah. Bisa nonton."

"Temen kayak gini dikiloin halal gak ya?" Gumam Dewa yang sudah lelah dengan keanehan Gentala sejak dia datang.

"Om Ja udah berangkat?"

"Udah. Pagi-pagi udah berangkat duluan itu curut satu."

"Heh. Gak sopan, masa bapaknya dikatain curut." Balas Dewa sambil melotot kan matanya heran.

"Kita berangkat naik apa la?" Tanya Dewa tiba-tiba, karena Dewa tidak bisa mengendarai motor dan dia tidak punya SIM C seperti kedua teman absrudnya itu.

"Gak tau, mau nyetir tangan gue lagi gak sehat, jadi ayo berdiri di tengah jalan aja."

"Ngapain?!"

"Bundir! Gak lah, tungguin Nakula. Nebeng sama dia." Balas Gentala lalu keluar mendahului Dewa yang masih menganga lebar karena heran dengan tingkah Gentala yang sangat berubah-ubah.

Setelah menganga sejenak akhirnya Dewa menyusul Gentala keluar dan mereka kini berdiri di tengah jalan, bukan di tengah pas, tapi agak menepi sedikit dimana jalur itu yang akan Nakula lintasi sebentar lagi. Hanya butuh beberapa menit saja, dan dugaan Gentala benar kan.

"Stop!" Teriak Gentala merentangkan kedua tangannya sehingga Nakula mengerem motornya mendadak.

"Mau mati lo?!" Teriak Nakula geram.

"Momo moto lo?" Tiru Gentala sambil memonyongkan bibirnya, lalu dia mulai bersendekap dada dan menatap Nakula intens.

"Nebeng dong. Daripada sama Nyi Roro Kidul." Ujar Gentala lalu mendorong Naya agar dia turun dari motor matic Nakula dan naik tanpa aba-aba lalu melambaikan tangannya agar Dewa ikut naik ke atas sana. Dan dengan polosnya Dewa naik ke sana lalu menyuruh Nakula menjalankan motornya dan meninggalkan Naya disana sendirian.

"Jiakh! Pinter kan gue?"

"Thanks bro!" Bahagia Nakula lalu melajukan motornya dengan kecepatan penuh, tenang saja mereka tidak melewati jalan raya itung-itung untuk menghindari macet di pagi hari, maka dari itu Nakula tidak memakai helm dan membawa motor matic yang sudah lama tidak dia gunakan.

"Itu tadi siapa?" Tanya Dewa yang ingin tahu.

"Nyi Roro Kidul. Napa suka lo?" Tanya Nakula bercanda tapi Dewa langsung melotot tak terima

"Gak lah, cantikan mama gue."

"Iya deh iya." Balas Gentala memutar bola matanya jengah.

Hanya butuh beberapa menit untuk mereka sampai di SMA. Dan setelah sampai Nakula langsung mengerem motornya mendadak sehingga mereka bertiga hampir saja terjatuh bersama.

Bad Ending [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang