Chapter 20 : Pain

227 12 4
                                    

[Zaila POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Zaila POV]


Sakit, ini sungguh menyakitkan. Hatiku kembali disakiti oleh suamiku sendiri. Siapa yang tidak marah jika dituduh seperti ini?

Fakta demi fakta mulai terbongkar sekarang. Aku harus menghadapi kenyataan bahwa ketua perampok adalah Gerald, mantan pacarku di abad 21. Di zaman ini, ternyata kami masih saling berkaitan. Pangeran Gerald adalah mantan kekasih Putri Aretha, pantas saja Pangeran Abil semarah ini padaku.

Lalu, reaksi tubuh Putri Aretha yang kurasakan ketika pandanganku tertaut dengan Gerald. Rasa ini... seperti menyiksa batinku. Aku merasa disakiti sedemikian hebat olehnya, rasanya seperti trauma hingga membuat tubuhku bergetar, di tambah lagi tuduhan Abil yang semakin menyakitkanku. Aku tahu ia cemburu, tapi tak bisakah ia sedikit mempercayaiku?

Berulang kali sudah kukatakan bahwa aku hanya mempercayai Pangeran Abil disini. Di dunia ini, yang sekarang aku tahu wilayahnya disebut Gezelland.

Sudah hampir satu bulan berada di tempat ini, ternyata terlalu banyak kejutan rumit yang menghampiriku. Ini baru permulaan, aku berharap akan ada petunjuk ke depannya. Tujuanku sekarang bukan hanya untuk kembali ke abad 21, tapi juga untuk membantu Putri Aretha mewujudkan cintanya, serta membongkar kematiannya.

Tapi ini berat, sungguh. Aku harus mencari tahunya sendirian. Orang yang kupercaya malah menuduhku, bahkan kini sedang menghukumku.

Abil menciumiku dengan kasar, aku tidak bisa apa-apa, memberontak juga percuma, karena tenaganya lebih kuat. Aku hanya pasrah, membiarkan apa yang sedang ia lakukan padaku.

Perlakuan Abil seakan mencabik harga diriku sebagai seorang perempuan. Tapi aku tahu disini ia adalah suamiku, ini haknya. Persetan dengan Putri Aretha, aku yakin ia pasti mengizinkannya.

Namun, akan kupastikan ia kecewa sekarang, tersiksa karena tak bisa mendapatkan haknya.

Abil semakin menggila, ia juga semakin memberanikan diri untuk menanggalkan pakaian atasku. Lihatlah sekarang, Abil mengangkatku ke pangkuannya, lalu memelukku dengan tubuh atasku yang hanya tertutup oleh korset yang menyesakkan ini. Seakan mengerti, Abil mulai melepaskan satu persatu tali korset yang terikat di punggungku. Belum juga setengah terbuka, aku berbisik di telinganya.

"Pangeran, bukannya kau sudah berjanji untuk tidak menyentuhku sebelum aku mengizinkannya?"

Abil perlahan memberhentikan kegiatannya.

"Saat ini aku mengizinkannya, Pangeran. Tapi-" suara lirihku tertahan ketika Abil kembali melancarkan aksinya. Aku yakin ia bahagia karena sebentar lagi akan mendapatkan haknya.

"Tapi kau harus ingat bahwa kau tidak boleh menyentuh seorang wanita yang sedang haid. Aku minta maaf, Pangeran. Aku tidak mengizinkannya jadi kau tidak boleh menyentuhku, sekarang!" pekikku di akhir kalimat.

MY CRAZY PRINCE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang