♡₊˚・₊✧⋆⭒˚。⋆
Lantunan musik klasik bergema diseluruh penjuru ballroom hotel, para tamu undangan berbaur satu sama lain sambil menunggu acara yang akan segera dimulai. Dikesempatan ini lah para pembisnis mencari dan membentuk antar bisnis agar semakin jaya.
Asher salah satu orang penting diacara malam itu terlihat sangat tampan, dibaluti jas mahal berwarna hitam dengan kemeja putih serta dasi yang amat sangat rapi. Pria itu menyalami setiap tamu yang datang tak lupa mengucapkan terima kasih, alih-alih ramah kepada tamu namun hati pria itu gelisah lantaran sang kekasih belum juga menunjukkan batang hidungnya.
Sebentar lagi acara akan dimulai, dan Asher mau Sabila mendampingi nya. "Mom." Panggil Asher.
Sifa menghela nafas pelan, anak nya ini tidak ada rasa sabarnya sama sekali. Sudah yang ke 12 kali bertanya "Sabila mana?" Dia sampai muak sendiri mendengarnya.
"Sabar nak, kamu ini dari tadi loh. Mommy kan udah bilang Sabila masih siap-siap, tadi tante Marina udah telfon katanya udah jalan." Jelas Sifa.
Asher akhirnya bergabung dengan teman-temannya, pria itu mengambil satu gelas alkohol. "Lemes amat." Celutuk Alex.
Asher menoleh sebentar sebelum kembali meneguk minumannya. "Lemes lah, orang pacarnya nggak ada." Saut Jordan.
"Ada. Lara bilang tadi udah jalan, santai bro." Kata Bagas, ia menepuk pelan bahu Asher.
"Sher." Panggilan Alex membuat Asher menoleh sambil menaikkan alisnya.
"Ini gue nggak tau ya, gue yang salah liat apa beneran. Itu tadi didepan gue ketemu sama Kayla, dia kerja sama lo?" Tanya Alex penasaran, sempat terkejut sedikit saat berpapasan dengan Kayla.
Kayla adalah teman semasa kuliah mereka saat di London, apesnya mereka semua sempat punya problem dengan gadis itu dimasa lalu. Dimana waktu itu Kayla gencar mendekati Asher yang notabenya sudah mempunyai pacar, dan berujung menimbulkan masalah yang membuat Asher dan Sabila hampir putus.
"Kebetulan." Balas Asher acuh.
Alex berdecak kesal, tidak puas dengan jawaban Asher. "Serius lah, kok bisa dia gabung sama perusahaan lo?" Desak Alex.
Asher yang memang moodnya sudah anjlok dengan ogah-ogahan menjawab pertanyaan Alex. "Bagian keuangan gue lagi kosong, kebetulan dia masukin lamaran, dan keterima." Sesingkat itu tapi Alex cukup lega.
"Gitu. Ayang gue tau?"
Sontak alis Asher berkerut tak suka. "Maksudnya Sabila, elah biasa aja muka lu." Ralat Alex, ia mengibaskan tangannya didepan wajah Asher yang berubah masam.
"Hati-hati lo." Canda Jordan, tapi juga peringatan untuk Asher.
Kita tidak tahu kan apa yang akan terjadi dimasa depan.
Mata Asher tak lepas dari pintu ballroom yang tertutup rapat, sampai tiba akhirnya pintu besar itu terbuka menandakan ada tamu yang masuk. Asher menaruh asal gelas berisi alkohol tadi dan berjalan cepat menuju tempat dimana mommy dan daddy nya sedang berdiri.
"Oh yaampun, cantiknya!" Sifa berseru senang.
Menyambut keluarga Sabila yang baru saja tiba, tentu anak mantunya ini tidak akan mengecewakan.
"Maaf mommy daddy, kita terlambat. Jalannya macet banget." Ucap Sabila.
"Gakpapa."
Selesai Arga dan Varen bersalaman. Asher datang dan menyalami tangan Varen dan Marina bergantian. "Nah ini anaknya, sibuk sendiri dari tadi nyariin kamu sayang." Adu Sifa, melaporkan kegemesannya terhadap Asher.