♡₊˚・₊✧⋆⭒˚。⋆
Surakarta, Jawa tengah.
Sabila duduk disebuah cafe bersama teman-temannya, hari mulai sore dan kota Solo ini semakin ramai. Sebenarnya Sabila ingin cepat-cepat kembali ke Jakarta karena kesalah pahamannya dengan sang kekasih.
Sabila bersyukur karena semua pikiran-pikiran buruk tentang lipstik tersebut salah, dan ya Sabila lagi-lagi tersenyum membayangkan ekspresi Asher ketika mencari bukti. Pasti panik dan gelisah sendiri.
"Eh mall yuk?" Ajak salah satu dari 4 pramugari disana.
Sabila menoleh dan menatap Wulan yang juga menatapnya. "Yuk, sekalian dinner kita." Saut yang lain.
"Eemm....kalian aja, aku nggak dulu udah kenyang." Ucap Sabila.
"Iya sama, kalian aja." Celetuk Wulan juga.
Untungnya penerbangan kali ini tidak ada senior mereka, mana mungkin Sabila berani menolak jika ada senior diantara mereka saat ini. "Yahh....oke deh, tapi kalian ada mau nitip nggak?" Tawar Sania, pramugari paling muda disana.
"Nggak San, kalian happy-happy aja, inget jangan pulang malem. Besok kita pulang." Kata Sabila.
Kedua gadis itu mengangguk kompak, dan mereka berpisah didepan cafe. Wulan merenggangkan otot-ototnya. "Yaampun, pengen cepet-cepet tidur." Katanya.
Sabila merangkul Wulan dan mengajak gadis itu untuk kembali ke hotel, mereka jalan kaki karena jarak cafe dan hotel mereka sangat dekat butuh waktu sekitar 10 menit untuk tiba dihotel. Sekalian menikmati waktu sore.
Tiba di hotel mereka berpapasan dengan satu pilot muda. "Hai Sab, Lan."
Wulan memandang pilot itu dengan datar, tau gue mau modus kan lo?! Batinnya.
"Oh hai Arkan." Balas Sabila.
"Dari mana?" Tanya Arkan basa-basi.
"Cafe, lo mau kemana?" Wulan yang bersuara.
"Mau cari angin aja sore-sore gini sekalian mau cari makan."
"Pilot Salim mana?" Tanya Sabila.
"Ada dikamar, lagi telfonan sama anaknya."
"Lanjut deh, gue sama Sabila mau tidur." Tanpa mendengar jawaban Arkan, Wulan segera menarik Sabila agar berjalan.
"Modus aja, aku udah liat tadi dari luar hotel tuh anak ngeliatin kamu segitunya." Wulan misuh-misuh sambil masuk kedalam lift.
"Jangan nuduh gitu Lan. Arkan itu punya pacar, mana mungkin." Ujar Sabila, masih berpikir positif.
Wulan gemas pada Sabila. "Mungkin Sab, aku pernah mergokin dia jalan sama mbak Sella 2 hari lalu."
"Kasian sama pacar nya, lagian udah keliatan muka-muka buaya si Arkan itu." Sambil berjalan Wulan dan Sabila sibuk dengan pikiran masing-masing. "Ngeliat Arkan kayak gitu gimana aku mau percaya sama cowok lain lagi." Kata Wulan, terdengar lesu.
Sabila membuka pintu kamar. "Semua cowok emang sama Lan, tapi ada kok cowok yang emang bener-bener sayang sama kita, kamu belum ketemu sama yang cocok aja." Kata Sabila menenangkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/354853959-288-k426323.jpg)