(Mengambil langkah awal selalu menjadi hal tersulit dan membutuhkan keyakinan yang besar. Namun, kamu harus mengambil langkah itu sebelum melakukan perjalanan yang lebih jauh)
Notes : Cuman mengingatkan kalo yg aku italic itu flashback, happy reading gais♡
Suara langkah menggema diseluruh ruangan rumah sakit. Suara langkah yang pasti dan penuh semangat terdengar sangat nyaring. Gerios, berlari cepat menuju ruangan eleanor. Hatinya tiba-tiba bersemangat, air mukanya dipenuhi senyum yang mengembang. Sesampainya didepan pintu tujuannya, dia membuka dengan pelan, hati-hati namun pasti.
Gerios dengan pelan mengguncang badan eleanor pelan. Berharap membangunkannya, meskipun terlihat gadis itu kurang senang waktu tidurnya terganggu. Dengan lesu, gadis itu berguling kesisi lain tempat tidurnya, menghadapkan dirinya kepada gerios.
"El, bangun!" perintah gerios sambil mengguncang gadis itu sekali lagi
"Apa? Kenapa?" eleanor bertanya dengan malas dan membuka hanya satu matanya
"Kita akan ke mitake, dan kita akan berangkat sekarang!, tidak ada staff rumah sakit yang berkeliaran karena larut malam, jadi sempurna" kata gerios semangat dan telah menarik selimut eleanor
"Kamu kenapa io? Dan apa maksudnya?"
"Untuk mencari malaikat, konyol" jawab gerios dengan nada semangat dan mengetuk kepala eleanor pelan. "sekarang, apakah kamu bisa berjalan sendiri atau kamu ingin aku menggendongmu ke mobilku el?"
***
"Kita benar-benar berangkat, kan?" Eleanor bertanya dan memperhatikan seberkas cahaya yang melewati sisinya dari sebelah jendela mobil. Titik-titik cahaya terang berceceran melintasi gelapnya malam dan sepinya jalanan. Seperti tidak ingin mengalah, bintang-bintangpun memberikan cahaya terangnya menghiasi langit. Eleanor membuka jendela sedikit dan menghirup aroma malam.
"Ke mitake?" gerios bertanya secara retoris, matanya tertuju pada jalanan di depannya "Ya, benar kita dalam perjalanan kesana"
Dengan ekspresi bingung eleanor menatap sahabatnya dan berkata, "kenapa?.... maksudku, aku tahu kita mencari malaikat.... Tapi kenapa tiba-tiba dan mendesak? Kenapa mitake? Dan kenapa sekarang setelah bertahun-tahun melupakan ide itu?"
"Aku bertemu Tuan At-"
"Tuan Atmaja? Kamu bertemu dia?" potong gadis itu, matanya terbelalak karena terkejut hingga perlahan-lahan terkulai terbawa pada kenangan manis mereka, "rasanya baru kemarin kita masuk ke halaman belakang rumahnya" eleanor bersuara sebelum diikuti tawa lembut dan hangatnya, "Bagaimana dia?"
Gerios tersenyum mendengarnya sambil berbelok ke kiri disebuah persimpangan "dia tampaknya baik-baik saja, dia lelaki tua kuat yang pernah aku temui"
menghela nafas pelan, lelaki itu menoleh ke arah eleanor sejenak sebelum mengalihkan pandangannya kembali ke jalan "dia memberi tahuku bahwa ada malaikat di pedasaan mitake, awalnya aku kira dia gila, tapi ada sesuatu dimatanya yang memberi tahuku sebaliknya. Kamu mungkin akan menganggapku gila, tapi aku percaya padanya"
Eleanor menanggapi dengan mendengus kata-kata gerios. Sambil menggelengkan kepalanya, eleanor dengan ringan menjawab "aku selalu berpikir kamu itu gila io, dan bukan karena kamu yang mempercayai bahwa malaikat itu ada... aku hanya berpikir kamu memang gila secara umum, tapi itulah yang aku suka darimu"
Gerios melontarkan senyuman yang mengungkapkan semua perasaan yang terkandung di dalam hatinya. Perasaan menerima, rasa syukur, harapan dan... cinta. "jadi bagaimana el? Kamu, aku, kita melakukan misi terakhir ini bersama?"