"Menurut lo, gimana Danielle?" tanya Wonbin pada Haruto di kamar kos mereka. Hari ini, mereka berdua pindah, Eunseok dan Sungchan sudah sebulan yang lalu. Haruto yang sedang berkemas, berhenti. Tidak menyangka Wonbin menanyakan hal itu. "Maksud lo?" Haruto berharap ia salah paham. "Danielle sekarang udah kuliah, gue baru sadar kalo dia makin cantik. Kalo udah kuliah, pasti dia boleh pacaran kan?" Perkataan Wonbin membuat Haruto tidak nyaman. "Apalagi, gue baru sadar kalo gue ternyata suka sama dia pas di resto kemarin, kita ngobrol." Wonbin tersenyum lebar. Haruto hanya terdiam sambil melanjutkan membereskan barang-barangnya. "Lo punya nomernya?" Wonbin mendekati Haruto. "Kagak." Haruto berbohong "Hmm, gue kira punya. Lo kan yang paling deket sama dia selain Sungchan." Haruto hanya terdiam menutupi perasaan tidak nyamannya. Setelah ia selesai beberes, ia langsung berangkat kerja di kafe tempat Hyunsuk.
~.~
"Silakan." Haerin dan Danielle memesan ice americano dan salad di kasir. "Atas Nama siapa?" tanya barista. "Danielle." Hyunsuk yang mendengar nama itu dari balik dapur pun mengintip ke depan kasir. "Wah! Makin dewasa dia makin mirip banget sama Tante Yoojung." kata Hyunsuk. "Ada apa bos?" tanya salah satu pegawai kafe nya melihat Hyunsuk mengintip. "Eh, Haruto mana?" Hyunsuk langsung berpikir untuk memberitahu Haruto. "Dibawah lagi istirahat." Hyunsuk lalu menuju ke dapur bawah, dan membuka pintu belakang. Dilihatnya Haruto duduk melamun sambil mengisap rokoknya. "Lo akhir-akhir ini ngerokok mulu." Hyunsuk mendekati Haruto. "Kenapa? Gue masih ada istirahat 10 menit kok." "Ada Danielle sama temennya kesini." "Terus?" Hyunsuk tidak menyangka dengan jawaban Haruto. "Ih lo udah nyerah nih? Itu yang lo simpulin dari ke US sebulan kemarin?" "Lagian gue ga nemu jawaban apapun kok." "Nyesel lu nanti." "Bos, ada Eunseok nyariin." Salah satu pegawai kafe turun menghampiri mereka. "Oke." Hyunsuk lalu meninggalkan Haruto yang masih mengisap rokoknya. Haruto teringat kejadian saat di US sebulan kemarin, ia berusaha mencari semua teman Ibunya yang masih bisa ditemui. Lewat Hyunsuk, ia mendapat beberapa kontak dan alamat teman Lisa yang tinggal di US. Haruto mengunjungi semua alamat yang ada, namun, hanya satu yang bisa ia temui, Jisoo. "Permisi." Haruto mengetuk sebuah pintu didepan rumah, ia sudah mengunjungi berbagai alamat teman Lisa, namun semuanya sudah tidak tinggal di alamat yang sama. "Iya?" Seorang wanita membuka pintu. "Akhirnya." Haruto tersenyum senang, wanita itu mirip dengan yang ada di foto yang diberikan Hyunsuk. "Ada apa?" "Benar ini rumah Kim Jisoo?" "Saya Jisoo, ada apa?" "Saya Haruto, Putra Lalisa." "Haruto? Serius?" Jisoo tersenyum senang. Akhirnya Haruto dipersilakan masuk, dan Jisoo memberikan teh hangat pada Haruto. "Dulu saya ketemu kamu saat masih 4 tahun, mungkin kamu udah lupa." Jisoo tersenyum. "Iya, maaf mengganggu tante, ga kabarin dulu kalau saya mau kesini." "Gapapa, saya sehari-hari cuma nunggu anak sama suami pulang." "Oh iya." Haruto tersenyum sambil melihat ke dinding ruang tamu, ada sebuah foto keluarga. Mendadak Haruto membayangkan jika punya foto keluarga juga. "Ada apa Haruto kemari? Ada yang bisa saya bantu?" "Eee.. Tante maaf, apa tante tau ini?" Haruto memberikan sebuah foto Lisa dengan Songkang dan juga tiket pesawat mereka berdua. "Hmmm..iya, mereka berdua memang sering ke US. Setau saya, mereka memang hanya rekan kerja. Lisa cuma cinta sama Papa kamu kok." Jisoo tersenyum, Haruto yang belum pernah mendengar tentang Papa nya, merasa aneh mendengarnya untuk pertama kalinya. Jisoo lalu masuk ke dalam sebuah ruangan, dan keluar sambil memberikan sebuah foto.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cuma ini yang saya punya. Mungkin, Papa kamu tau keberadaan Mama." Haruto sangat terkejut melihat foto dari Jisoo dan ucapan Jisoo. "Saya belum lama ini dikunjungi Pak Songkang dan istrinya. Mereka mencari Lisa lagi, setelah Perusahannya dapat ancaman dari anonim yang bilang akan membocorkan rahasia Lisa dan MyD."
"Haruto!" Hyunsuk memecahkan lamunan Haruto yang masih mengisap rokoknya. "Udah lebih 10 menit ya?" Haruto lalu berdiri dan mematikan batang rokoknya dengan menginjaknya. "Bukan, lo liat deh si Eunseok lagi ngomong gitu sama Danielle, masalahnya Danielle kek keliatan ga nyaman gitu." Mendengar ucapan Hyunsuk, Haruto segera berlari ke atas dan menuju kafe, dilihatnya Eunseok sedang berbicara dan Danielle terdiam dengan muka tidak nyamannya, membuat Haruto langsung menghampiri meja mereka. "Iya gitu, Dan..." "Lo ngapain?" Haruto memotong pembicaraan Eunseok pada Danielle. Keduanya terkejut melihat Haruto yang tiba-tiba ada disitu. "Haruto! Gue kira lo libur hari ini." Eunseok tersenyum pada Haruto. Haruto langsung menggenggam tangan Danielle dan menariknya pergi keluar kafe. "Apaan kak?" Danielle terkejut dengan Haruto yang bersikap sedikit agresif. "Ngobrolin apa sama Eunseok?" Haruto penasaran dengan wajah sedikit emosi. "Kenapa? Apa masalahnya buat Kak Haruto?" Danielle mulai emosi. "Sorry." Haruto lalu tersadar dengan emosinya yang meledak tadi, dan menghela nafasnya. Danielle tidak tahan dengan tingkah Haruto yang selalu membingungkannya. Danielle lalu pergi meninggalkan Kafe dan Haruto yang masih tidak percaya akan tindakan cerobohnya. "Kenapa lu? takut gue bilang lo nyelidikin keluarganya?" Eunseok yang sudah ada dibelakang Haruto tertawa. "Lo anonim yang kasih ancaman ke MyD kan?" Haruto berubah serius. "Hmmm...jadi lo ke US dapet kabar itu?" Eunseok tertawa lagi. " Gue udah berapa kali bilang sama lo, biar gue yang urus semua ini!" Haruto sedikit berteriak, membuat semua orang di kafe memandangi mereka. Hyunsuk lalu berlari mendatangi mereka. "Udah To. Banyak yang liatin. Ngobrolnya di bawah aja." Hyunsuk melerai mereka.
~.~
"Apa sih maunya? Sok perhatian dan ikut campur sama semua cewek yang dia kenal!" Danielle merengut teringat sikap Haruto padanya. Dan, lo pulang duluan? Messages dari Haerin membuat Danielle teringat tentang omongan Eunseok padanya.
"Hyunsuk nya ada?" Eunseok bertanya pada Barista yang ada di kasir. "Saya panggilkan dulu, atas nama.." "Eunseok." "Baik." Eunseok lalu melihat bangku yang masih kosong, dan menemukan Danielle yang duduk dengan temannya yang baru saja pergi hendak ke toilet. Eunseok lalu tertawa dan mendekat ke meja Danielle. "Danielle!" "Kak Eunseok?" "Sendirian aja." Eunseok lalu duduk di kursi tempat Haerin. "Temen lagi ke toilet. Ternyata kafe ini terkenal ya di Univ." "Oh ya? Gue baru tau. Soalnya ini punya temen gue, Hyunsuk." "Oh." "Lo ga kenal Hyunsuk?" "Siapa?" "Hyunsuk, anaknya Pak Bobby, dulu pegawai MyD, manajer..." "Hyunsukiii?" Danielle teringat teman kecilnya dulu saat ikut Songkang bekerja. "Iya, Hyunsuki haha." Eunseok tertawa mendengar panggilan Hyunsuk. "Wah, udah lama gue ga ketemu dia." Danielle tertawa. "Gue kira lo nunggu Haruto disini." Wajah Danielle berubah datar. "Kerja disini?" "Iya Haruto kerja disini." Danielle mengangguk. "Ternyata lo malah gatau, gue kira lo sama dia udah kayak kakak adik." Danielle hanya tersenyum. "Haruto banyak misteri ya?" Danielle terdiam menyetujui kalimat Eunseok. "Harusnya dia juga gausah terlalu baik sih sama Wonyoung, jadinya sepupu gue itu baper juga sama dia. Ah dasar Haruto! Sama cewek.." "Bukannya lo temennya kak? Kok ngomongnya gitu?" Danielle emosi dan mulai tidak nyaman. "Wonyoung kan sepupu gue, udah kayak adik gue sendiri, ya pasti gue tetep belain Wonyoung daripada temen gue sendiri." Danielle hamya terdiam, tidak menyangka Eunseok berkata temtang Haruto seperti itu padanya, entah maksudnya apa, pikir Danielle. "Jadi, gue udah maklum aja Dan. Haruto emang kalo sama semua cewek baik, dan sering bikin bingung penuh misteri. Kasian yang udah terlanjur baper sama dia." Danielle makin tidak nyaman mendengar itu. "Oh." Danielle menutupi perasaannya. "Iya gitu, Dan..." "Lo ngapain?"
"Hihhhh! Kenapa dia muncul tiba-tiba dan sikapnya kek gitu ? Kan gue jadi mikir apa yang dibilang Kak Eunseok bener! Kalo dia emang..ga pernah..." Danielle tidak sanggup mengatakannya dan hanya menangis lagi di kamarnya.