Big Ben

ᴋᴀʙᴀʙɪᴋ'ꜱ ᴄᴀꜰᴇ

'I was all alone with the love of my life'

[🎶JVKE - Golden Hour🎶]

Strand Palace Hotel memiiki tata letak yang begitu strategis dekat pusat kota London. Hanya butuh waktu 25 menit berkendara menggunakan bus ikonik merah yang terdapat double deck diatasnya. Tidak heran jika hotel tersebut mendapat penghargaan karena memiliki keindahan dengan panorama wisata terbaik di sekitar ruang lingkupnya. Bagaimana tidak, tempat itu di apit oleh berbagai pusat wisata terkenal seperti Green Park, Trafalgar Square, National Gallery, Convet Garden dan masih banyak lainnya.

Tidak hanya itu, di sekitaran wilayah hotel terdapat pusat perbelanjaan dan restoran cepat saji bahkan cafe-cafe terkenal. Mulai dari cita rasa warga lokal sampai mendunia. Bangunan dari abad pertengahan terlihat masih berdiri kokoh serta terawat dengan baik yang membuatnya menjadi daya pikat tersendiri bagi para turis yang berdatangan. Setiap sudut jalan dipadati oleh pejalan kaki yang berlalu-lalang. Tidak lupa juga dengan jalur khusus bagi para pesepeda.

Di penghujung akhir musim gugur jalanan kota London di penuhi oleh dedaunan yang berserakan. Memasuki awal musim dingin membuat suhu udara menurun hampir dititik minus walaupun salju belum berjatuhan.

Lisya berjalan keluar hotel sambil mengeratkan syal juga mantelnya. Sesekali terlihat menghembuskan napas di kedua telapak tangannya agar tetap hangat. Hidung beserta telinganya memerah karena suhu udara pagi ini. Senyum merekah menyambut hari pertamanya di kota London.

"Aku masih tidak percaya berada disini." Pandangannya berbinar menatap keramaian di sekitar tempatnya menginap. "Rasanya seperti mimpi yang aku pun tidak ingin bangun dari tidurnya." lanjutnya.

Mengagumi keindahan kota Ratu Elizabeth membuat Lisya jadi tidak sabar memulai daftar kunjungan yang sudah dirinya susun dari jauh-jauh hari. Bahkan saking bersemangatnya dia sampai melewati sarapan pagi di hotel. Bukan tanpa alasan, gadis itu memang sengaja melakukannya karena ingin mengunjungi cafe yang terkenal dengan coklat panas dan juga dessertnya yang lezat.

Kunjungan pertama Lisya di hari pertamanya adalah, Kababik's Cafe. Saat pertama kali menelusuri situs online tentang tempat yang memiliki coklat panas terbaik cafe itu muncul di pencarian paling teratas dan masuk kedalam urutan lima besar.

Lisya melangkah masuk kedalam cafe mendorong pintu kaca itu perlahan dibarengi lonceng yang berdenting menyambut kedatangannya.

Kringg...

"Selamat datang." Salah satu pelayan menyambutnya hangat sambil membawa pesanan untuk para pelanggan. Lisya membalas senyuman itu dengan anggukan.

Tempatnya terlihat nyaman dan juga futuristik bahkan mereka menyediakan area bermain untuk anak-anak bila ada pengunjung yang membawa buah hati. Saat Lisya datang ternyata tempat itu tidak terlalu ramai pengunjung atau mungkin ada jam-jam tertentu yang membuatnya menjadi padat.

Lisya berjalan menuju kasir untuk memesan, "Permisi, apa aku bisa mendapatkan coklat panas dan juga croissant?" sosoknya berbicara pada seorang kasir pria bertubuh tinggi dengan surai piringnya.

"Tentu saja, saya akan segera membuatkannya." lengkungan di kedua sudut bibirnya melebar dengan nada suara yang ramah. "Bisa tolong tunggu sebentar? Saya akan membawakannya kemeja." kasir itu kemudian mencatat pesanan Lisya dan memberikannya kepada pelayan lain disampingnya.

Semetara Lisya berbalik arah menunggu dengan tenang di meja. Sorot matanya menatap keluar jendela memperhatikan aktivitas pagi di tengah sibuknya lalu-lintas. Terdapat pejalan kaki yang sedang menunggu bus, ada juga beberapa pesepeda dan anak-anak yang akan pergi berangkat sekolah. Para pedagang di pinggir jalan juga tidak luput dari perhatiannya seperti penjual bunga, buku-buku bekas dan juga seniman jalan.