SEMBILAN

1.3K 188 23
                                    

Rumah Yeji, disinilah saat ini Taehyun dan Lisa berada. Si tuan rumah sibuk membuatkan mereka minum, awalnya Taehyun menolak keras karena tak ingin merepotkan Yeji, apalagi gadis itu terluka. Sudut bibirnya belum diobati.

Rumah Yeji terlihat sederhana, tidak terlalu besar dan tak terlalu kecil juga. Namun biar begitu, rumahnya terlihat bersih dan nyaman untuk ditinggali. Tapi sayang, suasananya terasa sepi. Terlintas dibenak Taehyun mengenai orang tua Yeji, kenapa tidak ada dirumah? Ah mungkin sedang bekerja.

Taehyun duduk dengan gusar di sofa ruang tamu Yeji. Dalam pikirannya, ia khawatir dengan teman-temannya yang sampai saat ini masih belum ada kabar, apakah mereka baik-baik saja? Semoga saat mereka datang, tidak ada yang terluka. Ia melirik kearah Lisa, gadis itu tampak anteng duduk dengan kaki di selonjorkan, sepertinya ia lelah karena berlari cukup jauh dari markas Black Moon hingga kemari.

Yeji datang dengan nampan gelas berisi es jeruk. Terhitung ada 8 gelas yang Yeji bawa, meski banyak begitu gadis tersebut tak merasa kesusahan sama sekali. Ia meletakkan nampannya diatas meja.

"Kenapa banyak banget?" Tanya Taehyun.

"Ini buat yang lain, katanya mereka lagi kesini." Balas Yeji, ia meletakkan segelas es tersebut didepan Taehyun, dan melakukan hal yang sama pada Lisa juga.

"Mereka gak papa kan?" Tanya Taehyun, suaranya terdengar agak lirih.

Yeji menoleh menatap Taehyun, disana ia menangkap sorot khawatir di manik bulat nan bening itu, "gak usah khawatir, mereka kuat. Mereka mesti bakal baik-baik aja."

"Paling ntar dateng-dateng ngerusuh." Lanjutnya, lantas ia mendudukkan dirinya disamping Lisa.

Yeji menghela napas lega, lelah juga habis membuat minuman. Ia menyenderkan punggungnya, dan menyelonjorkan kakinya.

"Um, Yeji." Panggil Taehyun, sang pemilik nama pun menoleh dengan pandangan penuh tanya.

"Ada kotak p3k?" Tanyanya.

Yeji mengkerut, mengingat-ingat, "ada, kenapa?"

"Luka kamu, belum diobatin." Balas Taehyun.

"Gak apa-apa, luka biasa juga. Ntar kalo inget gue bakal obatin sendiri." Yeji acuh, lagipula ia sudah biasa dengan luka seperti ini.

"Tapi, nanti takutnya infeksi." Ujar Taehyun lagi.

"Lebay ah, gue udah biasa sama luka kaya gini." Yeji tetap pada pendiriannya, ia sering mendapatkan luka seperti ini bahkan ada yang lebih parah lagi.

"Tapi, aku khawa—"

"Yayaya, kotak p3k-nya ada di lemari pojok itu." Pasrah Yeji, ia menyerah lagipula ia juga lelah, malas untuk berdebat.

Taehyun tersenyum, ia beranjak mengambil kotak p3k didalam lemari yang Yeji tunjuk tadi. Ia membuka lemari kaca tersebut, maniknya menangkap kotak yang ia cari. Tangan Taehyun terulur untuk mengambilnya, saat hendak berjalan maniknya tak sengaja melihat kumpulan bingkai-bingkai kecil berisi foto-foto lama.

Bisa Taehyun tebak, pasti itu foto keluarga Yeji. Disana juga ada anak kecil dan wajahnya mirip Yeji, Taehyun simpulkan itu adalah foto masa kecilnya. Ia tampak tersenyum ceria berada digendongan ibunya, dan sebelahnya ada pria tampan tersenyum sambil menggendong seorang bayi, sudah pasti itu adalah ayahnya dan bayi yang berada di gendongannya, mungkin itu adalah anak kedua mereka.

Mereka tampak bahagia, ah Taehyun jadi mengingat masa kecilnya. Ia juga punya foto seperti ini, dan memajangnya dikamar. Jika ia rindu, maka ditataplah foto tersebut seraya berandai-andai bahwa semuanya bisa kembali seperti dulu. Tapi sayangnya, itu semua hanya angan-angan belaka, mustahil bagi kita memutar balikan waktu seperti sedia kala.

TYUNIE! -BeomtaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang