berbeda . 02

103 14 4
                                    

Hujan deras kini membasahi bumi, menciptakan suasana dingin membuat orang-orang yang ingin menerobos pun harus berpikir dua kali. Sudah beberapa hari berlalu semenjak kejadian pembunuhan Kang Yuna dan masih menjadi topik hangat di kalangan mahasiswa.

Yeonjun keluar dari area fakultas kedokteran menuju lobi kampus yang berdekatan dengan parkiran mahasiswa. Ia menikmati alunan rintik hujan yang begitu deras dengan damai, terkadang tangannya ikut menyentuh tetesan air yang melaju begitu cepat membasahi lantai bumi.

Sedetik kemudian atensinya beralih kepada lelaki yang baru saja tiba di sampingnya. Melakukan hal sama dengannya, menunggu hujan sedikit reda. Mata Yeonjun menyipit menyadari orang itu sedikit familiar.

"Oh? Kau?"

Lelaki di samping Yeonjun merasa terpanggil, pasalnya Yeonjun memandangnya secara terang-terangan. dengan sedikit menyerit ia melirik ke si pemanggil.

"Kau orang yang menabrakku waktu itu kan?" Tanya Yeonjun sekali lagi.

kerutan di dahinya semakin dalam, ia terlihat sedikit bingung. Terdiam beberapa saat, kemudian ia balik menatap Yeonjun.

"Oh."

Kini Yeonjun yang menyerit, apa-apaan dengan jawaban itu? apa orang ini melupakannya? Ingatannya pendek sekali kalau begitu.

"Kau melupakanku? Ku pikir pertemuan kita cukup berkesan untuk dikenang.

Iyakan, Soobin Choi?"

Ia kembali mengerutkan kening, "apa maksudmu?"

'dia benar-benar melupakanku.'

"Lupakan." Jawab yeonjun dan direspon dengan acuh olehnya.

Hening kembali menyapa, hanya suara rintik derasnya hujan yang menyapu indra. Keduanya sama-sama menunggu langit menghentikan tangisannya.

"Kau menunggu hujan reda?" Tanya Yeonjun kembali berbasa-basi dengan orang di sebelahnya.

Soobin kembali melirik dengan tersenyum sinis, "Apa aku terlihat sedang menggosok baju?" Jawabnya sarkas.

Matanya seakan berkata kau buta? pertanyaan bodoh macam apa itu? Dan itu terlihat menyebalkan bagi Yeonjun.

"Aku hanya mencari topik tau, Kenapa kau menjawab dengan kejam seperti itu."

"Kalau begitu hentikan basa-basi bodohmu itu." Soobin melangkah menerobos derasnya hujan dengan angkuh, meninggalkan Yeonjun yang memiringkan kepalanya karna masih bingung dengan sikap Soobin. barangkali muak dengan ocehan Yeonjun tadi.

Apakah sifatnya memang seperti itu?
Iris matanya juga.. berbeda.

"abu-abu?"

Yeonjun terkekeh,

"Menarik."

___

Seorang pemuda terlihat mengendarai motor besarnya dengan kecepatan 80km/h cukup berbahaya untuk mereka yang mengendarai di atas jalanan licin.

Ia memasuki gerbang kawasan perumahan elit, menyusuri beberapa blok sebelum sampai pada blok F yang berada di paling ujung. Memarkirkan motor besarnya di rumah nomor 282.

Berdiri di teras dengan keadaan basah kuyup membuatnya berdecak kesal. Tanpa memperdulikan dirinya yang basah, kakinya melangkah memasuki ruang tamu dan disambut oleh teriakan yang memekikkan telinga.

"BERHENTI DISANA!"

Sontak langkahnya berhenti. Ia kembali menatap malas kepada seorang pemuda kecil dengan centong sayur di tangan kanannya

Dead Love | YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang