01.45
Hari masih gelap, namun Yoongi terbangun dari tidurnya, perlahan ia menatap sekitar dan pada sofa ia mendapati sosok Jimin yang masih tertidur pulas.
Sebenarnya ia tak begitu perduli, tetapi mengingat kebaikan hatinya pada Yoongi ia masih terus di hantui dengan rasa berhutang budi kepada Jimin.
Perlahan Yoongi beranjak dari ranjang nya, dengan kehati-hatian penuh ia berusaha membopong tubuh Jimin untuk di bawa ke kamar nya, tapi itu cukup jauh, Yoongi masih belum pulih sepenuhnya, tenaga nya juga belum kembali. Bagaimana ini? jika di biarkan tidur di sofa pasti tubuh nya akan terasa sakit, itu artinya Yoongi harus merawat nya lebih lama lagi, ahh Yoongi sungguh tidak ingin hal itu terjadi.
Hingga tak memiliki pilihan lain, Yoongi memutuskan untuk tidur seranjang bersama Jimin. Di letakkan nya tubuh Jimin dengan sangat lembut, takut sang empu terbangun dan menyadari aktivitas Yoongi pada dirinya.
Tak ingin begitu dekat dengan Jimin, Yoongi menaruh bantal guling di tengah-tengah antara dirinya dan Jimin dan tak lama kemudian iapun melanjutkan mimpinya.
09.13
Sinar matahari dari jendela langsung mengenai wajah Jimin membuat tidur nya terganggu dan berujung membuka matanya walau tak sepenuhnya terbuka.Jimin terdiam untuk sesaat, melihat sebuah tangan kekar melintang di perut sempit nya. Dengan penuh rasa penasaran ia menolehkan tatapan nya ke samping dan mendapati wajah tegas Yoongi yang begitu dekat dengan leher nya.
Pantas saja sejak tadi ada sesuatu yang berhembus dan terasa hangat di leher Jimin namun tetap memberikan sensasi sejuk. Ternyata pria dingin bak kutub Utara itu tengah tidur memeluk tubuh Jimin.
Jantung nya berdegup kencang, lagi-lagi detak jantung aneh ini membelenggu perasaan Jimin. Tapi ini aneh, Jimin masih belum mengerti mengapa ia bisa tidur seranjang bersama Yoongi? Bukan nya sebelum itu ia tertidur di sofa? Apakah ini semua adalah perbuatan Yoongi? Pertanyaan demi pertanyaan kembali muncul di benak nya, hingga tak sadar ia menatap wajah Yoongi sejak tadi.
"Apa yang kau lihat?"
"Engh, ah, aku tidak, ah itu"
"Hm?"
Yoongi mendapati sosok Jimin yang tengah salah tingkah.
"Aku tau aku memang tampan, tapi kau pria, dan aku tidak tertarik pada mu"
Ketus jawaban Yoongi membuat Jimin merasa kesal dan segera beranjak dari ranjang Yoongi dengan gusar.
"Tidak perlu berfikiran seperti itu! Harusnya aku yang bertanya padamu! Kenapa aku bisa tidur di samping mu?! Dan seranjang dengan mu?!"
Yoongi tak berkutik karena malas menjelaskan alasannya pada Jimin.
"Kau fikir aku pria seperti apa?! Aku juga punya seorang gebetan dan dia WANITA! Apa kau dengar?! Dan satu lagi! Kau memeluk tubuh ku!! Apakah dari semua yang terjadi terlihat bahwa aku yang menyukai mu?!"
Jimin menatap dengan sinis dan melenggang pergi meninggalkan Yoongi, sementara Yoongi masih setia dengan wajah datar nya.
"Aneh sekali, dia begitu cerewet seperti wanita"
Gumam Yoongi sembari melihat punggung Jimin yang menghilang dari pintu kamar nya.
******
"Kau sudah meminum obat mu?"
"Hm"
"Baguslah"
"Hm"
Yoongi menatap aneh wajah Jimin, mengapa ia hanya menjawab seperti itu? Apa Jimin benar-benar marah dengan perkataan nya tadi pagi?
"Ada apa dengan mu? Apa kau kehabisan stok suara?"
"Bukan urusan mu"
Jimin berdiri dan melangkah pergi dari meja makan menuju kamar nya.
"Jimin rindu ayah dan ibu..."
