24 | Norma Yang Tidak Adil

36 21 0
                                    

- h a p p y r e a d i n g ✨

Bian melangkah keluar dari kelas karena pelajaran hari ini sudah berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bian melangkah keluar dari kelas karena pelajaran hari ini sudah berakhir. Ia cukup kesal dengan dosen barusan. Wanita itu memberi materi yang berbelit-belit dan melenceng kemana-mana.

"Bian!!" panggil seseorang dari arah belakang.

Tak perlu menoleh, ia juga tahu, siapa pemilik suara itu.

Jera.

"Tadi malam, lo dipukul sama Sean lagi, ya, Bi?"

"Bilangin sama cowok lo, gausah nyerang sembarangan," sahut Bian acuh.

Jera menjelaskan. "Gue udah putus. Tuh cowok toxic banget sumpah. Dia selalu nyerang orang yang dekat sama gue."

Bian melangkahkan kakinya, melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

"Maaf, ya, Bi. Gara-gara gue, lo kena terus," lirih Jera.

"Makanya gausah deket-deket sama gue."

"Kan kita temenan."

Bian melirik Jera sebentar. "Bener, temenan. Tapi, gue ga butuh masalah kayak begini terus. Lo udah putus, jangan gangguin hidup gue lagi."

"Gue udah putus sama dia, Bi! Kenapa harus gue coba yang disalahin? Gue cuman mau dekat sama lo, salah?"

Bian melanjutkan langkahnya tanpa menjawab, meninggalkan Jera yang terdiam di tempat.

🍂🍂🍂

Ibu Kala mengambil air putih dari dapur lalu membawanya ke dalam kamar dengan tergesa-gesa.

Uhuk uhuk

Sedari tadi, sang Ayah tidak berhenti batuk. Hal yang akhir-akhir ini sering terjadi.

"Minum dulu, Yah," kata Ibu Kala.

Ayah meneguk air itu hingga tandas. Batuknya mereda, tetapi nyeri di dada tetap terasa sangat sakit.

"Ayah, gapapa?" Ibu mengambil gelas dari tangan Ayah.

Ayah menggeleng. "Gapapa."

🍂🍂🍂

H

ari ini, Kala pulang tepat waktu, tak ingin mengulangi kejadian semalam yang masih membekas di ingatannya.

Dalam benaknya, masih terbayang wajah Bian yang terluka. Kala merasa lega bahwa dia tidak pulang terlambat, berharap untuk menghindari potensi bahaya di malam hari.

Bicara soal Bian, Kala menyadari bahwa lelaki itu tidak muncul sejak kejadian malam kemarin. Biasanya, dia sering datang ke kafe untuk mengerjakan tugas atau sekadar duduk bersama.

Hujan Di Penghujung Kemarau ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang