lima belas

805 88 5
                                    

Happy Reading all
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.







Adel termenung di antara banyaknya manusia yang bercanda tawa di hadapannya sendiri, ia duduk sembari memikirkan kehidupannya yang semakin abstrak dan tidak jelas

Disaat yang lain sedang menikmati waktu istirahat untuk bercanda, makan, minum, mengerjakan tugas, adel malah lebih memilih untuk berdiam diri dan mencoba untuk menerima kenyataan pahit di kehidupan nya, "sialan"
Gumam adel, ini sudah yang kesekian kalinya ia mengucapkan kata-kata tersebut


"Del, kata oniel tugas lo belum selesai mending lo kerjain sebelum masuk"
Freya menepuk pundak adel, ia menyuruhnya untuk segera menyelesaikan kewajiban sebagai murid sekolahan


"Berisik"
Adel berdiri tanpa menoleh ke arah freya, ia pergi meninggalkan freya begitu saja tanpa meminta maaf atas tindakannya yang tidak sopan


Adel sudah tak memperdulikan lagi jika ia akan dihukum selepas ini, ia hanya fokus ke arah depan sembari berjalan menuju ke arah lapangan bulutangkis yang lumayan dekat di sekolahan, "perlakuan lo tadi nggak sopan, freya itu ketua osis. Ayo minta maaf"
Angga menarik tangan kanan adel, ia ingin adel meminta maaf pada freya dengan tulus

"Freya nggak sebaperan itu, gw lagi males minta maaf"
Ujar adel, ia menjawabnya dengan singkat dan dingin

"Del? Sekolahan ini isinya anak-anak pinter semua, nggak mungkin lo nggak tau tentang sopan santun kan?"
Secara tidak langsung, angga. Sebagai wakil ketua osis yang dikenal sangat bijak dalam menanggapi sesuatu hal telah menyinggung adel walau dengan kata-kata yang tidak terlalu terlihat jika ingin menyinggung

Adel kembali menghela nafasnya sebelum berbicara, "udah gw bilang, freya nggak baperan, lo ngerti nggak si?"

Angga mengeratkan genggaman tangannya pada adel, ia mencengkram tangan kanan adel dengan kuat, "sekali lagi gw bilang, minta maaf sama freya"
Bisik angga dengan pelan di telinga adel, nadanya seraya ingin menghantam wajah mulus adel dengan tangannya yang kuat dan badannya yang kejar

Adel tersenyum miring, ia suka momen-momen seperti ini, "lo pikir wakil ketua osis kaya lo bisa bikin gw takut, ngga?"
Adel menepuk pundak angga dengan pelan sembari melayangkan senyuman jahatnya

"Lo cari masalah sama gw?"
Angga bertanya kepada adel dengan nada yang seperti ingin menantangnya

Adel tertawa renyah saat mendengarkan angga berbicara, "emangnya laki-laki brengsek kaya lo bisa bikin gw takut? Enggak anjing, yang ada geli gw"

Angga memulai sebuah serangan dengan memukul pipi adel yang masih sangat bersih itu, "upsss, nggak sengaja maaf ya del? Hahahha"

Adel menepuk-nepuk pipi nya dengan keras, "pukulan lo nggak sakit bego, gw udah kebal"
Emosi angga semakin memuncak, ia menarik kerah baju adel dengan sangat kencang sehingga membuat atribut sekolah yang ia pakai menjadi berantakan


"Woy panggil guru woy!"


"Anjirlah, kak adel lagi?!"

Sagaskar. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang