04: Red Room (2)

9K 30 1
                                    

Ivan sengaja menyesap rokok lama-lama karena senang melihat Evelyn yang tersiksa oleh kenikmatan. Dia duduk di hadapan Evelyn yang tidak bisa berhenti mendesah dan mengerang keras. Risleting celananya sudah diturunkan, sehingga kejantanan Ivan yang keras dan besar bisa dibebaskan.

Tangannya menggerakan penisnya dengan gerakan lamban, seolah-olah ingin menikmati tontonan panas yang ada di hadapannya dengan segenap hati.

Di lain sisi, Evelyn merasa sangat tersiksa. Dia sudah mendapatkan orgasme selama tiga kali, tapi dildo dan semua vibrator yang menempel di tubuhnya tak kunjung berhenti bergerak dan bergetar.

Semakin lama, Evelyn bahkan merasa mainan-mainan dewasa itu bergerak semakin liar. Vaginanya tanpa henti mengeluarkan cairan bening dalam jumlah banyak, bahkan sampai menetes ke atas lantai meskipun Evelyn masih menggunakan celana dalam.

“Evie, tubuhmu sepertinya memang dilahirkan untuk terlihat seksi seperti ini.”

Ketika rokok keduanya habis, Ivan akhirnya mematikan semua mainan seks yang menempel di tubuh Evelyn. Dia kemudian melepaskan penutup mata dan ball gag di mulut wanita itu.

“Apa kau merasa puas dengan hadiahmu?”

Dengan suara lemah, Evelyn membalas, “Pu … puas, Master.”

“Hmm … sayangnya, aku belum puas.” Ivan mencengkram dagu Evelyn dan mencium bibirnya. “Sekarang, saatnya mengganti dildo di vaginamu menjadi milikku.”

Ketika Ivan menarik g-string yang dikenakan oleh Evelyn, dildo besar yang ada di dalam vagina wanita itu langsung jatuh ke lantai beserta dengan cairan orgasme yang sempat tertahan di dalam tubuh Evelyn.

Tampaknya, Evelyn sempat mendapatkan squirt, sehingga cairan yang dia keluarkan lebih banyak dari biasanya.

“Mainan itu sepertinya benar-benar membuatmu puas, bitch.

Setelah melepaskan semua mainan di tubuh Evelyn, Ivan turut membuka ikatan di kaki dan tangan Evelyn.

Tubuh Evelyn hampir saja jatuh ke lantai karena merasa lemas jika saja Ivan tidak menahan tubuhnya.

“Baru segitu saja kau sudah merasa lelah? Evie, bagaimana mungkin kau bisa memuaskan klien dengan stamina seburuk ini.”

Evelyn mencengkram lengan Ivan, kemudian berusaha berdiri tegak. “Kakiku hanya lemas karena terlalu lama diikat. Aku masih sanggup meneruskan.”

Good. Karena permainan kita baru saja akan dimulai.”

Evelyn mampu melihat tatapan Ivan dipenuhi oleh nafsu yang membara, jenis nafsu yang membuat Evelyn merinding.

Ivan tiba-tiba saja melempar tubuh telanjang Evelyn ke atas kasur, kemudian mengambil tali berwarna merah.

Awalnya, Evelyn berpikir jika Ivan ingin mengikat kedua tangan dan kakinya lagi di ujung tempat tidur. Namun, perkiraannya salah setelah dia melihat Ivan malah melebarkan kedua kakinya dan menekukkan betisnya ke paha.

Dengan cekatan, Ivan segera mengikat kaki Evelyn yang masih tertekuk, sehingga memaksa wanita itu untuk terus membuka kakinya lebar-lebar sampai lubang vaginanya yang basah bisa terlihat jelas.

Pergelangan tangan Evelyn turut diikat sehingga dia tidak bisa bergerak bebas.

Ivan membuka bagian luar vagina Evelyn menggunakan jarinya sampai cairan di dalam tubuh wanita itu keluar dan menetes ke kasur.

“Kau bahkan lebih terangsang setelah aku merubahmu menjadi boneka seks-ku. Bitch, kau sepertinya memang dilahirkan untuk menjadi pelacur.”

Evelyn sama sekali tidak tersinggung dengan kata-kata Ivan, karena dia juga berpikir demikian.

Evelyn [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang