TIGA BELAS

1.1K 155 42
                                    

Esoknya pagi-pagi sekitar pukul 07.01 lagi-lagi Taehyun kedatangan Beomgyu kerumahnya. Jika biasanya Beomgyu mengajaknya ke markas atau jalan-jalan ke tempat lain, namun hari ini berbeda, Beomgyu mengajaknya ikut ke sekolah.

Senang? Tentu saja, setelah sekian lama akhirnya Taehyun bisa kembali melihat bagaimana sekolah normal luaran sana. Ia bahkan sangat excited sampai-sampai saat sarapan ia begitu tergesa-gesa dan berakhir di tegur oleh bibi Riz agar makan pelan-pelan.

Beomgyu terlihat rapi mengenakan seragam sekolah didepannya. Taehyun sempat terpana, ketampanan Beomgyu bertambah berkali-kali lipat dari biasanya, apalagi aura wibawa begitu terasa.

Setelah selesai mengikat sepatunya, Taehyun langsung berlari kecil menghampiri Beomgyu. Penampilannya terlihat sederhana saja, Taehyun hanya memakai sweater cream oversize dengan bawahan celana kulot abu-abu.

Beomgyu yang sedang asik berkaca menyadari keberadaan Taehyun, ia menoleh. Dan saat itu juga, Beomgyu terpaku pada objek didepannya. Entah ini memang perasaannya saja, atau memang Taehyun yang terlihat semakin menggemaskan? Apalagi tatapan polosnya yang menatap Beomgyu bingung, pemuda manis itu mengecek kembali penampilannya takut ada yang salah.

"Kenapa? Penampilanku jelek ya?" Tanya Taehyun, raut wajahnya sedikit gusar.

Beomgyu menggeleng, "gak, cepet naik."

Taehyun menurut, walau dalam hati ia masih ragu. Sebelum berangkat, Taehyun menghampiri bibi Riz untuk pamit, "bi Taehyun berangkat dulu ya."

"Iya, hati-hati. Oh iya, di tas ada bekal yang udah bibi siapin, nanti di makan ya?" Ujar bibi Riz lembut, maniknya melirik kearah tas kecil yang dikenakan oleh Taehyun.

Pemuda manis itu mengangguk, senyum manisnya terangkat, "oke, terimakasih ya bi."

Bibi Riz terkekeh gemas, satu tangannya terangkat mencubit pelan pipi Taehyun. Jauh dari mereka, terdapat Beomgyu yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Terlihat, seorang asisten rumah tangga terlihat akrab dengan anak majikannya. Bahkan mereka seperti seorang ibu dan anak, seandainya Beomgyu juga mempunyai asisten seperti bibi Riz. Pasti Beomgyu jadi tahu bagaimana rasanya di perhatikan dengan penuh kasih sayang tanpa adanya tuntutan seperti kedua orangtuanya.

Tak ingin memakan waktu lama, Taehyun pun mulai berjalan menghampiri Beomgyu dan naik ke motornya. Beomgyu yang melamun merasakan ada pergerakan di belakang pun kembali fokus.

Di balik helmnya ia sedikit menoleh, "udah?"

Taehyun mengangguk, "iya."

Bukannya langsung berangkat, Beomgyu justru mengambil helm yang tergantung di stang motor sebelah kirinya dan menyerahkannya pada Taehyun. Sang empu melihat itu dengan alis yang bertaut bingung.

"Musim tilang, harus pake helm." Ujar Beomgyu.

Mendengarnya kebingungan Taehyun bertembah, "musim tilang itu apa? Musim baru ya?"

Beomgyu berdecak, bisa-bisanya ia melupakan suatu fakta, bahwa Taehyun itu polos, "bacot. Pake aja."

Meski masih bingung, tangan Taehyun bergerak menerima helm dari Beomgyu. Lantas ia segera memakainya, tanpa ia sadari Beomgyu memperhatikan gerak-geriknya melalui spion motor,

Di saat Taehyun sudah selesai dengan urusan helmnya. Beomgyu langsung menarik gasnya berjalan menuju tempatnya menimba ilmu.

***

Beomgyu menghentikan motornya di parkiran sekolah. Tangannya yang semula berada di stang, kini beralih melepas helm yang melindungi kepalanya, di ikuti oleh Taehyun dibelakangnya.

TYUNIE! -BeomtaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang