Selama pelajaran Gus Alzam berlangsung air mata alezza terus menurun mengingat alzam dan alasya
"Ga usah di pikirin za"bisik kalea dengan pandangan kedepan
"Yang barisan ke 3 jawab soal didepan"
"Za kamu dipanggil Gus"
"Eh b-baik Gus"
Alezza pun membersihkan matanya lalu maju kedepan
"Jangan menangis saat pelajaran maaf jika saya ada salah"
"Sudah"
"Baik"
Pelajaran pun selesai
"Hmm akhirnya selesai ngapain yok di asrama" ucap alezza sambil membereskan barangnya
"Nanti aku mau beli sabun sama pensil didepan kamu ikut ga za"tanya kalea
"Ikuttt"
Mereka pun berjalan ke koprasi untuk membeli sabun dan pensil alezza hanya menunggu di depan koprasi Karna keberadaan Gus Alzam dan ustadzah alasya
Kalea yang menyadari itu mempercepat membeli kebutuhannya
Mata alezza sudah berkaca kaca jika ia mengedipkan matanya sudah tumpah semuaDan tepat saatnya saat kalea sampai kalea memeluk erat alezza untuk menenangkannya
"Bisa bisanya alezza Diam aja punya hati jangan terlalu lembut lawan aja itu ust alasya"
"Tapi kata ust alasya ada benar nya juga alezza tidak cocok jika dibandingkan dengan alasya"
"Salah semua orang cocok Dimata yang benar"
"Yaudah ayo aku anter ke ndalem"
Alezza hanya mengangguk sambil memegang erat tangan kalea
"Assalamualaikum umma"
"Wallaikumsalam,eh yaallah nak matamu sampe lebam gitu astaghfirullah Abah,abah"
"Kenapa umm,astaghfirullah alezza nak kamu kenapa nduk"
"Gapapa umma Abah mungkin alezza cape cuma butuh istirahat"
Umma dan Abah yang tau itu hanya membiarkan alezza pergi ke kamar tak lama Gus Alzam kembali dengan ustadzah alasya
"Umma duluan assalamu'alaikum"
"Waallaikumsalalamm"
"Assalamualaikum abahh" Alzam menyalimi Abah lalu duduk dikursi dengan alasya
Abah tau mengapa mata alezza lebam
Alezza merasa lapar ia pun keluar tetapi ia berpikir jika ia keluar maka kemungkin akan bertemu dengan gus alzam,tapi Karna dia tidak bisa menahan lapar lagi
Ceklek
"Hahaha iya Gus"
"Eh alezza sini duduk"
Alezza tersenyum lalu menggeleng
"Ngga sopan banget sih sama gurunya begitu"
"Maaf ya dia memang begitu"
Akhir akhir ini air mata alezza tidak pernah bisa berhenti
"Umma alezza mau makan" umma melihat tangan alezza yang sudah bergetar itu
"Yaallah umma ga tega ngelihat kamu tersiksa cuma gara gara Alzam aja nduk kamu mau pulang? Umma ga bisa apa apa"
Alezza menggeleng "alezza masih bertanggung jawab sebagai istri"
"Kamu kuat nduk,bentar umma siapin makannya dulu"
"Zawjati kenapa kamu selalu menghindar"ucap Alzam yang kebetulan lewat
"Perasaan Gus aja kali hehehe" masih sempatnya tertawa dalam kesakitan ya itu
"Sa-"
"Biarkan alezza makan kamu urusin aja alasya mu itu"
"Ternyata Karna alasya mungkin saya harus meminta maaf pada alezza dia sudah saya sakiti saya ini bagaimana tidak becus jadi suami" batin Alzam
Alzam pun berbalik badan dan pergi ke ruang tamu
Saat alezza sampai diruang tamu mereka sudah tidak ada lagi dalam ruangan itu ya ia tau mungkin mereka sedang bersenang senang
Saat alezza duduk di ruang tamu pintu terbuka dan memunculkan seorang pria menggunakan pakaian putih berpeci dan membawa Alquran
"Assalamualaikum"
"Wallaikumsalam"
"Saya mau bicara dengan kamu"
Alezza menatap Alzam yang sedang duduk di sebelahnya
"Saya tidak becus jadi suami tapi mengapa kamu masih bisa bersabar Humaira"
Alezza menundukkan kepalanya sejenak
"Saya masih bertanggung jawab menjadi istri saya sudah dilatih bersabar dari kecil"
"Ikut saya sebentar"
Alezza mengikuti Alzam menuju garasi Alzam menyalakan motornya lalu jalan dengan kecepatan penuh
"Kita sudah sampai"
Alzam membawa alezza ke suatu taman yang sepi yang hijau ada air terjun kunang kunang yang menjadi pencahayaan mereka dan bulan yang terang
Alzam menggandeng alezza ke sebuah ayunan berwarna putih ini seperti dunia peri hanya ada mereka di taman ini
Alezza menggunakan penutup mata yang Alzam gunakan sebelum mereka sampai disini,Alzam membuka penutup mata itu dan memberikan sebuah buket bunga mawar berwarna putih
"Maafkan saya,saya belum bisa jadi suami yang baik tolong maafkan saya zawjati"
"Permintaan maaf diterimaaa,tapi ada lagi satu syarat agar permintaan maafnya diterima 100%" ucap alezza dengan mata yang berkaca kaca
"Apapun zawjati"
"Kepasar malem yang tadi kita lewati"
"Hanya itu baiklah"
"Tapii aku mau tanya kemana ustadzah alasya"
"Sudah saya keluarkan Karna saya tau apa yang ingin dia perbuat padaku"
"Hmm begitu ya,ini taman nya cantik tau dari mana"
"Ini tempat bermain saya dulu"
"Hmm begitu ya"
Waktu terus berlalu hingga kini sudah pukul 22:43 malam sebelum mereka pulang mereka ke pasar malam seperti janji alezza tadi
"Nahh udah ini aja"
Alezza menarik ujung baju Alzam
"Sudahh"rengek alezza
Alzam tersenyum gemas ia pun menggandeng tangan alezza lalu pergi ke parkiran untuk pulang
Alzam dan alezza sampai dirumah dengan selamat
Mereka pun bersih bersih dan kembali ke kamar untuk melaksanakan sholat
"Ayo sholat"
"Alezz-za lagi n-gga bisa Gus"
Alzam pun mengangguk dengan senyuman tipis "baik,saya sholat dulu"
Setelah Alzam melakukan sholat isya ia menghampiri istrinya yang sedang membaca buku
"Kamu lagi apa"ucap Alzam
"Gatau alezza gabut ditinggal suami alezza sholat"
"Maaf ya sayang pasti nunggunya lama"
"Ngga,Gus Alzam cukup tidur di sofa"
"Emang salah saya dimana alezza-ku"
"Gatau,pokoknya syuh... kebawah"
"Sayang jangan gitu dong,pasti efek pms"
"Kayanya,Gus Alzam sayang ngga sama alezza"
"Sayang banget"jawab Alzam
"Yaudah saan tidur bawah alezza mau diatas sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
dijodohkan dengan anak kyai
Teen Fictionkisah ini tentang kisah hidup Nadia Kayra Alezza dan Muhammad Alzam Arkana pada awal mula mereka bertemu memang lah mereka berdua saling menyukai,walau memang alezza murid teladan tapi masa lalunya sangat suram pada akhirnya mereka terkejut karna me...