Please...help me...!!!

1K 31 3
                                        

Keberadaan Pierre tak nampak lagi. Jade terbangun sendirian dengan sambutan cercah matahari yang melambai melewaati jendela besarnya yang terbuka langsung ke balkon. Tidur yang begitu nyenyak, ia masih bisa menghirup aroma Pierre dimana-mana di ranjangnya di tubuhnya. Tidur terbaik sepanjang hidupnya, sebenar-benarnya tidur tanpa mimpi. Ia mengulurkan tangannya, membelai sprei satin dingin itu,merasai hangat Pierre yang masih tertinggal semalam. Masih jelas dibayangannya, saat ia memejamkan mata, dimana Pierre semakin mengeratkan pelukannya. Tubuh itu kaku, keras dan dingin seperti porseilin. Jika Jade tak mendengar detak jantung yang samar dan cepat di dada Pierre, sudah pasti ia terlonjak dari tempat tidur dan mengira pria itu adalah mayat hidup. Mayat hidup yang tidak mungkin ia takuti, tidak akan pernah. Ia bisa merasakan deru nafas dingin Pierre di puncak kepalanya. Meski sekujur tubuhnya dirajam rasa sakit yang luar biasa mencekik, tapi berbalik dengan hatinya begitu tenang dam damai. Pelukan kaku itu adalah pelukan terbaik selamanya yang pernah ia terima.
"Jika aku harus membayar pelukannya, kenangan ini dengan sejuta rasa sakit lebih dari iji entah dimasalalu, kini ataupun kelak domasa depan aku tidak pernah akan ragu....unuk bisa tinggal disisinya ini lebih dari cukup..."

Jade memejamkan matanya meresapi segala kenangan ini, satu-satu persatu air matanya menetes dan semakin deras, ia terisak begiu pilu. Semakin dalam rasa sakit dihatinya itu semakin ia meringkuk seperi bayi, menutup mulutnya untuk menahan isakan yang semakin tak terkendali. Betapa saat ini ia mengasihani nasib dirinya sendiri.

Kesedihannya, mengaburkannya dari keadaan disekitarnya yang tiba-tiba berubah gelap, angin semilir berubah menjadi histeris badai yang menggelung-gelung. Asap hitam tiba-tiba masuk ke jendela dan menaiki ranjangnya merayap dengan menakutkan.
Jade baru tersadar setelah asap itu melilit kakinya dan menularkan ras dingin yang mencekam. Suaranya tiba-tiba menghilang, tak ada jeritan hanya rintihan lirih yang keluar dari mulutnya yang terengah-engah berusaha meraup oksigen.
"Arrgh....Pi....erre...."
Jade berusaha meronta, ia berusaha turun dari ranjang tapi betapa terkejutnya saat diras tubuhnya melumpuh dan ambruk di atas permadani maroon yang lembut. Seluruh tubuh terutama kakinya terasa remuk redam sekalipun ia terjatuh di atas permadani lembut itu, rasa sakit mengingatkannya untuk tetap sadar dan berusaha meraih apapun dengan tangannya yang lemah, kaki meja pun ia raih untuk menahan tarikan dari asap itu sehingga gelas air jatuh pecah berderai.
Ia tak peduli dengan tangannya yang tergores pecahan, ia hanya terus berusaha merangkak menuju pintu kamar yang kini terasa begitu jauh.
"Aku tidak bisa mati seperti ini...Pierre"
Nafas jade semakin pendek dan tubuhnya semakin beku karena kedinginan. Matanya yang berair semakin buram, ia sudah lelah dan pasrah.
Darrrrr!!!!
Suara pintu terbanting dan langkah kaki dan tongkat yang tergesa-gesa menjadi gambaran terakhirnyayang semakin memburam Jade menarik nafas lega dengan senyuman samar yang menenangkan. Berakhir sudah...

Feel nya dapet gak yaa....
Masih sepi-sepi...
Author mulai lelah #dipojokkan...
Voment please ^;<

Jade PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang