KANAYA - part 1

15 1 0
                                    

KANAYA - Januari -
.
~ Happy Reading ~

******

Kanaya Salsabilla namanya, perempuan cantik dengan rambut sebahu yang kini sudah berusia 25 tahun. Dia suka bernyanyi dan karena hobinya itu dia terkadang mempunyai job untuk mengisi di beberapa Cafe, Kanaya juga terkadang membantu orang tuanya di warung pecel lele entah melayani pelanggan atau sekedar mencuci piring. Jika ada waktu luang, Kanaya juga mengisi waktu kosongnya itu sebagai penyiar radio bersama sahabatnya Azela.

Semenjak putus dengan seseorang yang sangat di sayanginya tepatnya di bulan Januari. Kalau ingat itu, Kanaya teringat dengan judul lagu Januari yang di nyanyikan Glenn Fredly. Bukannya gimana, kalau gak sengaja dengar lagu itu kan jadi flashback ya kan? Di bilang gagal move on juga gak papa, nyatanya Kanaya masih sayang sama seseorang itu. Bahkan sampai saat ini Kanaya belum juga mempunyai pengganti, entah gimana dia kok malas aja pacaran lagi kalau ujungnya juga putus. Terus kalau kayak gitu di seriusinnya kapan?

Kalau di ingat-ingat juga kesel banget.

"Nay, ngelamun terus kenapa kamu capek ya?" tanya Ibunya yang tanpa di sadari sudah memperhatikan anak gadisnya itu.

Kanaya memang baru saja pulang dari Cafe, dia ada job bernyanyi cuman sebentar setelah itu langsung ke warung membantu orang tuanya di sana.

"Kalau capek istirahat aja Nay, Ibu sama Ayah gak papa kok," ucap sang Ayah yang kini sedang menggoreng ayam.

"Aku gak papa Bu, cuman besok bingung aja mau ke kondangan pakai baju apa?" sahutnya.

"Lah kirain kenapa," ujar pria paruh baya itu lagi.

"Besok kondangan sama Zela ya, kalau gitu jangan lama-lama ya Nay nanti ada aja cowok yang mau kenalan sama kamu, kasian Nak Pasha."

Kan? Ujungnya begini. Fyi, orang tuanya itu belum tau kalau dia sudah gak ada hubungan apa-apa lagi sama laki-laki itu. Naya sengaja tidak bilang ke orang tuanya takut kalau Ibunya nanti jadi sedih. Kalau Ayahnya mungkin bisa mengerti tapi kalau Ibunya itu pasti nangis. Kan Naya jadi gak tega,,

Ngomongnya juga gimana, Naya bingung kalau harus ngomong sama Ibu kan harus jelas.

Sudah 5 bulan Kanaya menyembunyikan perihal hal ini, karena dia juga males buat jelasinnya. Gimana dia bingung, ada kalanya orang tuanya bertanya dan Naya hanya jawab pacarnya itu sibuk karena sekarang bekerja di luar kota.

Tapi memang benar kan? Naya juga enggak bohong. Laki-laki itu memang sedang berada di luar kota membantu pekerjaan Papanya di sana, itu pun dia tahu dari Zela karena sahabatnya itu sumber dari segala informasi.

Kalau kata gue sih, teman yang selalu bisa di andalkan.

"Bu, aku pulang dulu gak papa kan? Zela nungguin di rumah mau kasih dress soalnya," ucap Naya saat mendapati pesan di ponselnya kalau Zela sudah menunggunya di rumah.

"Gak papa Nay, ada Ayah sama mbak Asti ini."

"Ya udah Bu, Ayah aku duluan."

*****

"Ya ampuun Nay lama bener, gue nungguinnya sampe lumutan tahu gak."

Baru juga Kanaya sampai di halaman rumahnya. Dia sendiri juga tahu kalau lama, ya mau gimana lagi tadi di jalan benar-benar macet. Kanaya tersenyum tanpa berkata apa-apa lagi, perempuan itu menyuruh Azela untuk masuk. Di lihatnya Zela duduk di sofa sambil memainkan ponselnya, sedangkan Naya mengambil minuman dingin dan juga cemilan.

"Dressnya ganti warna ya bukannya lo kemarin bilang warna biru kok ini warna peach," ujar Naya saat dia mengambil paper bag dan melihat Dress yang di bawa sahabatnya itu.

"Iya kata Caca ada perubahan gitu gue juga gak tau tapi ini tetap cantik kok."

"Iya sih." Naya berdiri sambil mencocokkan Dress itu ke badannya.

Naya sendiri sih gak mempersalahkan itu, badan dia juga gak gendut-gendut banget kan? Jadi, ya udah pasti ini pas.

"Besok gue samper ke rumah dan lo gak boleh kesiangan ya Nay, kalau terlambat Caca bisa ngomel-ngomel entar."

"Iyaa gue tahu kok."

Azela mendengar itu, mendengar kalau suara perempuan di sampingnya ini parau seperti habis menangis. Zela menatap Naya terus menerus ingin memastikan, semoga saja tebakannya salah.

Naya langsung menatap Azela ketika suara decakan terdengar jelas di telinganya. "Lo kenapa sih?"

"Lo yang kenapa, lemes banget dari tadi efek gagal move on begini banget Nay Nay."

Naya gak mengelak itu semua, emang bener apa kata Zela efek gagal move on emang masih terasa. Sampai Naya sendiri saja heran.

"Gue tadi lihat Pasha sama cewek pas di lampu merah tapi Pasha gak lihat gue, apa gue salah lihat ya Zel?"

"Kalau kata Bian sih emang Pasha tuh udah balik dari seminggu yang lalu kan lo sendiri tahu sepupunya itu si Caca ada nikahan, berarti yang lo lihat itu bener Nay."

Kanaya menghela napasnya pelan, perasaan berakhirnya hubungan mereka juga gak lama-lama banget. Tapi kenapa cowok itu selalu cepet banget dapat penggantinya, sedangkan Naya sendiri juga masih ngegalau gak jelas. Masih sibuk menyembuhkan hatinya, masih mau juga menyenangkan dirinya sendiri dengan cara pergi sendirian dan juga shopping.

Dari sekian banyak laki-laki yang Naya kenal juga entah kenapa gak ada yang bisa menggantikan Pasha di hatinya. Pasha terlalu memenuhi pikirannya sampai-sampai Naya sendiri juga buta, betah banget menyendiri gitu heran banget.

"Gue harus gandeng siapa dong malu banget entar ketemu mantan dia punya gandengan guenya kagak."

"Kenapa sih mikirin kayak gitu, udah yang penting lo happy gak boleh sedih jangan sampai Pasha entar mikirnya lo gagal move on."

Kan memang gagal move on, Naya sendiri juga mengakui itu kok.

"Gue gak usah dateng aja ya apa ya, alasannya sakit gitu," kata Naya memasang wajah bingung.

"Gak usah ngada-ngada deh ya, perkara lihat mantan begini banget Nay." Azela emosi sungguh, kalau pun dia jahat sudah di pastikan kepala sahabatnya itu sudah terbentur tembok sedari tadi. Biarin aja sampai berdarah-darah bodo amat.

"Lagian juga kenapa sih takdir mengharuskan gue ketemu sama Pasha mulu ini Caca juga pakai segala sepupunya Doi kan gue jadi galau gini."

Astagaaaaa Nay...

******
Kalau Naya minta bintangnya boleh kan yaa?
.
Terima kasih..

See you gaes.

Today's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang