⋆˚࿔ Tetangga aneh 𝜗𝜚˚⋆һᥲ⍴⍴у rᥱᥲძіᥒg 💭
Sesuai harapannya, Ryuka berhasil menghabiskan waktunya dengan baik di kampus pagi tadi. Untungnya, tidak ada orang yang menyebalkan di kelasnya. Semoga saja memang tidak ada, Ryuka tidak ingin masa kuliahnya terganggu oleh manusia-manusia tidak bermanfaat seperti itu.
Ryuka bukan termasuk golongan orang kaya, jadi masuk ke Universitas memalui jalur undangan seperti ini saja sudah membuatnya begitu bangga. Jaegar juga berkuliah di Universitas yang sama dengannya, hanya saja laki-laki itu mengambil jurusan yang berbeda dengannya. Ryuka berada di jurusan Arsitektur sedangkan Jaegar merupakan mahasiswa jurusan HI.
Pagi tadi, Ryuka sudah mendapat balasan pesan dari Jaegar, dan tentunya membuat gadis itu sangat senang. Meskipun laki-laki itu memberikan alasan tidak bisa menjemputnya, Ryuka tak masalah. Lagipula, tujuannya ke sini adalah untuk melanjutkan pendidikan bukan untuk menambah beban Jaegar.
Yang membuat hatinya berdebar meski Jaegar tidak bisa menemuinya hari ini adalah sebuah kalung yang kini ada di dalam sebuah kotak kaca dengan secarik surat yang ditulis tangan oleh pria itu.
Ini kalung aku kasih buat kamu, jangan tolak lagi karena harganya gak mahal kok, aku bisa nyari uang segitu dalam sehari. Aku kasih ke kamu, biar aku bisa nandain kamu, dari sekian banyak orang di kampus, yang makai kalung ini cuma kamu. Dan, aku bisa nyari kamu dengan mudah jika aja kamu hilang. Pakai ya sayang? Kalau gak aku marah.
Ryuka mengulum senyumnya membaca kata demi kata surat dari Jaegar. Setelah ia memasangkan di leher jenjangnya, Ryuka menatap pantulan dirinya di cermin. Lalu mengetikkan sebuah pesan untuk pacarnya.
To Jaegar: Thanks kalungnya, bagus aku suka, tapii lain kali jangan ngabisin uang kamu demi aku ya. Kamu bisa tabung buat nikahan kita nanti hehe.
Bukan tanpa alasan Ryuka berkata seperti itu, ia tahu persis bahwa kalung ini harganya tidak biasa. Selama ia berpacaran dengan Jaegar, laki-laki itu tak pernah membelikannya barang murah.
Lima menit setelah pesan itu terkirim, sebuah telepon dari Jaegar masuk. Ryuka menekan tombol hijau di layarnya dan kini menempelkan ponselnya itu ke telinganya.
"Buka pintunya."
Ryuka yang mendengar itu tentu langsung panik. Ia terkejut karena tiba-tiba Jaegar meneleponnya dan meminta untuk membukakan pintu. Dengan cepat, ia berlari kecil dan membuka pintu kamarnya. Ia lihat, Jaegar berdiri di depannya dengan ponselnya yang masih menempel di telinga.
Senyum lebar ia terima dari pria itu, Jaegar mematikan teleponnya. "Ayo, pergi."
"Ke mana? Tiba-tiba banget?" Gadis itu berujar, Jaegar mengelus dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes
Teen Fiction|Sebuah Kesalahan Yang Memabukkan| Ryuka hanyalah seorang gadis biasa yang jatuh sejatuh jatuhnya pada seorang Jaegar, seorang laki-laki yang begitu tampan dan romantis. Bagi Ryuka, Jaegar adalah satu-satunya pria yang ia cintai. Tepat sebelum seseo...