Update part yang gak seberapa ini...cobaannya berat banget...jari-jari ini berat melangkah ke atas keypad...#hufft akhirnya!!!!!
#author banyak alasanPierre memicingkan matanya memfokuskan pandangannya untuk melihat seseorang dengan gaun putih dengan mata putih kosong tersenyum tipis melihat Jade.
"Siapa kau!!!"
"Waktunya semakin dekat.."
"Apa yang terjadi, kau yang melakukan ini!!!"
"Apakah kau juga buta membedakan aura kekuatanku pangeran mahkota...??"
"Kau!!! Jangan sebut panggilan itu dihadapanku!!!"
"Tapi itulah kenyataannya...baik engkau ataupun sang raja memungkiri...kau tetap tak tergantikan kekuatan clan akan goyah tanpa penerus murni sang raja...kecuali, Purity of Heart ada dalam genggamannya dan penerus terpilihnya"
"Seberapa hebat Purity of Heart sehingga merebut kehidupan gadis ini...." Pierre menekan suaranya yang penuh amarah sambil memandangi wajah Jade yang semakin pucat "tapi itu tidak penting sekarang, beritahu aku bagaimana cara menyadarkan dia...kenapa dia semakin membiru dan dingin?"
" aku tidak bisa pangeran..."
"APA MAKSUDMU!!!"
"Tidakkah kau ingat bagaimana kematian ibumu...masa depan bergerak menuju akhirnya pangeran, gadis itu akan...kecuali kau masih menyimpan wasiat terakhir ibumu...itu akan menahan kekuatan racun sihir dan segel Purity of Heart"
"Apa warisan terakhir ibuku???"
"Aku tidak bisa memberitahukanmu hanya kau yang tahu..."
Wanita dengan gaun putih tipis berkibar- kibar itu mendekati Jade yang masih pingsan dalam pelukan Pierre dan menyentuhkan ujung telunjuknya ke dahi Jade.
"Apa yang kau lakukan!!!" Pierre menyipitkan matanta memandang defensif pada wanita itu
"Aku hanya bisa berusaha memanggilnya...sisanya adalah keinginannya sendiri"
"Unghhh...." lirih Jade berusaha membuka kelopak matanya
"Jade..." panggil Pierre sembari mengusap pipi jadi pelan " bangun amare..."
"Tuan...." Jade mengerjapkan matanya meyakinkan dirinya terhadap seseorang yang ada dihadapannya saat ini. "A...sap...ta...di..." gadis itu teingat kejadian yang menimpanya tadi.
"Ssst....jangan khawatir aku disini..." ujar Pierre menatap lembut gadis itu seraya menggendong dan meletakkannya ke atas ranjang.
"Halo dewi Purity Of Heart..." sapa wanita itu mendekat kesisi ranjang Jade
"Anda siapa?..suara itu apakah kau yang memanggilku..."
"Ya saat ini bukan siapa aku yang penting tapi kau dewi yang harus tahu apa kau sebenarnya dan tugasmu..."
"Aku...tugasku...apa ini berkaitan dengan sesuatu yang ada di tubuhku ini??? Apa aku akan mati...?"
"Ya...kematianmu yang menyedihkan..."
"Sudah kuduga..." ujar Jade memandang langit-langit kamar dengan cahaya mata yang memudar
"Hentikan menjatuhkan semangat hidupnya!!!" desis Pierre menahan gelegak amarah
"Inilah kenyataaan takdir yang sudah menjadi bagian dari dirinya pangeran....tapi yang lebih penting dari itu dia adalah dewi pelindung bagi keseimbangan dunia bawah kalian....itu yang menjadikan kematiannya berarti..." ujar wanita itu dengan nada datar yang dingin "kau melihat gambaran itu kan dewi....? Kau sudah melihatnya dalam pingsanmu tadi...."
"Penuhi takdirmu..." ujar wanita itu seraya mundur menjauh dan menghilang dalam kepulan kabut putih yang wangi.
***
"Bagaimana ini apa kau baik-baik saja Tuan??" Jade menatap sendu Pierre yang pucat dengan sisa darah mengering yang ada di pipinya "mata Tuan...""Jangan khawatir Jade...ini akan membaik...segel sialan ini tidak akan bisa mengekangku begitu saja"
Jade menghela nafas berat, kekhawatirannya tidak menghilang begitu saja. Pierre menangkup wajah Jade dan menatap kedua matamya langsung.
Cuupp!!!
Pierre mengecup lembut bibir Jade, menyalurkan rasa hangat dari bibir beku nan dingin itu. Membuat rona merah diseputar pipi Jade."Tuan..." cicit Jade gelagapan bingung sekaligus takjub "apa yang anda..."
"Kau bukan slaveku, panggil saja Pierre..."
"Tap..."Cupp!!! Pierre mengecup gemas bibir Jade sekali lagi, begitu terasa manis.
Jade semakin merona sampai ke sekujur tubuhnya. Teringat mimpinya tadi, gadis itu kembali menghela nafas berat.
"Aku melihat 'sang dewi' sebelumnya ibundamu..." lirih Jade membuat tubuh Pierre kaku "aku sudah memilih jalanku...Tuan..."
"Hentikan..." suara Pierre berubah dingin "Jangan lakukan itu...meninggalkanku seperti ibu..."
Jade mengusap pelan pipi Pierre yang dingin dengan tangannya yang masih bergetar Menyalurkan segala perasaannya yang tak terucap.
"Aku tidak menyesali takdir yang begini...karena dengan takdir inilah dia mempertemukanmu denganku...hanya saja kesedihannya masih tetap terasa menyakitkan..." gadis itu terisak pelan memejamkan matanya menahan bendungan kesedihan yang meluap-luap.
"Katakan padaku...apa yang kau inginkan selain menjalankan takdir sialan itu amare...katakan padaku..." ujar Pierre nyaris putus asa menyatukan dahinya dan hidungnya dengan Jade.
Jade menggeleng pelan. Pierre mengecup ujung bibir Jade, berusaha membujuknya dengan kecupan-kecupan kecil putus asa yang dibalas dengan desahan lembut.
"Aku hanya ingin hidup denganmu...mati bersamamu...hanya bersamamu...Pierre bolehkah aku memanggilmu begitu..."
"Kalau begitu maka terjadilah amare..."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Jade Promise
VampireKebersamaan itu bukan makna cinta sebenarnya.... maka dari itu meski tidak ada garis takdir yang menuliskan kita bisa bersama selamanya seperti keabadianmu.... Esensi murni dari rasa cinta dan kasih sayang adalah penerimaan pengorbanan... Sekalipun...