"Kapan Jimin bisa bertemu lagi dengan kalian? Jimin tidak suka di tempat ini, apa lagi bersama manusia menyebalkan itu, Jimin tidak suka..."Lirih Jimin seorang diri sambil menangis sesenggukan.
******
"Bagaimana keadaan disana? Membaik? Apakah aku harus segera pulang?"
"Belum Yoon, kita tunggu sekitar 3/4 hari lagi saja, untuk memastikan semua benar-benar aman"
"Apa kau yakin semua akan benar-benar aman? Aku kenal dia tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan"
"Lantas apa kau takut? Kita hanya sedang menyelamatkan anak ingusan itu, kalau masalah pertempuran dengan mereka aku tidak pernah takut!"
"Baiklah, aku ikuti perkataan mu."
Yoongi meremas pelan ponsel nya dan bergumam dalam hati.
"Sebaiknya aku memberi tahu Jimin, dia pasti senang dan mau memaafkan ku"
******
"Hei bocah, apa kau di dalam?"Ucap nya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Jimin dari luar.
"Hei, buka pintunya! Aku ingin memberitahukan mu sesuatu, kau pasti akan senang"
Tidak sampai semenit menunggu, Jimin membuka pintu kamar nya karena merasa tertarik dengan ucapan Yoongi.
"Ada apa?"
Tanya Jimin dengan nada datar."Mata mu kelihatan sembab, kenapa? Apa kau menangis lagi?"
"Bukan urusan mu! Cepat katakan apa yang ingin kau katakan tadi"
Jimin memalingkan wajahnya sambil mengusap pipinya yang masih terdapat bekas air mata.
"Ah baiklah, sekitar 3/4 hari lagi kita akan pulang"
Mata Jimin mendadak berbinar, air mata nya menetes, sementara Yoongi malah kebingungan.
"Kenapa kau malah menangis? Ah aku tau, kau pasti sedih karena kau akan jauh dariku kan?"
Dengan wajah kesal Jimin kembali menatap Yoongi, begitu PD nya pria pucat di depannya ini menuduh Jimin yang tidak-tidak.
"Apa tidak ada alasan lain selain dirimu untuk membuat ku menangis? Ya, awalnya aku memang menangis! Menangis karena hari ku begitu sial berada di dekatmu! Tapi kali ini tangisan ku adalah tangisan bahagia, akhirnya tuhan mengabulkan doaku!"
Yoongi membalas tatapan Jimin dengan tatapan yang serupa.
"Halah, mengaku saja, buktinya tadi pagi kau menatap ku begitu dalam sampai-sampai tak sadar jika aku sudah bangun"
"IIIIIGGHHH! MIN YOONGI! BERHENTILAH MENUDUH KU YANG TIDAK-TIDAK! KAU JELEK! BURUK RUPA! KASAR! ORANG MANA YANG MENYUKAI MU??!! KALAUPUN SESEORANG MENYUKAI MU MAKA TIDAK LAMA LAGI DIA AKAN MATI!"
Umpat Jimin karena tak tahan melihat tingkah laku Yoongi yang semakin menyebalkan.
"KENAPA DIA HARUS MATI?! KALAU MEMANG BEGITU, MAKA KU PASTIKAN SECEPATNYA KAU AKAN MATI!"
Balas Yoongi atas umpatan Jimin
"DAN SATU LAGI, AKU SANGAT-SANGAT TAMPAN! LELAKI DAN WANITA SELALU TERKESIMA MELIHAT KETAMPANAN KU INI, DAN ITU TERMASUK KAU! APA KAU FAHAM?! PENDEK!"
"KAU MENGATAI KU PENDEK?! MEMANG NYA SETINGGI APA DIRIMU ITU, JAMUR?! KALAUPUN SEORANG PRIA TERKESIMA MELIHAT KETAMPANAN MU BUKAN BERARTI DIA MENYUKAI MU!"
Jimin mendorong tubuh Yoongi dari pintu dan menutup pintu secepatnya hingga mengeluarkan suara yang cukup keras.
Yoongi mengepalkan tangannya kuat dan hendak memukul pintu itu, namun ia terhenti karena merasa itu adalah hal yang sia-sia dan hanya akan melukai dirinya sendiri.
Angjay duo jamur 🗿
Btw vote ya cantik, ganteng🗿