Makasih buat penggemar pertamaku yaniardwi (Ge-er dikit boleh dong) yang terang2an ngasih apresiasi dan semangatnya...meskipun cuma satu aku bakal terus update,fighting!!!! Jadi lebih excited buat nulis.
Baca juga cerita yang lain ya hehehe makasih vomentnya, jangan sungkan2 comment kekurangannya atau ada ide tambahan, aku terima dengan pintu nd jendela terbuka selama gak ngeganggu jalan cerita yang udah aku patenin....
Bagusnya sad ending atau happy ending ya....
Skip....banyakkan curhat niih...Tess....
Gema air yang jatuh dari ujung rambut perak Pierre yang basah bersahut-sahutan. Ia masih berdiri dibawah guyuran air dingin di kamar mandinya selama hampir dua jam tanpa menimbulkan gerak sedikitpun. Membayangkan kejadian yang tiba-tiba merubah alur datar kehidupannya.
'Kehidupan? Seperti ini apakah pantas disebut kehidupan? Bagian yang mana?!??!!!!'Gadis itu merubah segalanya. Tentu menjadi lebih berwarna di dalam jangkauan pandangannya yang abu-abu. Ironi memang. Kehidupan gadis nelangsa itu bisa menjadi warna cerah bagi seorang pangeran terkutuk sepertinya. Jelas saja dalam kehidupan seseorang yang normal pasti gadis itu tertimpa nasib buruk bisa bertemu dengan dirinya.
"Arghhhhh!!!!!!!!" Pierre berteriak frustasi untuk nasib sial gadis itu.Benar saja gadis itu datang padanya dengan segunung tragedi hidup sebelumnya. Bagaimana bisa gadis bermata cokelat dengan aroma yang memabukkan itu hanya dengan tubuh yang rapuh mampu menerima beban nasib buruk se'spesial' itu dalam hidupnya. Dia tidak bisa menerima itu, Goddes Moon bisa menghukumnya untuk semua sumpah serapahnya ini untuk penguasa para kegelapan tapi ia tidak terima wanitanya.
'Wanitaku???'Pierre mengerenyit untuk kata wanitaku yang terlontar mulus dipikirannya. Tapi kalimat itu terasa pas disematkan untuk Jade. Semua beban wanita itu sudah menjadi beban untuknya pula saat ini, tanpa protes dan pikir. Hanya kata ya begitu saja untuk segala hal mengenai gadis itu. Bahkan sumpah yang pernah ia lontarkan untuk hidup bersama gadis itu. Sumpah konyol itu. Ia menyeringai miris, betapa konyolnya ia saat itu. Tatapan bulat gadis itu menyentuhnya hingga kesudut tergelap hatinya. Ya, kalau seonggok daging hitam busuk di dalam tubuhnya masih bisa dikategorikan hati maka ya!! Jade telah menyentuhnya sampai menggetarkan semua dendam dan kebencian yang ia pegang sebagai sumber kehidupan selama ini.
Lord Luciffer Edward Clovis adalah ayahnya, bukan lebih tepat raja dalam kerajaan Vampire ini. Yang mewariskannya mata berwarna darah yang menjanjikan kegelapan abadi. Ayah, kalimat itu terasa lapuk dan pahit diucapkan dilidahnya yang sudah mati rasa. Terasa seperti mengunyah remah kayu lapuk, mengganjal dan tidak nyaman. Hanya nama belakang dan warna mata saja yang membuktikan keberadaan ikatan mereka sebagai ayah dan anak selebihnya omong kosong.
300 atau 400 tahun sudah ia tak berjumpa dengan pria itu. Sudah selama itu, tahun yang dilewati manusia dengan beberapa generasi, tapi kebencian dan dendamnya baru terasa seperti kemarin sore. Masih kental dan hangat rasa dan aromanya. Tidak ada yang bergerak untuk merubah itu menjadi lebih baik atau lebih buruk. Semuanya seperti ruang hampa, kosong waktu seolah berhenti. Kebencian itu terendap dan semakin memasukkannya dalam kegelapan seperti wine yang semakin kental karena dimakan waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jade Promise
VampireKebersamaan itu bukan makna cinta sebenarnya.... maka dari itu meski tidak ada garis takdir yang menuliskan kita bisa bersama selamanya seperti keabadianmu.... Esensi murni dari rasa cinta dan kasih sayang adalah penerimaan pengorbanan... Sekalipun...