05 - MINE

27.5K 2.8K 689
                                    

met baca! seneng kan lu 🙄



Asher melirik pintu apartemennya, pintu canggih itu terbuka sedikit lalu melebar dan menampakkan sosok gadis yang kini tengah membuka sepatunya, dari sofa Asher hanya memandangi Sabila yang tengah sibuk sendiri dengan urusannya.

"Kak."

Sabila melihat Asher duduk disofa tanpa pakaian atas, mempertontonkan otot perutnya yang terlihat jelas karena posisi duduknya yang sedikit merosot. "Kamu belum mandi?" Tanya Sabila sambil mendekati Asher.

"Enggak mandi juga tetep wangi." Balas Asher.

"Siapa yang bilang gitu?"

"Kamu lah." Pria itu menegakkan punggungnya.

Sabila mengabaikan Asher dan berlalu menuju dapur, dia akan membuatkan sarapan untuk pria itu selagi menunggunya mandi. Pagi-pagi buta Sabila sudah dirusuhi oleh kekasihnya ini yang memintanya untuk segera ke apartemen, jadi lah sekarang dia ada disini.

"Sana mandi kak, kamu bilang ada kerjaan nanti." Sabila mendorong Asher menggunakan lengannya karena Asher terus menempelinya.

"Aku udah mandi sayang." Asher peluk pinggang Sabila, membenamkan wajahnya dilekuk leher gadisnya menghirup dalam aroma manis yang menguar dari tubuh Sabila.

"Bohong," Sabila memegang rambut Asher lalu menciumnya. "Wangi kan? Aku subuh udah mandi." Kata Asher saat Sabila melepaskan kepalanya.

"Tumben mandi sepagi itu?" Asher tidak menjawab, dia sibuk memperhatikan tangan Sabila yang cekatan memasak sarapan untuknya.

"Nanti kita gym, harus mau." Paksa Asher, dia tahu betul Sabila paling tidak mau melakukan kegiatan olahraga bersamanya.

"Sendiri-sendiri aja ya." Tolak Sabila halus, ia meringis tidak enak.

"Kenapa sih? Aku nggak ngapa-ngapain sayang, kita olahraga bareng." Asher memutar tubuh Sabila agar menghadapnya.

Sabila sendiri menghela nafas. "Kamu kalo nge-gym bareng Sabila nafsuan terus, Sabila takut."

Asher terkekeh lalu mencium pipi kanan Sabila. "Normal dong aku."

Sabila kalau sedang angkat beban kesempatan emas untuk Asher grepe-grepe, matanya jelalatan kemana-kemana memandangi tubuh Sabila. "Iya tapi Sabila nggak mau."

"Iya janji nggak nafsu." Ucap Asher.

Sabila memicingkan matanya, mana mungkin dia percaya dengan janji itu. "Kamu selalu gitu kak, janji-janji tapi tangannya tetep kemana-mana." Keluh Sabila membuat Asher tergelak lepas.

"Mau ya, kita gym disini."



"Gimana keadaan mama?"

Lara menutup pintu ruang inap pelan-pelan, lalu memegang kedua pundak kekar Bagas, dengan senyum cantiknya Lara menenangkan kekasihnya itu. "Mama baik, tenang ya."

Bagas memeluk Lara. "Makasih ya sayang udah rawat mama, exclusive banget aku langsung kamu yang rawat." Lara terkekeh.

"Habis ini kamu ada periksa pasien lagi atau nggak ada?" Tanya Bagas.

"Enggak ada, kamu mau makan siang?" Bagas mengangguk.

"Makan diruangan aku aja ya, ada beberapa berkas yang harus aku baca soalnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MINE [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang