chap #2

44 26 9
                                    

Ketika pembicaraan mereka bersama Mentri Pendidika  selesai Devyn, Raya dan Leena pun dipersilahkan untuk kembali  melanjutkan pembelajaran di kelas mereka.

"kita harus gimana?" tanya Leena sembari berjalan.

"gimana Ra?" tanya Devyn menoleh ke arah Raya.

"malah tanya gue," dengus Raya.

Sentak mereka berhenti berjalan dengan menghembuskan napas berat, dan tiba-tiba mereka....

"AAAAAAAA" jerit mereka bertiga histeris.

***

Mentri Pendidikan Naura Belva masih berada di ruangan Pak Hasan, mereka tengah membicarakan permasalahan tentang membangun organisasi untuk memajukan pendidikan di Indonesia atas usulan Naura Belva.

"saya mau tanya buk, bagaimana bisa ibu memilih mereka bertiga untuk menjadi penggerak organisasi yang akan Ibu buat, apalagi mereka masih semester pertama loh buk  bahkan saya belum mengenal mereka dengan baik." Tanya Pak Hasan.

"Pak! Mereka itu siswa siswi berprestasi loh pak dan mereka bisa bekerja sama dengan baik. Bapak tau tidak, mereka itu pemenang Olimpiade Matematika tingkat Nasional." Jelas Bu Naura Belva.

"awalnya mereka itu satu sekolah hanya saja, Raya memilih pindah sekolah dan ia malah harus bersaing dengan temannya, meskipun begitu mereka masih dapat meraih juara nasional loh Pak, dan Bapak lihat pertemanan mereka sangat awet." Sambungnya.

"benar begitu buk? Wah... Saya bangga sekali mempunyai Mahasiswa berprestasi seperti mereka." Ujar Pak Hasan.

"mohon bimbingannya yah bu," sambungnya.

***

Duduklah mereka di Taman Kampus sembari membicarakan masalah mereka.

"mulainya gimana yah?" tanya Devyn.

"brosur gitu?" sambungnya.

"bentar ini kita mau bikin gimana dulu, pleasse lah ya kalo mendadak gini otak gue gak encer." Balas Leena.

"hmm.." gumam Raya dengan kedua temannya yang memandangnya tampak begitu serius.

Raya melirik kedua temannya yang berada di samping kanan dan kirinya itu membuat kedua temannya menundukkan kepala tampak putus asa. Namun, seketika Devyn mengangkat kepalanya kemudian...

"kumpulin orang aja gimana? Dari kampus kita aja, ntar kegiatannya tuh buat anak sekolahan." Jelas Devyn berdiri menghadap kedua temannya.

"dari kampus kita ke anak sekolahan gitu?" tanya Leena meyakinkan Devyn.

Devyn mengangguk sembari berdiri tegak menghadap Leena.

"tinggal diskusiin sama Bu Naura," jelas Raya.

"tapi ini bakalan sulit, karena target kita bukan cuman di satu kota tapi satu negara gilak." Sambungnya.

"it's ok! Kamu tidak sendiri nak!" Seru Devyn menepuk pundak Raya dilanjut dengan menganggukkan kepalanya.

***

Sebelum Bu Naura meninggalkan Kampus Jaya Abadi, ia dihampiri oleh Devyn, Raya dan Leena. Mereka memberi tahu ide mereka kepada Bu Naura. Awalnya Bu Naura tak percaya mereka mendapatkan ide cemerlang yang muncul begitu cepat, karena ide Devyn, Raya dan Leena bagus Bu Naura pun menyetujui usulan mereka dengan bangga.

***

Keesokan harinya mereka mencari Mahasiswa yang bersedia bekerja sama dengan mereka, dengan cara mempresentasikan ide serta program kerja Organisasi tersebut. Mulai dari teman seangkatan hingga senior namun, bukannya menarik anggota sebaliknya mereka tak mendapat satu pun orang yang bisa diajak kerja sama melainkan mereka hanya mendapat keluhan mulai dari sibuk dengan diri sendiri hingga yang sudah lelah belajar dan hanya ingin mencari pekerjaan.

Mereka memilih untuk beristirahat sejenak dengan jalan santai di pinggir Taman Kampus.

"tentuin nama organisasinya, buat posternya dan promosiin organisasi kita." Ucap Raya dengan cepat yang membuat kedua temannya itu terhenti saat berjalan bersama sementara ia lanjut berjalan.

Devyn berlari merangkul Raya dengan menampilkan garis senyumnya dan mengatakan...

"hmmm... kita butuh bantuan Bu Naura, ide lu bagus tapi tetep aja nyari anggota tak segampang itu Ra!"

Leena pun turut merangkul Raya serta menampilkan garis senyumnya dengan wajahnya yang dipenuhi semangat membara...

"Kita harus Semangat!!!!" seru Leena yang berapi-api.

Rasa gerah ditengah cuaca panas dan dirangkul oleh kedua temannya itu membuat Raya menghempaskan kedua rangkulan temannya serta menghembuskan napas beratnya...

"oke... Makan es krim dulu yuk!"

"ceh... Kirain mau lanjut," cibir Devyn dan Leena serentak.

***

Mereka pun membeli es krim corn yang dijual di kantin, tampaknya mereka tak melanjutkan rencananya melainkan, berkumpul di rumah Leena untuk membuat poster Organisasi.

"nama Organisasinya aja belum udah mau bikin poster aja lu semangat amat dah..." sindir Devyn.

"heheh... Lupa..." terkekeh Leena menampilkan gigi ratanya.

"Ting-Tung"

Suara bel rumah Leena berbunyi pertanda ia kedatangan tamu, ketika Ibu Leena membuka pintu berdirilah Bu Naura di depannya.

Ibu Leena menyambut Bu Naura layaknya teman dekatnya, Bu Naura pun di persilahkan untuk masuk dan mereka berdua duduk di ruang tamu mengobrol hingga bergurau.

Leena penasaran mengapa di ruang tamu begitu berisik, hingga ia keluar dari kamarnya menghampiri ruang tamu tersebut. Leena tertegun melihat Ibunya yang bersama dengan Bu Naura.

"AAAAAAAAA" terikan histeris dari Leena yang pada akhirnya membuat Devyn dan Raya juga ikut keluar dari kamarnya dan menghampiri ruang tamu....

"apaan sih Lee, melengking banget suara lu sakit telinga gua," ucap Devyn.

PLAK...

Suara tamparan renyah itu mendarat ke pundak Devyn.

"SAKIT RAA!!!"

"liat tuh!" tunjuk Raya kearah duduknya Ibu Leena dan Bu Naura.

"EEEEEEE....." teriakan histeris dari Devyn dan Raya yang terkejut melihat Ibu Leena tengah duduk santai bersama Bu Naura.

EvolutionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang