Chapter 34 : Crestfallen

127 6 1
                                    

[Zaila POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Zaila POV]

Entah bagaimana lagi aku menjelaskan perasaanku saat ini, setiap langkahnya, terasa sangat menyakitkan. Kakiku terasa sedang berjalan di atas bara api yang membara.

Aku berjalan gamang mengikuti langkah seseorang yang berjalan disampingku. Seorang laki-laki pembohong yang bodohnya aku sukai itu. Kau benar, Aretha, seharusnya aku tidak menaruh kepercayaanku padanya, seharusnya aku tidak pernah menyukainya.

Ya, aku akui aku sudah sedikit menaruh hati padanya. Tapi, perasaan itu kini seakan hilang begitu saja, melayang bersama kekecewaan, berganti dengan sebuah kebencian. Segala andai tersirat dibenakku, tapi semua itu tidak ada artinya karena hal yang tidak diinginkan sudah terjadi saat ini.

Ayolah Zaila, berhenti menyakiti diri sendiri. Kehidupan disini sudah cukup pelik, jangan mempersulit keadaan dengan menaruh perasaan ke hati yang salah, hati yang sudah berkali-kali menyakiti. Mulai saat ini, aku tidak lagi mempercayai siapapun di dunia ini, termasuk diriku sendiri.

Pria itu membawaku ke aula kerajaan untuk menghadiri perayaan syukuran atas kehamilan Ratu Hyra dan kehamilanku saat ini. Aku tidak mungkin bersikap aneh di depan semua orang, tidak mungkin juga memperlihatkan perasaanku yang sebenarnya dihadapan semua orang. Aku harus terpaksa berpura-pura bahagia, diatas kekecewaan.

Terduduk di samping pria gila yang nyatanya suamiku ini, disebelahnya ada Ratu Hyra dan Raja Adelard yang tersenyum bahagia disana. Aku ikut tersenyum melihat keduanya, ikut gembira menyaksikan kebahagiaan mereka berdua.

Lantunan ayat suci dan untaian doa mengiringi acara syukuran atas berkah Tuhan yang diberikan kepada kerajaan ini. Aku ikut memanjatkan rasa syukur, mencoba menerima semuanya.

Senyumku kembali berubah menjadi kepura-puraan ketika semua orang mulai memberikan hadiah dan ucapan selamat padaku, banyak sekali berbagai macam hadiah yang diberikan.

Ratu Hyra berhamburan memelukku, kini kami akan bertukar hadiah. Aku bahagia dengan kehamilannya, tapi aku tidak bahagia dengan kehamilanku sendiri. Maafkan Ibu, Nak... Cobalah untuk mengerti apa yang sedang Ibu rasakan saat ini. Ingatlah, bahkan Ayahmu meragukan keberadaanmu sebagai darah dagingnya sendiri.

Ratu Hyra memberikanku sebuah kotak, aku menerimanya sambil tersenyum. Tanganku terulur membuka kotak itu, lalu tertegun melihat sebuah pajangan keranjang bayi kecil yang sangat lucu. Aku menyukainya.

"Ini sangat indah, Yang Mulia..."

Ratu Hyra ikut tersenyum bahagia. "Aku memberimu yang kecil terlebih dahulu, setelah bayi kita lahir, aku akan menghadiahkanmu keranjang bayi yang sesungguhnya."

Senyum tulusku kembali meluruh, berganti dengan senyum kikuk penuh kepura-puraan ini.

"Baiklah, terimakasih atas hadiahmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku yang akan memberikanmu sesuatu."

MY CRAZY PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang