3. Kita menjadi aku dan kamu

161 25 2
                                    

𝚍𝚞𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚊𝚝𝚞, 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚍𝚞𝚊

𝚍𝚞𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚊𝚝𝚞, 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚍𝚞𝚊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝑑𝑖𝑠𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟




Amelia berusaha diam.

Ia amat sangat berusaha untuk diam, membekukan rasa sakit hatinya dan tersenyum kepada para tamu.

Pemimpin harus sempurna, ajaran sang Ayah yang membelenggunya sedemikian erat. Takdir diri yang harus Amelia jalani. Sesungguhnya Amelia bangga dengan takdirnya tetapi Amelia ingin bebas disaat seperti ini. Topeng pemimpinnya belum sesempurna Ayah maupun Mum, ia butuh banyak belajar ketika melihat tatapan kasihan anggota pack nya.

Sisi positif Amelia bicara jika mereka peduli dengannya, dengan calon pemimpin mereka. Namun disisi lain ia malu dengan tatapan yang mereka berikan. Mereka melihat betapa kuat ikatan Amelia dan Arya, yang mungkin terlalu kuat sehingga mereka harus dipisahkan. Akan tetapi apapun yang berlebihan tentunya tidak baik bukan?

Entahlah. Amelia sedang tidak ingin berfikir lebih jauh.

Lalu runtutan acara dimulai, Ayah berdiri tegak dengan bangga memberikan sambutan sebagai ketua pack. Mum berada di samping kiri Amelia, merengkuhnya pelan. Menguatkannya. Sedangkan pemilik pesta malam ini ada di atas panggung bersama yang terpilih.

"... Selamat kepada anak beta saya, saudara Arya yang telah dewasa. Selamat juga sudah menemukan matenya dengan cepat. Semoga kalian berbahagia!" Setelah berpidato Ayah menyalami Arya dan pasangannya. Arya terlihat bahagia dan ia hanya melihat wanita itu.

Mungkin ini keadaan yang terbaik, ia tidak perlu merasa malu lebih jauh lagi.

Tapi tetap saja, 'Aku ingin kabur.'

'Kamu bisa tahan ini, Amel. Sebentar lagi dan kamu bisa kabur.' Jawab Bintang.

'Thanks, Bintang.'

'Sekarang pertahankan postur dan raut wajahmu, Amel.' Amelia menghela nafas sekali lagi, lalu mendengar suara Arya sedang mengucapkan namanya di akhir pidato kedewasaannya.

"... dan kepada Amelia, terimakasih sudah mengisi hari-hariku. Tetapi maaf, aku tidak bisa memenuhi janjiku. Aku memilih Rain menjadi pasanganku." Ucap Arya lalu melihat wajah pasangannya. Pegangan Mum menguat, wajahnya terlihat merah padam. Marah. Amelia belum pernah melihat Mum semarah itu.

"Kasihan Nona Amelia."

"Kenapa Arya bilang begitu? Kasihan Nona Amelia."

"Janji? Mereka janji bersama walaupun belum tahu mate masing-masing?"

Half Blood Alpha | HogwartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang