*
*
*Renjun memutuskan pulang dengan wajah di tekuk, ia sangat sedih karena harus pulang dengan tangan kosong seperti ini.
Renjun masuk kedalam rumah, langsung mengecek kamar sang Nenek, tak sampai masuk Renjun hanya melihat dari ambang pintu. tak ingin membuat Nenek Khawatir karena Renjun pulang malam.
Renjun juga tak mau melihat wajah Nenek yang memelas merasa bersalah karena berpikir dirinya merepotkan sang cucuk.
Renjun kembali menutup pintu kamar ,lalu pergi untuk kekamarnya sendiri. anak itu duduk emperan kasur tipis memeluk lututnya.
"nenek belum makan malam,, aku gak makan ga papa tapi, Nenek kan lagi sakit, kalo perutnya gakdiisi nanti tambah sakit. tapi gimana uangnnya juga tidak ada. " batin Renjun pedih. Menitikan air mata. Renjun menggigit bibir bawahnya.
Ia bingung, selama ini yang menghidupi kebuturan mereka hanya Nenek, setelah Nenek sakit semuanya terasa sangat menyulitkan bagi Renjun.
mau tak mmau ia yang harus berjuang sendirian mencari uang ,dan makan. meski ada uang sedikit dari tabungan milik Nenek tapi Renjun tak berani mengambilnya.
Renjun menatap lamat benda yang tertempel didadanya merogoh kedalam kaos untuk menggapai sebuah kalung.
Nenek bilang itu merupakan barang satu satunya peninggalan orangtua Renjun, dan jika suatu saat itu bisa menjadi petunjuk Renjun bisa kembali pada Ayah dan Ibunya.
" kata nenek ini barang dari Ayah Ibu dan mahal, dengan menjual ini aku bisa dapat uang buat beli makan, dan beli obat juga buat nenek yang mau habis," ucap Renjun pelan.
Renjun mengelus lembut kalung, yang tak pernah ia lepas. Renjun sangat menyayangi kalungnya ini karena ini merupakan hadiah dari orangtuanya.
dengan kalungnya Renjun akan merasa selalu dekat dengan orangtuanya meski mereka jauh dan entah dimana. .
"karena kalung ini aku bisa ketemu keluarga aku suatu saat nanti. Tapi kesehatan Nenek lebih penting, nenek yang selama ini ada untuk Renjun, aku gak mau kehilangan Nenek" Ucap Renjun bergetar.
Renjun menangis sedikit tak rela, tapi ia harus melakukannya, anggap saja sebagai balas budi karena jsa Nenek yang mau manampungnya sebagai cucu.
"Renjun harus gimana..." Renjun menatap dalam kalungnya. menggenggamnya erat erat. tapi pikirannya tertuju lagi pada Neneknya yang sakit.
Gadis itu menghentikan tangisannya meski rasanya sangat sulit menahannya. "Ga papa, Renjun ga ketemu mereka," Renjun menyeka kasar pipinya basah, lalu mengusap matanya dengan kaos hingga pipi.
"tak masalah kalau jalannya Renjun ketemu sama Ayah atau ibu pasti akan terjadi, yang penting sekarang Nenek dulu sembuh" lanjutnya.
setelah merasa tenang dan tak menangis, Renjun segera berangkat untuk melancarkan niatnya. dengan langkah cepat. meski malam semakin larut Renjun tak terlihat takut.
yang ada ia melangkah dengan senyuman lepas , meski matanya tk bisa berbohong masih sembab sebab menangis tadi.
_______
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME [RENJUN GENDERSWITCH ]
FanfictionRenjun, nama pemberian Nenek angkatnya. Gadis bermarga Na. Yang diketahuinya dari selembar kertas yang ditinggalkan bersamanya waktu ditemukan. Polos, lugu, baik hati itulah Renjun,sayangnnya perlakuan orang orang tak cukup hanya dengan melihat waja...