Awal 🥀

28 3 0
                                    

♡%..

Levi sedang duduk di bangku taman rumah sakit, menghirup aroma sore hari yang sejuk dikala angin menyapu wajah dan rambut nya dengan lembut.

"Oi Levi!"

Levi tetap tak menoleh, sampai si pemanggil mendekatinya lalu memegang bahu nya. Levi menoleh sekilas tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"Kenapa kau diluar? Aku dan hange mencari mu, dokter akan melakukan pemeriksaan sebentar lagi" Ucap Erwin menatap Levi yang sama sekali tak menoleh pada nya.

"Levi?" Panggil Erwin

"Ku mohon..jangan seperti ini terus kau hanya menyakiti hati mu sendiri"ucap Erwin menatap sahabat nya itu

"Aku pernah berjanji padanya akan selalu menjaga nya Erwin"ucap Levi menatap arah depan. Erwin tau siapa yg dimaksud oleh Levi ia tetap mendengarkan.

"Namun aku mengingkari nya " ucap Levi "kalau waktu bisa diulang kembali.. aku pasti akan menyelamatkan nya" Levi menoleh pada Erwin yang berdiri disamping kursi nya.

"Sadarlah Levi. Jika seperti ini terus penyakit mu akan semakin parah" ucap Erwin menatap sahabatnya itu dengan iba.

"Terus menurut mu, Erwin. . aku harus bagaiman sekarang?" Levi menatap Erwin

Erwin terdiam, ia menimbang nimbang kan apa yang akan ia katakan lalu"memaafkan. . ."jawab Erwin. Levi terdiam mendengar nya. "memaafkan diri mu sendiri" ucap Erwin menepuk bahu Levi lalu tersenyum bersimpati.

"Memaafkan diriku sendiri?" Levi berucap serayah tersenyum samar kearah Erwin seakan tak percaya mendengar jawaban Erwin.

"Percayalah Levi, kau hanya butuh waktu untuk melupakan nya" Erwin menambahkan. Erwin tidak mau melihat sahabat nya terus larut dalam kesedihan seperti ini.

"tidak bisa. Aku tidak bisa melakukan nya" Levi menatap kedua telapak tangan nya, tatapan nya begitu hampa. Terlihat kosong. Seperti tidak ada lagi kehidupan di sana.

Levi berdiri dari duduknya, ia beranjak dari sana meninggalkan Erwin. Tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi.

"Levi?-"hange menyapa nya.

Levi melewati hange begitu saja, yang baru datang. Hange menatap punggung Levi yang pergi menjauh, menoleh pada Erwin yang tetap diam, dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan. Hange menghampiri Erwin.

"Dia tidak mau mendengar kan, lagi. Ya?"
Tebak hange

Erwin mengangguk pelan"ku rasa biarkan dia menyadari nya sendiri, Levi hanya butuh waktu"
Erwin duduk di kursi panjang itu di ikuti hange yang duduk disampingnya.

"Kita juga tidak bisa memaksakan perasaan nya"
Ucap Erwin. Hange menoleh "namun melihat levi yang seperti ini terus, apa kau tidak iba?" Hange menatap wajah Erwin.

"Tentu saja. Ternyata sekuat kuat nya manusia akan lemah jika kehilangan orang yang berharga bagi nya" ucap Erwin.

.

.

.

??

.

.

Jangan lupa vote anda comen ya!!🐼

ketika berhenti disini (levixpetra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang