cerpen

74 29 25
                                    

Happy Reading

*

*

12 Desember 2023, pembagian rapor murid kelas X, XI dan XII di Sekolah Harapan Bangsa. Pertama kali Devyn mendapat peringkat urut II di kelasnya, Ibunya yang mengambil rapor miliknya bermuka masam ketika berhadapan dengannya. Terlihat dari raut wajah ibunya ketika mendengar peringkat anaknya yang berada pada urut II, ia tampak kecewa namun, harus ditutupi dengan senyuman saat wali murid lain menoleh.

Selesai berhadapan djengan wali kelas dan akan segera pulang, Ibu Devyn pergi tanpa mengajak Devyn bersamanya. Devyn yang melihat Ibunya pergi begitu saya tanpa menghampirinya, ia kemudian menyusul ibunya dengan perasaan gelisah yang hebat.

Sampai dirumah, Ibu Devyn yang memegang rapor Devyn melemparkan rapor tersebut hingga mengenai wajah Devyn. Devyn hanya berdiri terdiam memainkan tangannya dengan resah serta gelisah.

"KELUARR!!!" bentak ibu Devyn.

Suara bernada tinggi yang muncul dengan tiba-tiba mengejutkan Devyn, ia pun keluar dari rumah dan masih dengan baju sekolahnya. Tanpa sadar Devyn berlari dan tiba di depan rumah Bibinya, ia pun melihat Raya yang juga baru pulang sekolah.

"kamu .... tinggal disini?" tanya Devyn.

"ialah pake nanyak .... gak liat aku mau masuk ke rumah?" jawab Raya dengan lantang.

"santai kalik sensi amat," gumam Devyn.

Tak lama kemudian Bibi Devyn keluar lalu menyapa mereka. melihat Devyn dan Raya, Bibi beranggapan bahwa mereka pulang dari sekolah bersamaan.

"karena kalian udah disini, pasti laper....ya, kan? Masuk sini tante lagi masak enak!" seru Bibi Devyn.

Akhirnya Devyn dan Raya makan siang bersama Bibi Devyn, Raya tampak sudah dekat dengan Bibi Devyn dan Devyn pun tak menyangka akan kenyataan tersebut.

Disela-sela mereka makan bersama, Bibi Devyn menyinggung akan hasil rapor mereka berdua. Devyn mengatakan bahwa ia turun ke peringkat II yang mana peringkatnya telah diambil oleh Raya.

Bibi Devyn tidak seperti Ibunya yang terlalu menuntut Devyn, bagi Bibi Devyn peringkat II sudah termasuk yang terbaik. Meski Devyn turun peringkat, Bibi Devyn tidak memarahinya melainkan memotivasi Devyn untuk melakukan yang lebih baik dan menghargai usaha Devyn walau pun Devyn tak berada di peringkat I.

Pada malam harinya ketika Raya sudah pulang, Bibi Devyn merasa sesuatu yang menjanggal pada Devyn. Ia pun bertanya pada Devyn.

"Devyn ..... kok kamu lesuh banget? Kenapa? Mama kamu marah yah karna kamu turun peringkat?" tanya Bibi Devyn.

"iyaa ...... semua gara-gara si Raya itu tante ..... coba aja kalo dia gak di kelas Devyn ..... pasti Devyn gak di marah sama Mama ..... " keluh Devyn.

" Devyn ...... kamu gak boleh salahin Raya ...... dia emang ngerebut peringkat kamu, tapi dia gak salah Devyn ...... semua orang pasti mau dapat peringkat pertama ....... dari pada nyalahin Raya .... mending kamu perbaiki diri kamu, usahanya lebih keras lagi .... jangan ngeluh terus." Nasihat Bibi Devyn padanya.

Bibi Devyn pun memeluk ponakannya bertujuan untuk membuat Devyn tenang, Devyn pun memeluk balik Bibinya. Kemudian Bibi Devyn meyarankan Devyn untuk pulang di pagi hari.

Keesokan paginya Devyn pulang ke rumahnya dengan membawa jus buah alpukat yang dibuat oleh Bibi Devyn untuk Ibunya. Sampai di rumah, Devyn menuju kamar Ibunya lalu mengetuk pintu kamar Ibunya.

EvolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang