TUJUH BELAS

573 61 38
                                    

Beomgyu menatap Taehyun terkejut, apalagi melihat wajahnya yang basah karena air mata. Kenapa ia bisa ada di sini? Malam-malam pula, apalagi mengingat bahwa Taehyun tidak boleh keluar rumah kan oleh ayahnya?

"Kenapa lo bisa ada di sini?" Tanya Beomgyu.

Terlihat, Tyun bingung sejenak, "tadi, Tyunie ikut ayah. Tapi Tyunie tidak tahu kembalinya lewat mana." Jawabnya seraya menunduk.

Beomgyu mengernyit, 'Tyunie'? Sepertinya Taehyun sedang dalam mode little, terbukti suaranya tadi juga sedikit terdengar seperti anak kecil.

"Terus? Ayah lo dimana?"

"Di sana." Tyun menunjuk arah barat, dimana gedung restauran itu terletak, namun Beomgyu malah bingung.

"Di sana dimana?" Tanyanya lagi.

"Itu gedung yang besar, yang mewah." Balas Tyun, matanya berbinar polos kedua tangannya bergerak seolah-olah mendeskripsikan seberapa besar gedungnya.

Beomgyu menghela napas. Sudahlah, berbicara dengan Taehyun yang sedang dalam mode little memang bisa menguras kesabarannya. Ia benar-benar polos, mau Tyunie menjelaskan bagaimana pun Beomgyu akan sulit memahaminya.

Karena pemuda manis itu hanya akan menjelaskan apa yang ada di otaknya dan apa yang ada di ingatannya.

Beomgyu melepaskan pegangan tangannya pada lengan Tyun, "terus, lo ngapain di sini?"

"Aku mau pulang." Tyun menatap Beomgyu dengan manik bulatnya yang berkaca-kaca.

Beomgyu sempat tertegun sejenak, manik Tyun begitu bening dan indah, apalagi cahaya rembulan dan lampu jalanan menyinari sepasang mata bulat itu, membuat keindahannya semakin jelas.

Sadar akan lamunannya, Beomgyu menggeleng. Ia meraih sapu tangan yang ada di sakunya, lantas mengusap wajah Tyun yang basah karena air matanya dengan telaten.

"Kenapa lo nangis?"

"Takut kak."

Mendengar jawabannya, Beomgyu mengangguk-angguk. Ia kembali memasukkan sapu tangannya kedalam saku setelah selesai mengusap wajah Tyun.

"Gak usah takut, ada gue sekarang." Tanpa sadar Beomgyu menarik sebuah senyuman tipis. Entah apa yang merasukinya, tangan Beomgyu kini menggenggam erat tangan Tyun.

Terlihat, Tyun menatap Beomgyu lamat. Ia mengangguk mantap dan tersenyum manis. Hal itu membuat Beomgyu terpana melihatnya, sungguh senyuman Taehyun selalu bisa membuat jantungnya berdebar tidak normal. Perasaan apa ini?

Seketika Beomgyu merasa beruntung di pertemukan oleh Taehyun malam ini. Pertemuan yang tidak sengaja, awalnya Beomgyu sedang berada di sebuah kafe, ingin bersantai seraya memandangi jalanan kota di malam hari.

Tapi, maniknya malah menangkap Taehyun yang seperti orang kebingungan seraya berjalan. Tentunya, itu berhasil mengundang perhatian Beomgyu. Berakhir ia menyusul pemuda manis tersebut.

"Kak bacot bisa anter Tyun pulang?" Tanya Tyun, menatap Beomgyu penuh harap.

"Jangan pulang dulu." Balas Beomgyu,

Tyun mengernyit, "kenapa?"

Beomgyu tersenyum, ia menarik tangan Tyun berjalan menuju motornya terpakir, "gimana kalo kita jalan-jalan?"

***

Tyun menatap sekeliling dengan tatapan berbinar, senyum lebar terpatri di wajah manisnya. Jiwa anak kecilnya meronta-ronta saat melihat ada banyak sekali wahana, permainan, dan aneka makanan yang berderet di sepanjang jalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TYUNIE! -BeomtaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang