Bab 8

153 20 5
                                    

"Setelah makan pergilah mandi"

Yoongi menginterupsi tanpa menatap wajah Jimin.

"Tumben, memang nya ada apa?"

"3 hari lagi kita akan pulang, aku ingin membuat beberapa kenangan manis di vila ini"

"Kenangan manis??? Sejak kapan kau seperti ini?"

Jimin kebingungan, ia menatap Yoongi dengan wajah penasaran dan kening yang mengerut. Sementara Yoongi yang asik mengolesi selai pada roti nya pun mendadak terhenti dan menatap kosong seolah ia telah keceplosan.

"Aku suka tempat ini, sangat menenangkan. Jadi aku akan mengambil beberapa gambar dari beberapa tempat di vila ini."

Jawab Yoongi tanpa grogi.
Jimin memanyunkan sedikit bibirnya dan mengangguk faham.

"Baiklah kalau begitu, tapi kenapa aku harus ikut?"

Lagi dan lagi pertanyaan Jimin membuat pria pucat di hadapannya kian semakin pucat.

"Memang nya kau tak mau ikut?"

"Sebenarnya tidak .."

"Kalau begitu ikut saja, kau jadi kameraman ku"

Yoongi memotong perkataan Jimin dan menyantap roti di tangan nya kemudian pergi ke kamar dengan segelas air putih.

"Aneh sekali"

Gumam Jimin pelan menatap punggung Yoongi yang semakin menjauh.

******
"Tolong ambil gambar di bagian sini"
"Disini juga"
"Disini"
"Ini juga"

Jimin mendengus kesal melihat tingkah laku Yoongi yang semakin menyebalkan. Jimin menghentakkan kakinya ke tanah sembari merengek kesal.

"Foto saja sendiri!!"

Jimin menarik tangan Yoongi dan mengembalikan ponselnya, kemudian melenggang pergi meninggalkan Yoongi dengan langkah yang gusar.

Yoongi tak merespon Jimin, ia malah melanjutkan Selfi nya seorang diri dengan kamera depan.

Hampir 20 menit ber-selfie Yoongi menatap sekitar mencari keberadaan Jimin saat ini.

Di carinya kesana-kemari, namun tak jua menemukan sosok Jimin.

"Park Jimin!! Where are you???"

Yoongi berteriak keras memanggil nama Jimin tetapi tak mendapati sahutan, hingga pada saat menoleh ke sudut taman bunga indah yang pernah mereka datangi saat itu ia mendapati punggung sempit Jimin tengah berjongkok.

"Kenapa kau menangis?"

Jimin terkejut mendengar suara Yoongi yang tiba-tiba muncul dari arah belakang. Perlahan ia menyeka air mata yang membasahi pipinya.

"Aku ingin pulang, bi-biasanya ayah ku selalu membelikan ku eskrim coklat saat bermain ke taman"

Ujar Jimin dengan suara yang sedikit terisak. Disisi lain, di belakang Jimin Yoongi merotasi kan bola mata nya malas pada tingkah kekanak-kanakan Jimin.

"Kau ini umur berapa sih?"

Jimin menoleh dan menatap Yoongi.

"19 tahun" Jawab Jimin

"19 tahun dan tingkah mu seperti bocah berumur 9 tahun. Hei Park Jimin, jangan lupakan 10 tahun nya lagi! Bersikaplah sesuai dengan usiamu!"

Wajah Yoongi tampak kesal bersamaan dengan Jimin yang tak mau kalah dengan Yoongi.

"Kenapa kau mengatur-ngatur diriku?? Aku bukan kekasih mu, sahabat mu, atau pun saudara mu! Orang tua ku yang jelas-jelas membesarkan ku saja tak pernah mengaturku seperti mu!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRIMINALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang