Satu

677 31 0
                                    

Happy reading
_______________√

Seorang gadis terbangun dari tidurnya, ia memegang kepala lantaran terasa pusing. Melihat lihat sekeliling yang terasa asing di ingatannya. "Ue di ana?" ujarnya dengan suara cadel.

(Gue di mana?)

Matanya molotot mengapa suaranya menjadi cadel begini?!

"Oiiii ue di ana?! Capa pun olong ue!" Jeritnya lalu tak lama pintu terbuka dengan datangnya seorang Wanita dengan umur kisaran 40-an menatapnya khawatir.

(Woi gue di mana?! Siapa pun tolong gue!)

"Sialan suara gue kenapa jadi gini anjir?! Napa jadi ke bocil sat?!" Batinnya.

"Nona-nona anda kenapa? Apa nona mau susu? Anda lapar?"

El menatap wanita didepannya bingung, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Aff lo capa?"

(Maaf lo siapa?)

"Ini suara gue kenapa woiiiii?! Kenapa jadi ke bocil? Hiks"

Raut wajah wanita tersebut terlihat sangat khawatir dengan nona kecilnya ini. "Nona anda tak mengenal saya?"

Dengan polos El menggeleng yang malah terlihat menggemaskan, tetapi ia teringat kembali dengan ucapan nonanya ini. "Anda serius? Saya Cici baby siter anda nona." Ucapnya khawatir.

El semakin di buat bingung, sejak kapan ia punya baby siter? Lagian ia sudah dewasa ngapain pake baby siter segala?

"By citel? Lo angan acu-acu ya! Ue gak unya by citel!" Kesal El yang malah membuat Wanita itu bingung.

(Baby siter?  Lo jangan ngaku-ngaku ya! Gue gak punya baby siter!)

"Non kayanya lapar, biar bibi ambilin bubur sama susu ya.." Ujar Cici lalu berjalan keluar untuk membawakan makanan dan susu untuk nonanya.

Setelah kepergian Cici, El melihat tangannya yang berubah menjadi kecil dan mungin. "Co angan ue adi ecil?"

(Ko tangan gue jadi kecil?)

Gadis itu memijat keningnya, terbesit satu kata yang sekarang ia alami. Tetapi, apa itu mungkin? Karna itu hanya ada di cerita novel.

Transmigrasi?

Seketika El menatap sekitar berbinar cerah, kamar mewah dengan banyak mainan di beberapa tempat. Kamar ini bertema langit yang sangat indah.

"Diliat-liat nie anak orkay? Jadi sekarang gue kaya? Huhuhu entah harus bersyukur atau gue harus sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diliat-liat nie anak orkay? Jadi sekarang gue kaya? Huhuhu entah harus bersyukur atau gue harus sedih. Tapi gue seneng akhirnya gue bisa jadi orkay tanpa kerja."

Lama berkutat dengan pikirannya, El sampai tak menyadari kehadiran wanita tadi yang mengaku sebagai pengasuhnya. Karna sangking senangnya menjadi orang kaya.

"Nona, anda baik baik saja?" Tanya Cici bingung.

Seakan tersadar El menatap Cici dengan mata berbinar tak seperti waktu beberapa menit. "Acu upa ama amu."

(Aku lupa sama kamu)

"Adi ama amu capa? Acu adi upa ama amu. " El akan membiasakan diri menggunakan aku kamu karna tak mungkin kan balita menggunakan bahasa Lo Gue?

(Jadi nama kamu siapa? Aku tadi lupa nama kamu.)

Walau bingung wanita tersebut menjawab dengan senyum, "Nama saya Cici nona."

El mengangguk mengerti, "tus ama acu capa?"

(Trus nama aku siapa?)

"Nama anda Feliesha Ecanza Alzizelan nona suka di panggil Eca."

Cici menaruh bubur dan susu di meja dekat ranjang. "Nona kenapa gak inget sama nama nona? Apa karna kepala nona terbentur karna tuan?" Ujar Cici sedih.

Sekarang kita panggil El dengan sebutan Eca!

Eca menggeleng pelan, "Ca nda apa-apa."

Wanita itu menghela nafas, "Yaudah, non makan dulu buburnya ya, habis itu minun susu lalu tidur lagi." Cici mengambil mangkuk berukuran mini khusus Eca.

"Iya bi."

Setelah itu Cici menyuapi Eca dengan telaten, terkadang wanita paruh baya itu terkekeh gemas melihat nonanya yang belepotan.

Seusai makan, Eca berbaring di bantu Cici. Tak lupa memberikan dot yang berisi susu untuk Eca minum agar kembali tertidur nyenyak.

Melihat nonanya sudah tertidur kembali, Cici mengambil botol dot yang sudah kosong di mulut sang nona yang masih menggantung. Ia membereskan sisa makanan bekas Eca lalu berlalu dari sana.

Feliesha Ecanza Alzizelan
3 tahun setengah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bocil kematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang