Suasana mendadak hening. Keduanya terdiam saling menatap kedepan. Hanya di rasakannya sayup angin kencang yang melintas di udara.
Angga melirik Kevin sekilas, "Masih ada dua bulan lagi." Angga membulatkan matanya saat mendengar perkataan Kevin itu.
Kevin menghela napasnya panjang, "Dia masih belum suka sama gue. Apa kayaknya dia beneran nggak bakal bisa suka gue?"
Angga menggeleng, "Enggak gitu, Vin. Waktu bakal jalanin semuanya kok, gue yakin, Senja.. nantinya bisa suka sama lo."
"Kapan? Bakal waktu itu abis? Sia sia banget dong hubungan tiga bulan gue itu?"
Angga menatap Kevin tajam, "Lo terlalu ovt."
"Tapi itu kenyatannya." Kevin berbalik menatap Angga tajam, "Cintanya.. udah abis sama lo, Ngga."
Angga menyipitkan matanya terkejut, namun sedikit merasa jengkel akan pengakuan ngawur Kevin itu.
"Udah segalanya tau, tapi tetep kekeuh rebut," sarkas Angga sambil mengangkat kedua bahunya santai.
Sontak Kevin langsung melayangkan tatapan melotot sengit. Angga mengedipkan sebelah matanya sambil menjulurkan lidah jahil.
"Waras apa waras itu?" cetus Angga sinis.
Kevin memalingkan wajahnya kearah lain. Perkataan Angga benar benar membuatnya merasa jengkel.
"Huh, sialan!" umpat Kevin pelan.
Angga menoleh sambil tersenyum, "Yo!" Angga memegang bahu Kevin, "Semua ini udah ada jalan ceritanya, jadi it's no problem lah," ujar Angga.
"Iya, lo bener," senyum Kevin pahit.
Angga kembali pada posisinya, menatap jalanan kota ramai dari sini. Ia tak memudarkan senyumannya, sampai mulai teringat sesuatu lagi.
"Oh ya, btw, semalem Shafira dateng ke mimpi gue lho," beritahu Angga. "Di gue juga."
Mata Angga menerjap. "Iya, kah? Wah bagus dong! Ngomong apa aja dia ke lo?" tanya Angga penasaran.
"Iya gitu gitu aja." Angga memandangnya sinis, tak puas akan pernyataan Kevin itu. Kevin menyadarinya dan menghela napas sejenak.
"Sapaan plus ucapan selamat doang," singkat Kevin.
Angga menatapnya tak yakin, "Enggak percaya gue."
"Terserah."
"Pasti lo bakal lari meluk dia di mimpi malam itu," tebak Angga tepat sasaran, Kevin diam tak membalas.
"Lo nggak perlu gengsi di gue lagi, Kevin. Lubuk hati lo yang paling dalem itu udah gue pahami."
"Shafira juga cerita kalo dia bangga banget sama lo. Lo berhasil memimpin resmi Xneard's dan.." mata Angga berbinar pada satu nama yang terkunci di dalam hatinya, "Dia bangga kalo lo bisa bersanding dengan Senja yang sebagai Queen-nya."
Mata Kevin sontak membulat tak percaya, ia langsung menoleh kearah Angga. Angga tersenyum padanya.
"Itu faktanya, Kevin."
Lalu, keduanya saling terdiam seketika. Keheningan mulai menyelimuti suasana hati mereka lagi.
"Apa di mimpi, lo sering ketemu Jevano sama Dimas?" tanya Angga, Kevin menggeleng akan pertanyaan itu.
Angga menghela napasnya, "Ternyata sama ya."
Kevin menoleh, "Enggak gue nggak lo, Jevano sama Dimas emang jarang banget ngunjungi kita, apa dia anti antian ke kita juga, ya?"
"Di gue nggak samsek tuh," celetuk Kevin. Angga mengernyitkan alisnya. "Sekilasan ada lah pasti, itu bukan nggak samsek berarti," ujar Angga.
Dan ya, Kevin teringat. Ia pernah melihat seputar kilasan Jevano dan Dimas yang tertawa ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUSK BOUT S2
RomanceAbout war it's really? Really Dusk Bout? Tiga takdir yang nyata benar adanya mengakibatkan selisih cinta lahirnya sebuah kisah peperangan. Cinta adalah awal dari kebencian dan kebencian itu lahir untuk melindungi cinta, tetapi ini bukan s...