My Home 6

652 76 5
                                    

*
*
*

"Makasih Ya paman, udah anterin injun pulang sama udah beli makanan juga buat Nenek, " Ucap Renjun begitu mobil yang dinaikinya berhenti dekat rumahnya.

"Sama sama. salamin ya Sama Neneknya," Renjun mengangguk semangat.

"Oh iya bentar om bantu," Ucap Yuta cepat keluar lebih dulu untuk membukakan pintu memvantu Renjun.

"Makasih lagi, paman" Ucapnya setelah turun, tak lupa ditangannya sudah penuh dengan makanan.

"Emm Yaudah sana gih masuk pasti Nenek kamu khwatir, Paman Pamit" Setelah mendapat jawaban anggukan Yuta kembali masuk Mobil, tak berniat langsung pergi dia masih memperhatikan Renjun yang berlari kedalam dengan bersemangat menemuni Neneknya.

Tak lama kemudian Dari pandangan Yuta liat Renjun kembali keluar dengan raut kebingungan, menatap sekeliling mencari sesuatu.

"Paman" Dari Luar Renjun berteriak berlari kecil menuju mobilnya.sesegera mungkin Yuta keluar lagi.

"Ada apa?, Nenek kamu baik baik aja?" Tanya Yuta cepat. Renjun mengangguk.

"Tapi __Nenek Gak ada dirumah. Kalopun keluar sendiri pasti Gak mungkin." ucap Renjun parau akan menangis. Air matanya menetes sedikit sedikit, Takut Neneknya diculik.

"Sebentar Ya," Yuta menenangkan berusaha mencari solusi, siapa tau ada orang yang bisa dimintai tanya.

"Kamu tunggu sini Paman Tanya orang deket deket sini," Yuta memegang bahu Renjun berlalu begitu saja.

Renjun hanya bisa terdiam melihat Yuta berusaha mencari Neneknya, diiringi lelehan air yang tak henti mengalir.

Jika Nenek tidak ada, Gimana bisa Renjun hidup seorang diri dunia yang kejam ini. Apalagi Orang terdekatnya hanya Nenek tidak siapapun.

"Nenek Kemana, Maafin Injun karena ninggalin Nenek sendirian. Maaf Injun salah" Lirihnya pilu.

"Ayo Pulang Nek, Injun bawa Makanan, " Renjun mengakat sedikit tas yang masih digenggamnya.

"Paman Gimana?" Renjun berseru dengan wajah penuh harap. Senyumnya sudah mengembang tak sabaran.

"kata orang sekitar sini, Nenek pergi dibawa Orang yang mengaku Anaknya," seketika Renjun melunturkan senyumnya. dia benar benar akan sendirian,mulai sekarang.

"Em Ga papa kalo gitu, RenjunRenjunn bahagia kalo Nenek udah ketemu sama Anaknya, semoga Nenek selalu Bahagia, sehat dan panjang umur,semoga suatu saat kita bertemu lagi" Anak itu menautkan dua tangan dengan sebuah senyuman yang dipaksakan.

Yuta menatap sendu anak didepannya, sambil mengelus surai rambut Anak itu. Terlalu kecil untuk anak seusianya merasakan kepahitan hidup.
_______
_______

"Cepet Dong Nak siap siapnya, nanti telat loh kesekolahnya," Suara Mama Winwin menggelegar tak sabaran.

"Sabar Mama, Ini udah cepet Kok," Sianak gadis yang jadi korban teriakan tergesa memasangkan ransel dipundaknya.

"Nana.. Nana, Udah sering Mama ingetin Anak gadis itu harus bangun lebih pagi biar negerjain apapun tenang, dan tergesa" ucap Winwin memberi Nasehat dengan nada sedikit kesal.

"Maaf Mama" Hanya itu yang Jaemin Ucapkan, "tapi maaf lagi kalo Nana lupa" lanjutnya terkikik diakhir sambil menutup mulutnya.

"Abang sama Adek, nanti pas pulang sekolah, ga papakan jika Mama menjemputnya sedikit terlambat?." Winwin sedikit tak enak.

" Ga papa Ma,kita bisa kok nunggu sebentar dipak satpam, ya kan dek?" Xiaojun menatap minta pendapat Jaemin, yang dibalas anggukan cepat sambil tersenyum manis. Winwin mengucep wajah kedua anaknya dan berlalu setelah berpamitan.

Balik lagi pada Renjun yang sudah kembali masuk mobil Yuta, Yuta sendiri akan membawa Renjun pulang kerumahnya.

Didalam perjalanan Renjun hanya diam menatap keluar kaca mobil. sesekali Yuta melirik memperhatikan anak disampingnya itu.

"Maaf ya paman sudah merepotkan," Renjun lirih, sambil memilin dua tangannya.

Yuta terdiam sebentar, selanjutnya mengelus senyum tipis. " Tidak papa paman tidak merasa direpotkan, malahan paman berterima kasih karena adanya kamu paman merasa tidak kesepian."

"Makasih paman," Yuta mengangguk satu tangannya terangkat mengelus surai Renjun.

Sedangkan Renjun terhenyak, perasaan tak biasa hinggap dihatinya.
Hangat dan dia suka itu.

Beberapa menit diperjalanan mereka sampai Yuta sendiri turun lebih dulu, berlari kecil berpindah posisi untuk membukakan pintu untuk Renjun.

"Terima kasih," terdengar pelan, tapi Yuta masih bisa mendengarnya. Menurunkan Renjun dengan menggendonganya.

"Eh Nona kembali lagi?" tanya Bibi sedikit terheran sekaligus kaget. Renjun mengangguk malu.

"Bi tolong bawa Renjun kekamarnya ya? mandikan juga , saya akan mengajaknya keluar, oh iya untuk baju ambil saja dilemari kebetulan juga itu masih baru dan tak terpakai," Perintah Yuta langsung diangguki Bibi.

"Ayo Non," Renjun menerima tangan Bibi yang menggandengnya. Perlahan meninggalkan Pria matang itu sendiri menatap kepergian mereka berdua.

Setelah selesai mandi Renjun didudukan dikursi belajar, dengan tubuhnya terbungkus handuk bak kepongpong. Renjun hanya bisa diam menunggu bibi memelih baju yang pas untuknya, sambil menelisik kamar yang ditempatinya terlihat seperti kamar anak anak cewek berwarna pink dan banyak boneka berjejer rapi dilemari kaca transparan.

"Apa kamar ini punya putri Paman baik ya?" pikir Renjun dalam hati, jika ia tapi kenapa Renjun tak pernah melihatnya berkeliaran.


Tbc

HOME   [RENJUN GENDERSWITCH ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang