Miss

12 0 0
                                    

"Hati-hati ya, kalo udah sampe rumah kabarin." ucapku sembari menggeser pintu gerbang diiringi suara rintik hujan malam itu.

"Iya" kata fika, sambil memegang tisu di tangan kanannya. 

***

Fika, hahaha. Mungkin sampai detik ini aku suka tertawa sendiri mendengar namanya. Pertemuan kami bermula di tempat yang biasa saja, di momen yang biasa saja juga. Di cafe sebrang salah satu kampus ternama di Kota Malang. 

"Mas ini uangnya." ucap fika sambil menyodorkan uang kertas 5 ribu.

"Mbak saya bukan tukang parkir, kan saya temennya vina tadi yang duduk disebelah vina." jawabku.

"Oh maaf mas, saya tadi gangeliat lagi fokus nugas soalnya, maaf banget ya mas" kata fika.

"Iya mbak, gakpapa" jawabku singkat.

"Ya Allah ka, ka, kok iso rio dikiro tukang parkir, padahal ngopi bareng" vina ikutan nyeletuk.

Vina adalah sahabatku dari awal masuk perkuliahan, satu jurusan dan satu kelas juga. Nongkrong juga merupakan salah satu kegiatan rutin kita, dan aku bisa kenal dengan banyak orang karena Vina, termasuk kenal Fika, gadis setinggi lampu taman dengan rambut sepundak. Dan Fika adalah adik kelas Vina sewaktu SMA yang kebetulan kuliah di kampus yang sama juga. Mungkin Vina adalah pembuka gerbang wahana permainan yang aku dan Fika alami selama ini.

Kedekatanku dengan Fika bermula gara-gara momen pembayaran parkir di cafe itu. Mulai dari nongkrong bareng Vina, sampai nongkrong tapi tidak bareng Vina. Ya meskipun dengan embel-embel nugas bareng tapi lebih dominan Fika yang nugas, sedangkan aku menonton anime. Bisa dibilang proses pendekatan kami cukup singkat, mengingat kepribadian Fika yang ternyata cukup mudah untuk berbaur dengan orang baru, hanya saja waktu pertama bertemu dulu dia memang sedang sibuk mengerjakan tugas yang wajib dikumpulkan keesokan harinya. Terkadang dikala weekend aku mengajak fika untuk menonton film di bioskop. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini tahun 2019 adalah film yang pertama aku tonton dengan Fika, dan pertama juga aku melihat Fika meneteskan air mata, sedangkan aku biasa saja. Dari kejadian itu aku mulai lebih mengenal dan penasaran dengan Fika.

"Ka, lo pedes apa enggak?" tanyaku sambil mengunyah cilok yang dibelikan Fika.

"Sedengan aja deh yo" jawab fika.

"Mas, pedes 1, yang setengah pedes 1 ya" ucapku ke penjual nasi goreng di trotoar pinggir jalan.

Malam itupun kami menikmati hidangan nasi goreng yang sangat spesial di trotoar pinggir jalan dan ditemani rintik hujan yang perlahan-lahan membasahi helm kami. Dengan obrolan terkait perkuliahan, hobi, dan pastinya bahasan tentang orang masa lalu, yaitu mantan. Fika beranggapan mustahil jika kita bisa berteman sama mantan, tapi tidak dengan aku yang beranggapan masih bisa kok berteman dengan mantan. Baginya mantan adalah status yang mutlak, yang tidak akan bisa dirubah nilainya. "Mantan ya akan tetep mantan, mana bisa temenan" ucap Fika dengan muka yang lucu, ekspresi ingin marah, tapi terlihat begitu menggemaskan. "Coba deh bayangin yok, lo pernah naruh rasa nih sama orang, pernah ngejalin hubungan nih, banyak kenangan kan pasti, terus endingnya lo putus dan balik sebagai temen, kan aneh? " kata Fika dengan ekspresi seperti penjelasan guru sejarah waktu aku SMA dulu. "Temenan sama mantan itu pasti gagal, salah satu pihak pasti akan ada rasa, hanya saja ditutupin yok, percaya deh sama gua." lanjut Fika. Perdebatan mantan itulah yang menutup pertemuan kami kali ini.

Hari demi hari aku dan Fika sering bertemu, entah untuk nongkrong atau mungkin untuk menemaninya pergi membeli barang. Seakan-akan kita memang ditakdirkan bareng, kemana-mana selalu bersama. Mulai dari menemani Fika membeli kado untuk ulang tahunnya Vina, sampai membeli daging sapi ke pasar yang akan dimasak untuk ayahnya. Orangtuanya Fika bercerai pada saat Fika menginjak bangku SMA, dan ibunya tinggal di luar kota. Sedangkan Fika tinggal dengan ayah dan kucingnya, itulah kenapa terkadang Fika sering memasak untuk ayahnya dan sibuk merawat kucingnya. Jacob adalah nama kucing yang ia rawat semenjak SMA, kucing jantan dengan bulu oranye yang dapat dipastikan Jacob adalah kucing berjiwa petarung.

Cerita Pendek - MissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang