[ My Home 1 ] Revisi

1.5K 75 12
                                    

*
*
*

Renjun hanya gadis kecil biasa yang hanya tau bekerja demi membantu sang Nenek, tak apa tak sekolah yang penting kebutuhannya dan Nenek tercukupi.

Tapi bagaimanapun, anak itu masih berusia 9 tahun tak mudah juga seseorang akan menerimanya, dengan beralasan tak butuh tenaga anak kecil.

Mengesampingkan masalah kerja, Renjun juga  dengan sabar mengurus Nenek yang sakit sakitan termakan usia.

Seperti sekarang anak kecil itu tengah  berjuang mencari orang yang butuh tenaganya, yang mungkin tak seberapa itu.

"Hahmm, kemana lagi injun nyari nya,? " Ucap Renjun mengeluh, sudah bermacam macam pedagang atau orang yang sekiranya membutuhkan bantuan. Tapi ada satupun yang berhasil.

"Capek," eluhnya lagi,

"Lapar .. Injun belum makan,"

Renjun menyeka keringat sebulir jagung didahinya. Wajah polos,putih itu nampak kemerahan efek terik  panas  yang menyengat.

"Duduk sini deh,"Gumam Renjun, sembari mendudukan diri disisi trotoar jalan,yang kebetulan lenggang. Menompang dagu dengan dua tangannya.

"Orang orang hidupnya enak, tapi kenapa injun gini," Lirihnya, matanya menatap sedih kedepan, Renjun benar benar bingung harus bagaimana hidup kedepannya jika terus seperti ini.

Takkk, sesuatu  terlempar kearahnya, tepatnya mengenai kepala.

"Aduhh, Kepala injun sakit, " ringis Renjun memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"emms.. Siapa yang lempar ? ," ucap Renjun merenggut, mengambil sebuah botol yang  berada dijalan pengendara untuk ia buang setempat sampah.

Setelah membuangnya, Renjun menatap sekeliling terlihat anak lelaki sedikit diatasnya tengah melihat kearahnya.

Menerka neraka dialah pelakunya segera Renjun menghampiri anak laki laki itu, dan bertanya.

"Kamu yang lempar?" bisik Renjun pelan. Dipelaku hanya tersenyum tipis sedetik kemudian mengangguk.

"Maafkan aku ya. Apa sangat sakit? ," Anak lelaki itu Reflek mengusap lembut rambut Renjun sedikit meniupnya.

Sebenarnya tak sengaja ia menendangnya, karena sedang merasa kesal. Dan tak menyangka akan mengenai kepala seseorang.

Renjun mengerjap menatap wajah Pemuda kecil itu, mendapat perlakuan itu Entah kenapa perasaanya berubah aneh.

"Iya sedikit," Cicit Renjun. Wajahnya sedikit menunduk, malu.

Siapa yang tak malu ketika ditatap begitu intens seperti itu, apa lagi langsung berhadapan seperti itu.

"Emm, Kakak aku pergi ya.," Ucap Renjun, sambil melepas perlahan  tangan pemuda kecil yang masih bertengger  dikepalanya.

"tapi aku ingin tau dulu, Namamu?" Cegahnya. Seperti tak ingin Renjun pergi?.

"hmm, nama aku?, Renjun. Panggilannya injunie aja" ucap Renjun memperkenalkan, dengan menunjuk dirinya Dan memberikan senyum manisnya. Untuk pertama kalinya pada orang lain

HOME   [RENJUN GENDERSWITCH ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang