#01

118 41 16
                                    

± HAPPY READING ±

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

± HAPPY READING ±































"Happy birthday to you.."

"Happy birthday to you.."

"Happy birthday, Happy birthday.."

"Happy birthday to you"

Kurva senyuman perlahan terbit diwajah tampan yang terlihat lelah itu, kala melihat wanita paruh baya berpiyama merah marun kini datang menghampiri nya sembari membawa kue ulang tahun berukuran sedang dengan lilin angka 17 yang sumbu nya sudah dilahap oleh api.

"Happy birthday Regan"

Ucapan selamat ulang tahun yang bunda nya katakan adalah hal yang paling Regan hargai.

Bangkit dari atas ranjang, Regan berdiri disamping sang bunda yang tinggi nya kini hanya sebatas leher nya saja.

Regan menutup mata nya, merapalkan sebuah doa dalam hati. Yang pasti, ia meminta semoga tuhan berbaik hati untuk memperpanjang umur sang bunda alih alih umur nya sendiri. Bagi Regan, ia akan terasa mati jika ia hidup tanpa ada nya bunda.

huftt..

Selesai meniup lilin, Regan meraih kue tersebut dan meletakan nya diatas nakas dekat ranjang. Memotong nya sedikit menggunakan pisau kue.

Anggun - sang bunda yang melihat itu tersenyum tipis, kekehan nya lolos kala Regan menyodorkan sepotong kue untuk nya, memberi isyarat untuk anggun membuka mulut.

Setelah Anggun menerima suapan dan menelan nya dengan baik. Wanita itu menepuk nepuk pelan bahu sang anak, menatap lembut tepat di netra coklat yang sama persis seperti netra milik nya.

"Terus jadi anak yang baik gan, Bunda mau kamu bersyukur dengan apa yang kamu punya sekarang. Jadi apa adanya diri kamu sendiri, ya? jangan berusaha sekeras itu untuk bikin bunda bangga sama kamu, tapi berusaha sebisa kamu. Apapun itu, ada nya kamu disamping bunda sudah menjadi suatu kebanggaan tersendiri yang sangat patut bunda syukuri. Terimakasih tuhan... Anak ku sudah engkau beri hidup sampai saat ini"

Regan memeluk bunda nya, perlahan tapi pasti liquid bening pertanda haru turun menyusuri pipi ke dagu hingga akhir nya jatuh ke lantai.

"Terimakasih, Regan sayang bunda."

Pelukan terlerai dan Anggun tersenyum hangat melihat putra nya menangis. Regan anak baik seperti kebanyakan orang bilang, dia tumbuh dengan banyak cinta dari keluarga maupun sekelompok orang terdekat nya. Regan putra Anggun sang pemilik hati lembut nan tulus.

"Iya sayang, Bunda jauh lebih sayang kamu."

"Waduh, Ayah terlambat ya?"

Kedua nya menoleh kearah pintu kamar saat seorang pria datang masih dengan menggunakan setelan kantor nya.

"Maaf, Ayah lembur malam ini." ucap nya sembari menghampiri anak dan istrinya yang kini melemparkan senyuman dengan menggeleng kecil, pertanda bahwa semua nya baik baik saja.

"engga kok, baru aja kita mulai iya kan gan?" tanya Anggun.

Regan mengangguk mantap. Ia lantas kembali memotong kue nya dan menyodorkan pada sang ayah.

Sama seperti Anggun, Farhan terkekeh kecil saat menerima suapan. Potongan kue nya sedikit besar membuat cream kue tersebut berceceran disudut bibir si ayah.

"Walah walah, sudah bukan anak kecil lagi putra ayah ya?, Selamat ulang tahun Gan. Makin dewasa makin ganteng aja, persis kayak Ayah nih kamu. Iya gak Bun?" Goda Farhan sembari membersihkan sisa sisa cream disudut bibir nya menggunakan ibu jari.

Anggun mendelik, meski yang diucapkan sang suami tidak lah bohong, tapi emang boleh se-percaya diri itu?

"Ye" singkat Anggun.

"Bunda mu cool banget Gan"

"Cool ndas mu!"

Regan tertawa kecil melihat kelakukan kedua orang tua nya, meski begitu ia sangat bersyukur sebab karena mereka lah ia bisa sebahagia sekarang.

"Udah udah, Ayah ganteng dan Bunda yang cantik jangan ribut, malu sama semut yang lagi silaturahmi tuh di tembok"

Farhan tertawa kencang sekali sampai membuat Anggun menutup kedua telinga nya dramatis, kalian tau kan ketawa nya bapak-bapak seperti apa? Oh ayolah, selamatkan pendengaran Anggun.

Terlebih suami nya itu memiliki selera humor yang tinggi. Apapun hal yang dikatakan, meski tidak lucu dia akan tetap tertawa, Atau paling tidak terkekeh kecil.

"udah lah mas ayo keluar, bising ada kamu nih"

Anggun menyeret suami nya keluar. Bukan apa apa, ia mengerti Regan butuh istirahat. Terlihat dari mata nya yang sudah sayup tadi. Maka dari itu jika mereka masih berada disana kemungkinan waktu tidur sang anak akan terganggu.

Meski Regan sendiri tidak begitu, pemuda itu mendudukkan diri nya ditepi ranjang setelah kepergian kedua orang tua nya. Ia terus memandang kue ulang tahun nya, rasanya seperti ada suatu hal yang terlewat. Tanpa sadar, ia kembali menangis. Rasa rindu yang tak pernah terobati, itu yang ia rasakan. Namun ia masih tak mengerti, Rindu yang dirasa mempunyai tujuan atau tidak. Jika punya, kemana rindu nya berlabuh? Dan untuk siapa?

Selalu seperti ini, disetiap hari ulang tahun nya selalu ia habiskan dengan isi kepala yang ramai. Banyak sekali tanya yang tak ada jawaban nya.







































"Selamat ulang tahun anak bunda.."

Ucap sosok wanita paruh baya yang kini terduduk disofa kamar nya, jari-jari lentik nya tiada henti mengusap-usap satu foto lama yang terlihat usang namun masih terawat. Bayi kecil berumur 3 tahun, yang kini pasti sudah tumbuh dewasa - menjadi seorang pemuda tampan dan baik hati.

Malam ini ia gunakan waktu tidur nya untuk merayakan ulang tahun sang anak yang telah lama pergi.




















TBC.


Sulit banget nyelesaiin satu part aja, hadehh.

Btw, next ora?






04 Desember 2023

PERSADA JIWA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang