Happy reading
________________√Beberapa jam yang lalu Eca terbangun, dan sekarang dia tengah bermain di ruangan bermain yang bisa di sebut timezone. Bagai mana tidak? Ruangan ini sangat luas apa lagi banyak sekali permainan di sini.
Dengan senyum gembira Eca bermain tak kenal waktu di temani Cici yang selalu menjaganya.
Ia akan menikmati semua ini dengan sebaik-baiknya!
"BI BI CINI CA AU JAK BI AIN!" Teriak Eca di sebrang sana.
"Bibi bibi Sini Eca mau ajak bibi main!)
Cici segera menghampiri Nona kecilnya yang terlihat gembira, "Ada apa nona memanggil saya?"
"Bi ain oa yu hihi." ajak Eca di sertai senyuman yang membuat Cici gemas sendiri.
(Bi main bola yu hihi)
"Non Eca mau main bola sama bibi?" tanya Cici memastikan.
Eca mengangguk antusias, "Iya oa oa, bi au kan ain oa cama Ca? Oa angan, anti bi empal telus Ca angkap deh." terang Eca lucu.
(Iya bola bola, Bibi maukan main bola sama Eca? Bola tangan, nanti Bibi lempar terus Eca tangkap deh.)
Cici menahan gemas melihat Eca yang sangat imut, senyumam lembut l, Cici berikan kepada Eca. "Hemm boleh, Non mau main lempar bola sama bibi?"
Eca kembali mengangguk, "Emhh."
Cici menuntun nonanya untuk mengambil bola, "Ayo kita ambil dulu bolanya. Oke?!"
"Oce bi."
_________√
Keduanya bermain dengan gembira, tetapi Eca malah cemberut dikarnakan selalu kalah dengan Cici.
"Hoss...hos...dah, Ca ape." Ujar Eca sembari ngos-ngosan.
(Hoss....hos... Udah, Eca cape.)
Cici khawatir melihat nonanya kecapean, "Nona tidak apa-apa? Non mau langsung mandi? Lalu istirahat?"
"Andi-andi." Jawab Eca antusias.
(Mandi-mandi.)
Cici memangku Eca untuk berjalan kekamar, di pertengahan jalan keduanya berhenti ketika seorang pemuda menghampiri mereka.
"Hallo adik abang," Sapanya lembut. Pemuda itu meminta Cici untuk memindahkan Eca untuk ia gendong.
Eca memasang wajah jutek, "Amu capa? Acu nda enal."
(Kamu siapa? Aku engga kenal.)
Pemuda itu menatap bingung sang adik, "Ini abang dek, masa kamu lupa sama abang sendiri hm?" Ujarnya lembut dengan tangan yang mengelus kepala sang adik dengan lembut.
"Aka? Amu aka acu?" Tanya Eca dengan alis mengerut, menambah keimutan Eca.
(Kakak? Kamu kakak aku?)
Ia terkekeh gemas melihat sang adik yang nampaknya berpikir keras, "Iya sayang, abang kakak kamu."
"Maca cih? Acu nda pelcaya tuh." Eca melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah yang di buat angkuh. Tetapi malah jatuhnya sangat menggemaskan.
(Masa sih? Aku engga percaya tuh.)
Ia menghela nafas pelan lalu tersenyum tipis, "Yaudah-yaudah kenalin nama abang Zeous Eldenist A. Abang pertama kamu, kamu paham?"
Eca mengangguk samar, "Amu au kaci apa bial acu pelcaya ama amu?"
(Kamu mau kasih apa biar aku percaya sama kamu?)

KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil kematian
Teen FictionApa jadinya jika seorang gadis remaja bertransmigrasi ketubuh bocil?! Eleansha Abimana, gadis yang berusia 17 tahun, memiliki sifat yang kadang berubah-ubah seperti bunglon sesuai moodnya sendiri. Disuatu ketika, El merasa sudah lelah mencuci dan...