dua empat

742 84 5
                                    

Happy Reading all
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.











Rasanya semakin hampa. Kehidupan yang adel bangun setelah tahu bahwa orang tuanya mati dibunuh kini menjadi buruk kembali, semuanya sia-sia. Tak ada gunanya bercanda tawa setelah kebenarannya terbongkar, Gita. Yang selama ini menjadi salah satu alasan adel untuk melanjutkan hidupnya malah menjadi penghianat yang sangat hina sekarang, "katakan bahwa semua ini adalah kebohongan!"
Mata jinan berkaca-kaca, ia juga tak meyangka bahwa Gita bisa sejahat ini


"Tidak, ini semua adalah kebenarannya, berhentilah menggangap ku sebagai temanmu lagi"
Jelas Gita, selama ia bekerja di sagaskar agency, ia tentu merasa kehangatan dan juga kekeluargaan yang sudah identik dengan agensi ini, namun. Ia juga harus tetap mengingat misinya


"Menyedihkan. sekar, Bisakah kau membunuh dia? Aku ingin mengukur kesetiaan mu"
Reynold menunjuk ke arah adel yang masih berusaha mencerna semua masalah yang sama sekali tidak ia duga


"Maaf, maaf dan maaf del"
Gita mengambil pisaunya, ia berlari ke arah adel dengan menahan titisan air matanya. Agar Reynold dan Gerald masih bisa mempercayai dirinya itu


Gita menusuk tangan kanan yang selama ini adel gunakan untuk memegang pedangnya, sakit dari pisau itu tak seberapa bahkan jika dibandingkan dengan melihat Gita mengaku sebagai penghianat saja sudah sangat terlihat perbandingan nya, "kenapa kau tidak melawan, del? Lawan aku seperti kau melawan mereka!"
Pisau itu masih Gita tancapkan di tubuh adel yang hanya bisa mematung. Matanya tak bisa berbohong, ia kecewa pada Gita



Adel menatap mata Gita dengan tatapan kecewa, namun. Tidak ada maksud dendam dari tatapan tersebut, "lawan aku del! Lawan"
Gita memukul wajah adel dengan keras. Pisaunya tidak dicabut hanya Gita lepas dari tangannya dan ingin membiarkan adel melepasnya sendiri


Adel masih belum menjawab, ia hanya mengalihkan pandangan matanya ke arah pisau yang Gita tancapkan untuk melukainya, "berhenti Gita, kumohon"
Lirih gracia, ia tentu merasa iba ketika melihat adel yang hanya bisa kecewa saat melihat Gita menjadi seperti ini di hadapannya


Gita menolak, ia menendang badan adel dengan Sekuat-kuatnya hingga adel mundur ke belakang, "kenapa kau diam? Lawan lah aku del, aku sudah menghianati dirimu"


"Merepotkan. Bagaimana bisa aku melawan orang yang telah aku anggap sebagai kakak ku sendiri?"
Dari nada bicaranya, ia Seakan-akan baik-baik saja, tapi. Mereka semua tahu bahwa hati adel sangat hancur


Ucapanya menebus hati Gita, rasa-rasanya adel tak pernah bisa mengungkapkan rasa sayangnya pada Gita secara terang-terangan, "sudahlah, aku tak akan pernah dendam denganmu, bahkan jika aku harus mati di pertarungan kali ini, izinkan aku mati di tanganmu, bukan tangan kotor mereka"
Anindya melihat semuanya, ia melihat ketulusan adel bisa sedalam itu, namun. Bayarannya tidak setimpal ia malah dikhianati


"Ayah ku mohon hentikan!"
Ayah? Apa maksudnya ini, sean berteriak di depan Reynold dengan memanggil ayah?


"Seandra sanjaya, kau tak seharusnya berada disini!"
Sean datang tepat waktu, ia datang disaat Reynold ingin menembak adel dengan sebuah pistol


"Aku akan melindungi shani! Aku tidak akan mundur"
Semua mata kini tertuju pada sean dan Reynold, masih membingungkan, namun. Harus tetap dilihat



Sagaskar. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang