09. Buah Lemon

5 2 3
                                    


Rey berjalan kaki menuju toko buah yang ada di dekat kompleks tempat tinggalnya untuk membeli beberapa buah lemon di sana. Dalam perjalanan pulang, ia kembali menerawang sosok perempuan yang ada di komputernya. Cantik, tapi siapa? Sahabat? Pacar? Wajahnya tersemat senyum salah tingkah membayangkannya, jantungnya berdegup seakan-akan sedang jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya. Mau pacar atau sahabat, toh tetap menyisakan satu pertanyaan besar di benar Rey, dimana dia sekarang?

Sesampainya di rumah, ia mengambil satu buah lemon dan memasukkan sisanya ke dalam lemari pendingin, setelahnya ia menuju ke kamar, dengan sebuah spidol hitam, ia menggambar garis mata, hidung, dan mulut di buah lemon yang tadi ia bawa, garis mata dan mulut itu dibuat melengkung sehingga menampakkan seperti sebuah senyuman, Rey kemudian meletakkan buah itu di atas meja.

· Mengingat Password login Komputer. Stuck! Done!

· Mencari informasi, foto tempat / orang (Komputer akan sangat membantu). Masih stuck! On process!

· Menjangkau orang-orang / teman semasa sekolah. Stuuuuck! On process!

· Social media! Sama stuck juga On process!

· Suara perempuan. Ini siapa?

· Aroma Lemon. Kenapa aroma ini begitu terekam di alam bawah sadar?

· ...

Rey kembali memperbaharui daftar di jurnalnya, ia juga telah menuliskan pengalaman-pengalamannya bersama Kris dan Andi, pengalaman penyembuhan fisiknya, kondisi mentalnya, hingga tidak terasa informasi-informasi yang ia tuliskan di jurnalnya sudah hampir menyerupai buku diary.

Ia pun tidak lupa untuk membuat beberapa contoh desain logo yang akan ia jadikan sebagai promosi untuk penawaran jasanya di e-commerce di komputer, Rey bertekad harus bisa menghasilkan uang dari sana, ia tidak ingin terus menerus membebani sang Ayah, karena usianya yang sudah tidak bisa lagi disebut sebagai anak remaja. Hari-hari pertama tidak ada yang menghubunginya, namun ia tetap optimis ketika melihat di kolom diskusi sudah ada beberapa calon pelanggan yang bertanya mengenai sistem pengerjaan dan jangka waktu pengolahan desain yang ditawarkan, angka yang muncul pada fitur "produk dilihat" juga terus bertambah, setidaknya orang-orang sudah mulai melihat jasanya ditawarkan, begitu pikirnya.

Menjelang sore dan malam hari, barulah ia berkutat kembali untuk melatih ingatannya untuk dapat mengingat masa lalunya yang sebagian hilang. Rey kembali membuka file foto perempuan itu, kali ini foto dengan pose yang berbeda dari foto yang ia lihat kemarin, yaitu foto selfie perempuan itu, dengan Rey sendiri di sampingnya.

Nggak salah lagi, orang ini pasti spesial untukku! Batinnya, lagi-lagi semilir aroma lemon menyentuh indera penciumannya. Ia kemudian mengambil buah lemon di dekatnya dan menghirup baunya. Benar, bau lemon, tapi entah kenapa baunya lebih khas daripada buah ini... Pikirnya sambil mengernyitkan dahi.

Satu yang pasti di benaknya, perempuan ini, dan aroma lemon, adalah dua hal yang tidak terpisahkan.

Tapi kenapaaa!? Sial. Rey seakan-akan tidak dapat menemukan korelasi yang pas antara dua hal itu.

Apakah perempuan ini pedagang buah?

Atau.. Namanya? Lemon?

Atau... Buah favoritnya adalah lemon?

Pertanyaan-pertanyaan itu menari-nari di pikirannya. Gadis beraroma lemon! Kalimat itulah yang secara otomatis menjadi slogan dari batin Rey ketika ia mengingat sosok perempuan itu.

Gadis Beraroma LemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang