5. Keputusan

243 76 3
                                    

Everyday I Love sudah tersedia di Google Playbook, Karyakarsa dan dalam bentuk Pdf. Untuk pdf bisa kontak ke aku yang di no 081917797353.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Happy reading


❤❤❤❤


Brook mendorong pintu ruang kerja Alex dengan keras. Tidak peduli pada Alex yang menatapnya dengan kesal, Brook melangkah dan berdiri di depan Alex, menatap pria itu tajam.

Ini memang sudah seharusnya. Brook memang seharusnya marah pada Alex atas apa yang pria itu lakukan tanpa persetujuan darinya.

"Kau sengaja melakukannya, bukan?" tanya Brook tanpa basa-basi.

"Melakukan apa?"

Brook mendengkus. "Kau sangat tidak pantas bersikap pura-pura bodoh seperti itu, Alexander!!"

"Memangnya apa yang aku lakukan? Seingatku aku tidak melakukan apa pun yang membuatmu harus marah-marah seperti ini," sahut Alex santai.

Brook menggeram. Alex selalu tahu bagaimana memancing emosinya. "Kau sengaja menjadikan Barbara rekan kerjaku, padahal kau lebih dari tahu kalau aku tidak akan mungkin mau berpasangan dengan wanita itu."

"Dan kenapa kau tidak mau berpasangan dengan Barbara?"

"Kau tahu pasti alasannya," balas Brook kesal. Alex tidak mungkin tidak tahu. Alex tahu segala hal termasuk hubungannya dengan Barbara.

Alex menghela nafas. "Sejujurnya aku tidak peduli dengan urusan pribadi kalian. Aku menjadikan Barbara pasanganmu karena aku tahu kalian akan menjadi pasangan yang hebat. Kalian sama-sama bisa diandalkan. Kalian akan saling melengkapi dan aku yakin kalian akan bisa dengan cepat menyelesaikan tugas ini."

"Aku tidak yakin jika itu alasanmu yang sebenarnya."

"Aku tidak peduli apa pun yang kau pikirkan tentangku, Brook. Aku tidak harus menjelaskan apa pun padamu. Lagipula kau sudah menyatakan untuk mundur dari tugas ini, jadi seharusnya tidak ada yang kau permasalahkan lagi, bukan? Barbara tidak akan menjadi rekan kerjamu dan kau tidak akan mengambil tugas ini, itu fokus kita dalam pembicaraan ini."

"Lalu kau akan memasangkannya dengan Reymond?"

"Seperti yang tadi kau dengar."

"Kau tidak bisa melakukan semuanya sesuka hatimu."

"Sesuka hatiku? Kau yang menyatakan mundur dari tugas ini dan aku harus mencarikan rekan kerja yang lain untuk Barbara. Lagipula kau tadi mendengar sendiri jika Barbara setuju berpasangan dengan Reymond, lalu apa masalahmu?"

Brook menggeram. Ia juga yakin Alex tahu bagaimana hubungannya dengan Reymond. Ia tidak mungkin membiarkan Reymond bekerjasama dengan Barbara. Tidak boleh dan tidak akan pernah.

"Sepertinya pembicaraan kita sudah selesai. Karena kau sudah menolak untuk mengambil tugas ini, kau bisa kembali ke Lostwithiel atau melakukan apa pun yang kau sukai di London," Alex menatap pintu yang terbuka. "Kau bisa pergi Brook. Aku harus segera mengirim surat untuk Reymond dan memintanya kemari."

Brook menatap kertas di atas meja kerja Alex lalu kembali menatap Alex dengan tajam. "Aku akan tetap menjalankan tugas ini," katanya penuh keyakinan.

Alis Alex terangkat. "Aku tidak salah dengar, kan? Bukankah tadi kau mengatakan mundur dari tugas ini?"

"Aku akan tetap melakukannya," kata Brook sekali lagi.

"Tapi aku tidak bisa membatalkan Barbara untuk tugas ini. Aku tidak bisa menemukan wanita yang pantas menggantikannya menjalankan tugas ini. Jadi jika kau ingin menjalankan tugas ini dengan syarat Barbara harus mundur, aku tidak bisa. Barbara tetap akan melakukan tugas ini."

"Aku tidak memintamu membatalkan keikutsertaan wanita itu. Aku hanya mengatakan kalau aku akan tetap menjalankan tugas ini. Aku tidak akan mundur, jadi kau tidak perlu mencari pasangan lain untuk wanita itu."

"Kau yakin?"

"Aku yakin."

"Baiklah," Alex berdiri, mengulurkan tangan pada Brook yang meskipun kesal tetap menyambut uluran tangan Alex. "Selamat datang kembali Brook. Aku yakin kau dan Barbara akan menjadi tim yang luar biasa dalam kasus ini. Kita akan membicarakan detail rencana kalian sore nanti."

Brook tidak mengatakan apa pun lagi. Ia langsung meninggalkan ruang kerja Alex dan kembali membanting pintu hingga tertutup. Sementara Alex mengambil surat yang ditulisnya di atas meja dan meremasnya. Ia tersenyum karena rencananya untuk memancing Brook akhirnya berhasil dengan baik. Cukup membuat Brook cemburu dengan kehadiran Reymond, maka Brook kini menjadi miliknya lagi.

Sementara itu Brook memilih menaiki tangga dan masuk ke kamar yang biasa ditempatinya saat berada di kediaman Alex. Ia menghela nafas beberapa kali guna meredakan emosinya yang bergejolak.

Brook sangat yakin dengan keputusan yang diambilnya. Meskipun membenci Barbara tapi ia tidak mungkin membiarkan Barbara bekerjasama dengan Reymond. Ia tidak ingin Barbara jatuh dalam rayuan Reymond yang sudah sejak lama tertarik pada wanita itu. Selain itu, ia tidak mungkin membiarkan orang lain yang menjalankan tugas ini. Brook ingin ia sendirilah yang menemukan pelaku dari penembakan yang menimpa Gabriel. Ia tidak ingin menimpakan tugas itu kepada orang lain apalagi Reymond. Bukan karena Reymond tidak mampu tapi karena ia ingin melakukannya sendiri. Gabriel adalah saudaranya dan sudah seharusnya ia menegakkan keadilan untuk Gabriel.

Brook beranjak dan meraih brendi yang terletak di atas meja lalu menuangkan ke dalam gelas dan meminumnya.

Brook tahu, bekerjasama dengan Barbara bukan hal yang mudah. Ia masih sangat marah pada wanita itu karena kebohongan yang telah Barbara lakukan. Meskipun hubungan mereka sudah berakhir sangat lama, tapi tetap saja perasaan kecewa masih dirasakan Brook hingga saat ini. Itu jugalah yang membuatnya enggan bertemu Barbara. Ia selalu menghindari setiap kegiatan ataupun acara yang kemungkinan besar bisa mempertemukannya dengan Barbara. Barbara harus dijauhi untuk tetap menjaga kewarasannya.

Tapi semua usahanya selama ini tidak bisa Brook teruskan lagi. Kali ini Brook tidak hanya akan bertemu Barbara, tapi mereka akan bekerjasama memecahkan kasus yang menimpa Gabriel. Mereka akan menjadi pasangan kekasih dan menghadiri pesta pedesaan di Somerset.

Ini tidak mudah bagi Brook terutama karena sampai detik ini ia masih sangat mencintai Barbara. Tidak ada yang bisa menggantikan Barbara dalam hati dan hidupnya, tapi ia juga tidak bisa bersama Barbara selama wanita itu tidak berhenti dari pekerjaannya saat ini.

"Brengsek," maki Brook. Ia selalu saja kesulitan mengendalikan diri setiap kali mengingat Barbara sedangkan Barbara sama sekali tidak terlihat terpengaruh oleh kehadirannya.

Apa itu berarti Barbara sudah tidak lagi mencintainya? Apa perasaan wanita itu sudah hilang? Secepat itukah Barbara melupakan dirinya?

Brook memejamkan mata. Tidak seharusnya ia mempertanyakan pertanyaan-pernyataan itu kepada dirinya sendiri. Hubungannya dengan Barbara sudah berakhir sangat lama, jadi wajar saja jika Barbara sudah tidak lagi mencintainya. Seharusnya ia melakukan hal yang sama. Melupakan Barbara seperti yang Barbara lakukan.  




❤❤❤❤

06122023

IT'S YOU (SEQUEL OF SEASON SERIES #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang