AFILIASI

92 14 4
                                    

pacta sunt servanda  (agreements must be kept)

Alunan suara violin mulai menusuk telinga semua orang, and the party begin. Ian dikenal sebagai orang yang romantis dan tidak salah, di perayaan ulang tahun pernikahannya ke lima dia memutar waltz dan mengajak istrinya berdansa. Tiga jam setelah pemberkatan dia memutar lagu gold digger dan lima tahun setelahnya ia memutar waltz no 2, sebuah character development.

So Hee mengernyitkan dahi dan tersenyum ketika suaminya mengulurkan tangan untuk mengajaknya berdansa. Ia menatap Irene dan Mino bergantian.

"Kalian berdua yang tak punya pasangan bisa berdansa bersama" ucap So Hee lalu berjalan mengikuti suaminya. Irene memiringkan kepalanya menatapnya dengan tatapan tak percaya. Menurutnya sahabatnya memang tidak normal tapi ia pikir tidak sampai di tahap ini. Jelas-jelas So Hee tahu jika mereka adalah orang asing.

Saran So Hee tak digubris sama sekali oleh dua temannya, Irene sibuk sendiri dengan ponselnya meskipun sesekali ia melihat ke arah So Hee, dan tersenyum menatapnya. Sementara Mino juga sama sibuk dengan ponsel dan sesekali melihat sekelilingnya, ia juga tidak sedang dalam suasana hati yang ingin berbincang beramah tamah dengan orang lain. Namun, keadaan memaksanya. Matanya menangkap beberapa perempuan yang tengah menatap ke arahnya dan dia sudah mulai merasakan jika salah satu atau dua di antara mereka akan mendekat ke arahnya dan dugaannya benar. Ia melihat seorang perempuan seusianya dengan long dress berwarna merah berjalan ke arahnya.

"Sekali lagi aku minta maaf atas nama sepupuku. Dia memang sedikit rebel, orang tuanya baru saja bercerai.

"tidak masalah karena aku tidak jadi dijebloskan ke dalam penjara" balas Irene mengalihkan pandangannya dari ponsel untuk menatap pria itu.

"kemarin kita belum berkenalan secara proper, aku Song Mino" ucap Mino tersenyum pada Irene dan sedikit melirik ke arah beberapa perempuan yang tadi terus melihat ke arahnya. Dan orang yang berjalan semakin dekat dengan tempat ia duduk.

"Bae Joohyun, biasa dipanggil Irene" balas Irene balas tersenyum.

"aku cukup sering hangout atau datang ke acara mereka, tapi aku belum pernah melihatmu" ucap Mino berusaha memperpanjang percakapan, agar ia tampak akrab dan dekat dengan Irene sehingga dua perempuan yang berjalan ke arahnya membatalkan niat mereka.

"aku baru kembali ke Korea sebulan yang lalu dan baru sekitar dua minggu tiba di Seoul" balas Irene membuat Mino mengangguk.

Dua perempuan menyapa mereka berdua, satu orang mengambil tempat duduk di samping Mino dan satu lagi duduk di samping Irene. Bahkan belum ada lima detik dua perempuan itu duduk, Mino mengulurkan tangannya pada Irene dan memberi kode dengan tatapannya untuk mengajak Irene berdansa, usul So Hee dipakai oleh Mino untuk menghindari perempuan yang berusaha mendekatinya. Irene menaikkan alisnya karena terlalu tiba-tiba.

"Let's see how well you dance" ucap Mino seraya berdiri, berusaha semaksimal mungkin memaksa perempuan itu untuk pergi dari sana.

Irene tidak sepolos itu, tentu saja ia langsung paham jika pria itu punya agenda tersembunyi. Tapi tetap saja ia mengikuti pria itu, ia bahkan tak sadar tangannya digengam sampai di area para pasangan berdansa.

"mereka siapa? Sampai kau menyeret orang asing untuk berdansa bersama" ucap Irene menatap Mino yang juga menatapnya.

"lebih baik mengajak orang asing dibanding mengajak orang yang obsess pada kita. Akan muncul banyak cerita, jika aku duduk bersama mereka" balas Mino.

"oh, obsess. You are that GOOD?" ucap Irene sedikit mendramatisir.

"You'll see" balas Mino merentangkan tangan kanannya mengangkat tangan kiri Irene mensejajarkan dengan bahu mereka berdua, sementara tangan kirinya menarik pinggang perempuan itu agar lebih dekat dengannya. Irene menatap pria itu, ia sedikit tersenyum lalu meletakan tangan kanannya ke bahu kiri Mino.

Heal & ValidateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang